Dina Dan Mira - Kumpulan Artikel Cerita Seks Terbaru

Update Terbaru

Kumpulan Artikel Cerita Seks Terbaru

Kumpulan Cerita Seks & Foto Bugil Terbaru

Minggu, 16 Februari 2020

Dina Dan Mira

Image result for cewek indo seksi
Mira ( Ilustrasi )

Namaku riko, pekerja swasta dengan penghasilan pas-pasan. Ga ganteng, juga ga jelek amatlah, sepadan dengan Dina, istriku, 25 tahun, tinggi 160 BB 55 kg dengan tubuh yang biasa saja. Tidak ad yang bisa dibanggakan dari dina kecuali sifatnya yang manja. Dina selalu mengenakan jilbab besar saat keluar rumah, meski kadang justru di dalamnya dia tak mengenakan apa-apa lagi. Kami menikah sudah 3 tahun, belum dikaruniai anak, meski hampir setiap hari kami berusaha.
Hari ini adik istriku nenikah, dan kami sedang bersiap untuk menjadi pengiring temanten. Karena dirasa masih cukup waktu aku dan dina secara spontan memulai aktifitas bercinta. Setelah beberapa saat pemanasan istriku memohon agar penisku segera mengisi vaginanya, dengan manja dia berkata "papaaaah, masukiiiiin...."
Aku segera memposisikan badanku dihadapanya, kutempelkan penisku dan secara perlahan kudorong memenuhi rongga vaginanya. Penisku berukuran standar, 15 cm diameter 5 cm. Cukuplah untuk membuat istriku mengeliat setiap malam.
Satu hal yang kusukai saat bercinta dengan istriku adalah melihat expresi wajahnya ketika penisku menusuk kedalam memeknya dan perlahan keluar kembali, matanya yang sayu dengan mengangkat dagu dan paydaranya, sungguh indah...
Mmmmmh.... mmmmmh.... dina menggumam merasakan nikmat di vaginanya. Dan "dug dug dug, ayooooo.... brangkaaaaat. Lama amat dandanya..." teriak ibu kami dari luar kamar meminta kami untuk segera bergabung bersama rombongan.
Dina: papah tunggu.... lanjutiiìin....
Aku: udah mau berangkat mamaaah,
(Dina melingkarkan kakinya padaku)
Dina: bentar lagi ayo papah goyaaaang...
(Merubah tempo dan mempercepat sodokan di vaginanya) cepak cepak cepak,, hmmmh... hmmmmh.... nafas dina tak beraturan. "Dinaaaaa, rikoooooo,.... ayooooo brangkat" triak ibuku dari depan rumah.
Sial pikirku, kuputuskan untuk mengakhiri percintaan pagi ini. Segera kucabut penisku, dan kutata baju dan celanaku. Sementara raut kekecewaan nampak jelas terpancar dari wajah istriku. Setelah mengenakan pakaian lengkap kami segera keluar, sayangnya kendaraan lain telah berangkat tersisa satu kendaraan barang, pwnuh pula. Kuajak istriku untuk segera menaiki kendaraan itu, minibus jenis Elf dengan banyak barang bawaan didalamnya. "Ayok mah naik,"., diam istriku langsung menuju depan dan aku mengikutinya. Sial, seat depan sudah didukuki 2 orang, tinggal 1 dan belakang sudah penuh. Setelah istriku naik, akupun berusaha naik,, saat itulah istriku melihatku sambil melotot dan berkata "papah, be-la-kang....". Tapi penuh mah, jawabku. Istriku hanya merespon dengan melotot..!
Kukutup pintunya dan aku berjalan ke belakang, yah sudahlah, batinku. Mungkin karena hasratnya belum tuntas aku yang harus menanggungnya. Akupun menaiki kendaraan itu, sedikit kusisihkan barang-barang didalmnya supaya aku bisa duduk. Yah, cukuplah. Pojok kiri seat belakang....
Saat kendaraan akan berangkat dari kejauan terlihat mira berjalan terburu-buru, setengah berteriak dia meminta tumpangan. Ya, mira adalah tetanggaku yang juga menjadi batur temanten hari ini. Sedikit gambaran, mira adalah wanita yang diidolakan di daerahku, usianya sama dengan dina istriku, hanya saja dia telah menikah saat lulus SMA dan sekarang memiliki anak usia TK. Beruntung kirman, suami mira. Dengan pekerjaan sebagai sopir dia bisa mendapatkan gadis idola pada saat itu.
Mira melihat keadaan kendaraan ini, seat depan terisi penuh oleh istriku dan tetangga lainnya, seat belakang penuh dengan barang-barang. Bisa sih duduk, tapi harus berdempetan denganku. Tanpa pikir panjang mira memilih tempat belakang, dia segera naik dan tanpa duduk memberikan komando kepada pak sopir untuk segera berangkat. Karena kebelet pipis, mira harus meninggalkan anaknya di mobil lain bersama teman sebaya anaknya, yang mana mobil itu telah berangkat terlebih dahulu.
Setelah mobil berangkat mira masih belum memutuskan dimana dia akan duduk, seat mana yang akan dia bersihkan dan dijadikan tempat duduk. Akhirnya kutawari padanya tempat duduk ku, "mir, sini duduk, aku aja yang sandaran disitu..", "ga usah mas riko... aku disini aja"
Beberapa saat kemudian kutawari kembali mira untuk duduk,
Aku: mir, ga capek sandaran disitu?
Mira: ya capek mas, emang bisa diusahain ad tempat lain?
Setelah kulihat-lihat, memang tidak ada lagi yang bisa digeser.
Aku: sini, duduk aja ditempatku.
Mira: trus kamu dimana?
Aku: ya aku nyandar disitu lah
Mira: ah ga usah mas, kuat kok aku.
Perjalanan ini akan memakan waktu 4 sampai 5 jam, adik iparku mendapatkan calon saat kuliah bersama, yah.. jodoh, jauh juga gpp asal cinta.
Aku: lama lo mir, masih jauh ini
Mira: kasian sampean aku mas, udah gpp. Ato mira dipangku aja sama mas riko gimana? Biar sama-sama enak.
Deg, istriku denger ga ya d depan. Mira memang terkenal sebagai wanita penggoda, dengan suami seorang sopir antar kota, bisa dikatakan sawah mira jarang diolah oleh suaminya. Bahkan beredar kabar suami mira telah menikah lagi dan sudah hampir 6 bulan tidak pulang kerumah mira.
Mangku mira, lumayan ni... kapan lagi mangku wanita secantik dan sebahenol mira. Mira memang telah memiliki satu anak, TK. Tp tubuhnya masih ssmpurna, payudaranya tidak besar memang, tp belahan pantatnya... beuh, menggoda.
Aku: agak teriak, "maaah, aku mangku mira boleh maah?"
Istriku diam, nampaknya dia sudah tertidur, atau mungkin dia masih dongkol karena belum mendapatkan orgasme tadi.
Aku: ya deh mir, sini aku pangku.
Perlahan dia mendekat sambil matanya menggoda kemudian memposisikan diri diatasku.
Aku: berat juga kamu ya,
Mira: aih, beraninya bilang aku gendut. (Mencubit pahaku yang berada di bawah pahanya)
Mira mengenakan baju muslim berjilbab, roknya lebar sehingga menutupi bagian bawah tubuhku)
Aku: siapa yang bilang kamu gendut, aku kan bilang kamu lumayan berat, gendud sih dibagian yang diharapkan kok. (Semoga istriku tidak mendengarnya, suara mesin dan jarak memang jika hanya mengobrol ringan tidak akan terdengar oleh istriku)
Kali ini mira mencubit lebih ke pangkal pahaku, (aih, pekik ku. Klo kena yang lainnya gimana lo... spontan aku berteriak)
Mira: ya biar dirasain,
Setelah itu kami terdiam, mira memposisikan diri dipangkuanku menyerong kanan, dan aku menyerong kiri. Mira menundukkan kepalanya ke sandaran mobil dan aku bermain HP mengisi kegalauan karena memangku mira. Perlahan penisku mulai menengeras, dan beberapa kali mira menggerakkan pantatnya seakan mencoba mencari dan merasakan sesuatu dengan pantatnya.
Aku mencoba membuka percakapan.
Aku: capek mir?
Mira: eng.. nggak... kok. (Suaranya parau)
Aku: oh, ya sudah (penisku benar-benar mengeras sekeras-kerasnya merasakan gerakan-gerakan mira)
Setelah diam beberapa saat, mira menatapku. "Mas, bantuin aku yah..."
Aku: apa mir? (Mira diam sesaat)
Tiba-tiba tangan mira menjelajah disekitar selangkanganku, membuka resletingku. Menurunkan celana dan celana dalamku. Memang ini yang kuharapkan tapi tidak ditempat dan situasi seperti ini... namun aku menurut saja. Kuangkat pantatku supaya mudah untuk menurukan celana dan celana dalamku.
Aku: kamu yakin mir,
Mira: yakin mas, penis mas riko dari tadi nyenggol vagina mira, mira terangsang mas. Mira masukin ya mas,
Mira memegang penisku dan mengarahkannya ke vaginanya...
Aku: lho.. kamu ga pake cd mir (kurasakan penisku langsung menyentuh vagina mira saat rok lebarnya disingkap untuk menutupi keadaan kami)
Mira: td kena pipis mas, buru-buru biar bisa semobil sama fajar (anaknya) eh, ditinggal juga.
"Blessss..... ooooh... hangatnya... vagina mira....."
Mira menutup matanya, merasakan nikmat di vaginanya.
Saat itu juga seseorang di seat depan menoleh, istriku... ya... istriku. Dia menoleh, menatap tajam kearahku. Jedhaaar....!!! Sial....! Mira hanya tertunduk, diam, tidak bergerak, aku tak tau apakah mira tau istriku berada satu mobil dengan kami. Aq segera menata posisi mira, kuserongkon badanya ke kanan dan aku serong ke kiri lagi. Mira melirikku, "dina di mobil ini to mas", "he eh, jawabku"
Mira: maaf yah mas, biar nanti aku juga minta maaf sama mbak dina.
Aku: udah gpp, trus gimana ini?
Mira: gimana apanya mas?
Aku: ini, kita.
Mira: kita apa mas?
Aku diam, berfikir harus apa aku.
Mira: udah gpp, paling juga ga tau mbak dina klo penis mas riko lagi d dalem. Ueeenak banget mas, penuh rasanya. Coba digoyang dikit..... .... .....
Aaaaah... pekik mira, mobil kami melewati polisi tidur.
Mira: tuh kan, ueeeeenak bener kan rasanya.
Perlahan menggerakkan pinggulnya.... namun segera aku menahan gerakanya. Takut istriku tau pergumulan ini.
Mira: kenapa mas,
Aku: aku takut dina tau klo kamu goyang-goyang mir....
Mira: iya deh,....
Hampir 15 menit penisku di dalam vagina mira, nampak wajah mira memerah menahan gejolak di dalam dirinya. Sedikit gerakan pinggul dan pantat dia buat untuk menciptakan sensasi nikmar di dalam vagina mira... kemudian kurasakan hangat, tubuh mira bedgetar, vaginanya berkedut-kedut. Dia melihatku, tersenyum dan berkata.. "mantab mas.... " sial... bagaimana dia bisa menikmati situasi ini. Penisku memang menegang karena remasan vagina mira, tp hatiku berdebar hebat takut jika dina tau hal ini.
"Ting tung..." hp q berbunyi. Pesan w.a dari dina... segera kubuka dan... oh shit...!
Dina: penis ayah masuk memek mira ya?
Bagaimana dina bisa tau, siaaaal... batinku. Wajahku pusat pasi, mira pun melirikku... parahnya dia tetap membuat gerakan mengapit dan sedikit mengendurkan pahanya... mira seperti wanita yang lama tak bersetubuh dan hari ini dia mendapat penis... memang iya sih, 6 bulan ga ad suami. Ah... "ting tung". Satu pesan lagi dari dina,
Dina: enak ga? Enak mana sama memek mamah?
Whattt....!! Penisku, penis suaminya sedang mengisi vagina mira dan dia bertanya enak atau enggak? Mungkin dia masih marah karena kejadian pagi ini...
"Aaaaaah......" mira kembali meleguh.. ini adalah orgasme keduanya... "enak banget mas penismu.. oh, aku bisa ketagihan kalo gini..." ucap mira lirih...
Ting tung
Dina: papah....
Dina: papaaaaaah...... enak bener ya punya mira, sampe-sampe g bales chat mamah.
Dina: papah
Dina terus saja mengiriniku pesan, sedang aku tak tau harus membalas apa.. akhirnya akupun berusaha menjawabnya
Aku: iya mah, penis papah di dalem memek mira. Tp ini ga sengaja mah, mira ga pake cd karena cdnya kena pipis td. Trus buru-buru balik mobil, biar bisa bareng fajar, eh tetep ditinggal. Akhirnya ikut mobil kita, karena udah penuh terpaksa mira papah pangku, eh ga sengaja penis papah tiba-tiba udah masuk memek mira.
Dina: emang penis punya mata, punya tangan, punya kaki bisa nyari memek sendiri.
Aku: ya ga gitu juga mah, mamah jangan marah ya... ini udah dicabut kok penis papah.
Dina: lhoh.. sapa yang nyuruh cabut. Dienakin aja pah, MUM PUNG ADA....!!!
"Aaaaah...." mira mendesah untuk ketiga kalinya... vaginanya berkedut-kedut. Penis kamu enak banget sih maaaas.... ucap mira. Kini keringatnya sudah mulai nampak, meski ac mobil ini sangat dingin tp tercetak bekas keringat di dahi punggung dan ketiak mira.
Aku: mir udah ya, dicabut ya...
Mira: lho kenapa mas, kan mas riko belum keluar, memek mira g enak ya...
Aku: bukan begitu, dina tau klo aku ML sm kamu..
Mira: ya emang tau mas.. "aaaaah.....", kan aku juga lagi cha ... ti ... ngan sama dina .., aku keluar lagi mas..
Aku: lhah, maksudnya...? (Bingung)
Mira: udah tenang aja, mira udah pamit kok sama dina, minta tolong mas riko bantuin mira.. "penis mas riko enak banget siiih... aaaaah... hm.....
Aku: jd dari tadi dina tau?
Mira: ya tau lah..., gaya aja tadi, padahal tau dina satu mobil. Hihi...
Aku: liat hp kamu...
Akupun membaca percakapan dina dengan mira...
Dina: mir, kamu ga duduk? Sebelah suamiku ad itu tempat
Mira: ga ah, ntar kamu cemburu lg.
Dina: alaaaah.... ngapain cemburu. Lagi jengkel gw sama riko.
Mira: kenapa? Eh capek juga lo berdiri nyandar gini...
Dina: duduk sana makanya,
Mira: g ah, nunggu ditawarin swamimu...
Dina: swami gw mah kagak mesra, mana dia nawarin duduk.
Mira: nawarin kok, td mau d bikinin tempat buat duduk
Dina: eh tumbenan dia peratian, trus..
Mira: jaim lah gw, eh knp td BT sama riko
Dina: td gw main, blm kelar, udah d cabut. Ga dongkol gimana...
Mira: hahahahaha.... lu mah enak masih dikunjungin. Gw 6 bulan kagak disentuh
Dina: tuh swami guwe, kalo mau.
Mira: lah, lu nawarin sapa kek, masak swami sendiri ditawarin? Nyesel loh klo gw mau... hahaha
Dina: udah gpp, tp jangan sampe swami gw keluar ya. Masukin aja, itung-itung ganti dongkol tadi pagi
Mira: ya dah, gw duduk dulu. Mau dipangku sama swami loh... hahaha... minjem swami lo bentar ya noooon...
Dina: lu dudukin bntar paling juga udah ngaceng swami gw, secara td pagi ga tuntas juga dia..
Mira: lah kok .. kenapa.?
Dina: udah, spik dulu swami guweh, inget jangan sampe swami guwe keluar...!!
Mira: siyap boooos.....
......
Mira: penis swami lo gede juga... kerasa penuh memek gw
Dina: udah? Udah masuk?
Mira: he eh, enak banget din. Gila...g d goyang aja rasanya kayak gini
Dina: eh buset, seriusan lu.
Mira: lah, kan lu ndiri yg nyuh gw ML ma laki lu..
Dina: iya juga sih, trus trus.
Mira: eh swami lo takut tuh ketauan elo... hahaha. Gw goyang dia diem aja...
Dina: tangannya kemana itu?
Mira: megang hape, chating ma lu ya?
Dina: yah... nganggur donk tete lu mir...
Mira: hahaha... iya nih. Penis udah dapet memek, tangannya ga megang tete.. cemen banget swami lo din.
Dina: ya pinternya lu aja kaaan... dah keluar mir?
Mira: udah din, dah 2 kali gw orgasme. Penis laki lu manteb banget, keras kayak kayu...
Dina: jiah... lu aja kali 6 bulan g dipake.
Mira: din.. gw kluar 3 kali.. enak banget din
Dina: ih basah guweee..... penis swami guwe masih nancep memek lu?
Mira: ya masih lah...
Dina: awass....! Jangan sampe swami gwe keluar ya....!!
Mira: iya diiiiin.... gw mau keluar lg kayaknya....
"Aaaaah....." sesaat setelah aku membaca chat dina dan mira. Mira meleguh kembali, kali ini badannya bergetar-getar, cairan vagina mira lebih banyak dari orgasme sebelumnya.
Aku: jadi kalian sekongkol ya dr awal...?
Mira: "tidak merespon, sedikit memalingkan muka kearahku menunjukkan muka memelas, merona, tampak dia sangat lelah, seperti wanita yang sedang mabuk alkohol, itulah wajah mira saat ini"
Aku: mir..?
Mira: makasih ya mas,,, aku puas banget.
Aku: eh, aku belum keluar
Mira: kata mbak dina kan emang g boleh sampe keluar.? Mas riko mau dikeluarin? Mira capek banget mas, mas usaha sendiri ya...
Aku yang mulai menyadari keadaan ini mulai berani untuk memegang buah dada mira, tanganku segera mencari jalan untuk bisa memegang buah dada mira..
Setelah ketemu kucari putinyanya, kupelintir-pelintir, mira hanya meleguh pelan "hmmm.... hmmmm..... " mulai kugerakkan penisku sedikit maju dan mundur dari memek mira.. karena kelelahan mira hanya mengeliatkan pinggulnya... nikmat mulai kurasakan dan tiba-tiba mobil berbelok ke arah pom. Istriku berteriak "Mir, gantian ya.. kamu pindah depan". Istriku segera turun menuju kamar kecil...
HAAAAA......!!!!!
Aku: mir.. aku belum keluar
Mira: aku udah 5 kali mas... hihihi (tersipu) sambil sedikit berdiri namun kutahan agar penisku tak tercabut dari memek mira.
Aku: trus gimana ini?
Mira: kan udah mira kasih kesempatan tadi, mas aja yang lama dan ga manfaatin kesempatan yang mira kasih.
Aku: tapi kaaan....
Mira berdiri dan cepuk, penisku keluar. Aaah... dingiiiin. Penisku merasakan dingin... segera kusembunyikan supaya yang lain tidak mengetahuinya. Saat berjalan kulihat cairan kenikmatan mira menempel banyak sekali di rok mira.. makasih ya mas, super enak. Kapan-kapan lagi ya... ucap mira.
Kulihat istriku berjalan mendekati mobil, ah.. jadi apa aku setelah ini. Mungkin akan dihajar habis2an oleh istriku..
Dina: pah.. (sambil melotot masuk, dan menutup pintu mobil), enak..?
Mobilpun berangkat melanjutkan perjalanan.
Aku: apanya mah? (Dina duduk dipangkuanku, merangkulku dan mencium leherku) ah.. mereka kan suami istri. Mungkin itulah batin pak sopir dan 2 penumpang lainnya. Tidak termasuk mira...
Dina: me mek mi ra . Enak?
Aku: .......... masih enak punya mamah
Dina: udah keluar belum? (Meraba penisku) ih.. masih keras. (Seperti mira, dina membuka celana dan menurunkan celana dan celana dalamku)
Aku: mah... ngapain?
Dina: nglanjutin yang tadi lah paaaah... mira aja kluar 5 kali, mamah belum... ayok sudah. (Memegang dan memasukkan penisku ke vaginanya) aaaaah.... kok beda sih, lebih gede pah... keras...
Memeknya sangat basah, mungkin bernafsu membayangkan aku dan mira.
Aku: mah, jangan keras2, nanti kedenger yang lain.
Dina: (memegang dan mengarahkan tanganku ke payudaranya) pelintir paaaaah.... ooooh... enak banget sih paaah.. beda banget penis papaaah...
Aku: lho mah, kok ga ada?
Dina: iya pah, udah aq lepas td d toilet. Aaaaaah.... aku keluar paaaah...
Tidak sampai 2 menit dina orgasme, mungkin karena tadi pagi, mungkin karena terlalu bernafsu. Kulanjutkan pelintiranku diputingnya.. posisi kami berbeda dengan saat bersama mira, kami bergumul lebih leluasa. Bagian bawah tertutup rok istriku yang lebar. Dina menundukkan badanya, menyandarkan badanya ke badanku.. dan aaaaaah...... orgasme keduanya... kami diam sejenak.
Dengan penis masih di dalam vagina istriku kami bercanda dan ngoblol santai..
Dina: gmn mira pah? Kok papah ga keluar?
Aku: ya biasa aja sih mah, kan sama mamah g boleh keluar sama mira.
Dina: ih papaaaah... nurut amat
Aku: dalam hati (bukan ga keluar, tp g bisa keluar karena keadaan, ah sudahlah, yang penting istriku bahagia)
Aku: iya dooonk, sperma papah hanya untuk mamah. (Sambil tanganku masih bermain di payudaranya)
Dina: pah, kluarin donk.
Aku: siyap maaah, siyap2 ya mah.
Kuatur posisiku supaya mudah untuk bergerak, kumaju mundurkan penisku dengan sedikit gerakan, dina merintih menggoyang pinggulnya msnikmati tusukanku, "paaaaah.. agak cepet, mamah mau keluar lagi". Apa daya gerakan terbatas, akhirnya istriku yang berinisiatif untuk bedgoyang dan "Aaaah......, kemudian tertawa renyah.. hihihihi,.. menjulurkan lidah tanda menggoda" aku keluar pah, uweeeenak loooo... hihihi. Ucapnya...
Mulai terdengar suara musik dangdut, whattt....!!
Dina: pah, maaf yaaaa.... dah nyampek nih. Lanjut nanti pulangnya yah...
Aku: what...!!
Mobilpun berhenti, kami rombongan turun, dina langsung bergandengan dengan mira, masih terlihat jelas cetakan kenikmatan di rok mereka berdua. Entahlah apa yang akan orang pikirkan... ah sudah lah. Nasib.. kentang.

Dina
Semenjak kejadian hari itu, mira jadi sering kerumahku. Bahkan bersama anaknya mereka sering menginap dirumahku, maklum... swaminya jarang pulang kerumah, jadilah aku membagi swamiku dengan mira. Aq melamar pekerjaan di beberapa tempat hingga akhirnya aku diterima bekerja di perusahaan besar, setelah diterima aku dijadwalkan mengikuti pelatihan di luar kota selama 4 hari. Bersama teman satu penerimaan denganku, joko namanya. Cukup atletis sih, tinggi, ganteng juga kalo diperhatiin.
Hari ini aq akan berangkat ke luar kota, dibantu swamiku dan mira aku beberes perlengkapan untuk 4 hari. Dan tentunya aku dan swamiku bercinta hebat sebelum aku berangkat. Meski hari lain kami telah terbiasa bercinta bersama mira juga, tp hari ini adalah hari spesial buatku dan swamiku.
Jam 4 sore kendaraan kantor tiba di depan rumahku, joko teman satu penerimaan denganku turun dan bersamalan dengan swamiku dan mira. Setelah barang bawaan masuk mobil kamipun berangkat, diperjalanan joko sempat menanyakan wanita cantik yang ada dirumahku...
Joko: mbak, itu tadi siapa ya dirumah?
Aku: swamiku lah.
Joko: bukan mbak, klo swami mbak dah tau saya, kan tadi pamitan pake cium tangan segala.
Aku: oh, itu td mira. Tetanggaku.. knapa jok?
Joko: cantik mbak, kenalin donk.
Aku: boleeeh... ntar pulang aku kenalin.
Joko: sip... makasih mbak.
..... beberapa saat
Joko: eh mbak...
Aku: apa jok (chating sama swami)
Joko: ga jadi mbak...
......
Kuperkirakan usia joko 2 atau 3 thun dibawahku, dan ternyata joko jauh dibawahku.. dia masih berusia 20 tahun. Pantas saja kikuk ngobrol sama cewek cantik... "memuji diri sendiri..". Setibanya di penginapan kami menurunkan bawaan kami masing2.. meski joko sok sokan nawarin mau bawain ke kamar sih. Oh ya, kami hanya disediakan satu kamar. Jadi aq dan joko akan tidur satu ranjang, itupun juga sudah diketahui swamiku sehingga swamiku memberiku obat tidur untuk diberikan kepada joko agar aku tidak diperkosa oleh joko. Mau sih diperkosa sama joko... hihihi, batin ku.
Setibanya di kamar. tidak sesuai harapanku. Kami memang tidur satu kamar, namun ad 2 kasur yg terpisah sekitar 2 meter. Yah, batal dapet sperma brondong. Malam itu tidak ad yang akan terjadi, joko kikuk dengan dirinya sendiri dan aku sibuk chat dengan swamiku.
Beberapa kali joko memang memang mencuri pandang melihatku, aku yang biasanya mengenakan jilbab lebar hari ini bersama joko hanya mengenakan daster tidur tipis. Tentu saja joko akan menelan ludah saat melihatku.. akupun mengirim pesan kepada swamiku...
Aku: 2 kasur yah...
Swami: syukur deh, hahaha. Udah dikasi obat tidurnya?
Aku: kagak lah, paling bntar lg juga tewas tuh anak.. papah lagi apa ini?
S: nonton tv aja sama mira, sama jefri (anaknya)
Aku: iiiiih... pasti abis ini main?
S: tau deh, klo mira minta ya papah kasih.
Aku: iya deh, mamah tidur dulu klo gitu. Spermanya jangan diabisin sama mira, sisain buat mamah ya pah... hahaha
S: yeee.... mana bisa abis. Produksi terus ini sperma. Ya deh mah, met bobo yah...muah
Aku: muah juga kontol enak... hahaha
Akhirnya karena sudah malam kamipun tidur, dikasur kami masing2...
Pagi harinya aku bangun lebih dulu, kulihat gundukan besar tercetak dicelananya.. ya tuhan, sebesar apa itu? Pikirku...
Ah sudahlah, waktunya bekerja.. kubangunkan joko. Sulit sekali, sampai2 aku harus menggunakan air untuk membangunkanya. Setelah itu kami beberes dan berangkat mengikuti seminar, seminar berakhir cukup sore, tidak ad waktu jalan2 dan kami langsung ke penginapan.
Saat itu joko membawa kenalanya dalam seminar, satu kantor beda cabang, budi namanya.. agak sok sih. Matanya itu... bikin risih. Pas juga aku make daster tipis, klo joko sih gapapa lah.. hihi. Hingga akhirnya kukatakan pada joko jika ingin ngobrol turun aja ke loby... joko pun menuruti permintaanku dan keluar bersama budi.
Yah.. kesepian, kucoba hubungi swamiku sekedar bertanya kabar. Diapun mengingatkanku untuk menaruh obat tidur di minuman joko. Yess... sudah kutaruh. Tinggal tunggu joko minum dan aku bisa tidur dengan tenang. Benar saja, joko masuk kamar langsung meminum minumanya dan tak berselang diapun tertidur.
Aku yang biasanya tiap malam bercinta, dan malam ini tidak melakukannya akhirnya tidak bisa tidur. Akupun masturbasi sambil video call dengan swamiku yang saat itu bercinta dengan mira, oh indahnya jika penis itu ada disini. Kulirik joko dia tertidur sangat pulas... akupun tertidur.
Esok harinya masih sama, lebih susah dari kemaren untuk bangunin joko. Mungkin karena pengaruh obat tidur juga,, sebenarnya aku sangat penasaran dengan penis joko, dan kuberanikan untuk membuka celananya... gede sih, gede dikit punya joko dari swamiku. Ah, paling rasanya sama. Kutepis keinginan untuk bercinta pagi ini dan berlanjut membangunkan joko.
Setelah bangun kami bersiap dan mengikuti seminar untuk hari ke 2.. seperti kemaren. sore hari seminar telah berakhir. Aku segera kembali ke kamar dan meneteskan obat tidur diminuman joko. Sialnya hari itu joko dan budi yang meminum obat tidur tersebut, jadilah malam itu aku tidur sekamar dengan 2 pria. Joko di kasurnya dan budi di sofa kamar.. karena terlalu lelah setelah telfon swami akupun pamir tidur.
"Ahhhh... kurasakan nikmat ditubuhku. Memekku terasa penuh, oooooh... bercinta, aku sedang bercinta... aaaah.... akupun keluar..."
Pagi hari kulihat joko masih tertidur, namun budi sudah tidak ada di ruangan. Kurasakan lelehan lengket dipahaku, ketika kuteliti nampak jika lelehan dipahaku adalah sperma, sial.. semalam bukan mimpi. Budi pasti telah menyetubuhiku, awas kalo ketemu lagi...!!
Ah sudahlah, aku segera mandi dan membangunkan joko. Ni anak susah banget dibangunin, aku belum puas karena diam2 budi menyetubuhiku, ide gilapun muncul. Kukeluarlan penis joko dan ku kulum pelan sambil meraba vaginaku, oh basah, vaginaku basah. Ku kocok vaginaku membayangkan penis joko didalamnya...
"akupun keluar... aaaaaah.... nikmatnya....."
Kubangunkan joko dengan air lagi dan kuminta segera bersiap, ingin rasanya mandi bareng joko. "Hmmmm.... dasar anak lugu. Ada memek nganggur ga dipake. Untung tu si budi..." gumamku.
Hari ke 3 materi tidak terlalu berat, seminar diakhiri jam 2 siang. Akupun bergegas kembali ke kamar karena cuaca diluar sangat terik, aq tiba di kamar terlebih dahulu. Kemudian joko, kemudian .... budi? Mana dia? Sial, udah dapet memek g berani muncul.. akupun bertanya pada joko.
Aku: jok, mana budi
Joko: jalan2 sama temennya mbak, kenapa?
A. Gpp jok, ya udah. Rehat sana.
J. Iya mbak.
Akupun kemudian mandi, dengan memakai handuk aku keluar memamerkan tubuhku. Joko hanya melirik2 kecil tubuhku. Akupun melirik gumpalan besar di celananya.. setelah itu aku berganti daster tipis untuk tidur. Joko memandangiku tak berkedip... ada kepuasan tersendiri dalam hatiku. Hingga...
J. Mbak...
A. Apa jok?
J. G jalan2 mbak, mumpung masih sore
A. G ah jok, capek. Mau tidur aja...
J. Iya mbak...
Akupun tertidur....
.....
Aku merasakan sentuhan2 nikmat dipangkal pahaku, ah... joko akhirnya mengerti keinginanku. Sedikit kubuka mataku dan... "BUDI....!!!" Aku berteriak dan menendangnya sekuat tenaga... kuambil barang seadanya untuk memukulnya. Budipun berlari keluar kamar...
Kucoba menenangkan diri sejenak, enak aja mau memek guwe lagi.. hah. Gw maunya joko, bukan elu budi... dalam hatiku.
Beberapa saat kemudian pintu dibuka, oh... joko. Syukurlah, ternyata dia keluar sebentar untuk membeli makanan. Perhatian juga dia...
Diam2 kumasukkan obat tidur lagi diminuman joko, dan tanpa sadar joko meminumnya.. selang beberapa saat jokopun tertidur. Ah... kenapa sekarang aku kasinya. Jadi ga ada temen ngobrol kan... dan yang pasti swamiku pasti sedang bercinta dengab mira. Coba chat aja deh...
Aku. Pah...
Papah. Ya mah....
A. Lg apa pah?
P. Diem aja sih dikamar, nonton tv
A. Mira mana?
P. Dirumahnya, swaminya pulang.
A. E ciyeeee.... ad duda baru ni ye.. (godaku pada swamiku karena malam ini tak ada memek untuk dia nikmati)
.... setelah beberapa percakapan yang menjurus akupun jadi terangsang. Kulirik joko sangat pulas...
A. Ih pah, horni berat nih
P. Sabaaar, besuk lusa kita puasin deeh...
A. Aku maunya sekarang papah, papah sini yah.. udah basah memek mamah..
Cekrek.. kuambil foto memek dan kukirimkan swamiku.
P. Oh.. memek indah. Sini papah jilat... oh.. enak mah.
A. Iya pah, oh... kontol papah enak (memainkan memek) eh pah, maaf ya pah. Mamah ad ide nih..
P. Apa mah?
Karena hasrat yang belum terpenuhi otakku dipenuhi ide2 aneh untuk memenuhi hasrat ku ini. Kudekati joko, kutampar2 pipinya ringan, kugoyang2 tidak bangun. Akhirnya kubuka celana kolornya.. kukeluarkan penisnya dan kukocok pelan, saat sudah menegang kupegang dan kufoto, kukirimkan swamiku.
A. Pah, gede ga (foto penis joko)
P. Mah, kok... Mamah lagi main sama joko?
A. Ga kok pah (cekrek, kufoto joko yang tertidur pulas dan kukirimkan) tuh joko lagi tidur, kena obat tidur pah.
P. Ooooh... trus mau diapain itu kontol joko? Gede sih, sama kek punya papah.
A. (Kukulum penis joko dan kufoto lagi) gedean punya joko pah...
Ah... memek ku basah, sangat basah. Sejenak kuturunkan HP q dan bermain dengan penis joko... ku kocok dari pelan hingga cepat dan croot crooot crooooot.... penis joko memuntahkan spermanya... kukulum dan kujilati hingga bersih.. tak lupa kufoto dan kukirimkan tiap prosesnya. Swamiku mengaku sangat terangsang dan onani hingga ngecrot... tak lupa dia kirimkan foto penisnya padaku. Ah.. ingin rasanya menghabiskan sperma swamiku...
Aku kembali ke kasurku, kutuntaskan masturbasiku hingga aku klimaks... "Ahhhh.... lega rasanya".. ah, masih ad yang kurang. Hasrat ini belum sepenuhnya terpuaskan... ide2 gila terus bermunculan dalam mepalaku... hingga akhirnya aku mengirimkan pesan kepada swamiku..
A. Pah....
S. Apa mah...
A. Penuh paaaah....(kukirim foto penis joko didalam memekku)
Ya... penis joko didalam memekku, aku sudah tak sanggup lagi menahan lonjakan birahiku, kubuka celanya, kukeluarkan penisnya, kukocok hingga berdiri sempurna dan kumasukkan perlahan ke memek ku. Terasa nikmat sekali, aku bergoyang seperti menaiki kuda, kupilin2 putingku, aku sudah telanjang bulat sekarang... aku bergoyang, roboh dipelukan joko, bergoyang lagi hingga kurasakan aku telah 4 kali meraih orgasme.. aku sudah tak sanggup lagi.. kukelurkan penisnya yang masih tegak berdiri. Ku kulum dan kubersihkan dengan tisu basah... kukecup dadanya kecil sambil ku ucap, "makasih ya jok, enak banget, besuk malam lagi yaaa...hihihi". Dan akupun tertidur...

Mbak... mbakk.... mbak dina...
Terasa badanku digoyang2, terdengat samar ada yang memanggilku... setengah sadar akupun menoleh membuka mata. Kudapati Joko mencoba membangunkanku. Tumben sekali joko bangun duluan...
Aku. Iya jok, ad apa?
Joko. Mbak, kita telat. Udah jam 11...
A. Hah.. kok bisa (nampaknya aku terlalu lelah hingga tertidur pulas)
Joko?? hah... setengah tersadar aku mengingat.. aku tidur bugil. Selepas bermain kuda joko aku langsung tertidur.. kaget..! kuteliti keadaanku. Oh, aku dibawah selimut.. selimut?? Aku tak pernah tidur dengan selimut.. joko..? Ya.. pasti joko yang menyelimutiku... bego banget ad cewek telanjang malah diselimutin...
J. Ga tau mbak, badan q rasanya capek banget.
A. Jok.. ini kamu yang nyelimutin mbak?
J. Iya mbak, g enak liatnya mbak telanjang.
A. (Aku berdiri masih berselimut) kmu liat badan mbak jok?
J. Dikit mbak.. maaf
A. (Kuturunkan sedikit selimutku) sedikit? Segini jok?
J. Iya mbak
A. (Kuturunkan lagi hingga payudaraku sedikit terlihat) ato segini?
J. Iya mbak
A. (Kuturunkan selimutku lagi hingga payudaraku terlihat sepenuhnya) liat bener2 jok, segini?? (Agak ku keraskan nadaku)
J. Enggak mbak, se yg tadi mbak.
A. (Kulepaskan selimutku hingga seluruh tubuhku terlihat oleh joko) se yang tadi maksud kamu segini jok?
(Mata joko melotot memandang tubuhku)
J. (Tertunduk) maaf mbak
A. Ya udah mandi sana, hari ini agendanya kan penutupan. Telat dikit ga masalah harusnya.. buruan sana.
Joko segera memasuki kamar mandi, kudengar suara guyuran air dan hening sejenak. Penasaran atas apa yang dilakukan joko langsung saja kugedor pintunya...
A. Joook jooook... buka pintunya...
J. Bentar mbaak...
A. Buruan jooook... mau keluar ini.
Joko segera membuka pintu kamar mandi dan aku segera masuk, kuberjongkok dan weessssss..... pipisku banyak sekali.. nikmat sekali rasanya.., kulihat joko terdiam mematung menutup kemaluannya dengan tangan sambil melihatku yang masih telanjang..
A. Apa lu jok liat2, kayaknya td dah liat badan mbak seutuhnya. Masih kaget aja kayaknya.. udah itu kontol lepasin aja. Kasian kegencet jok, mbak udah nikah.. dah sering liat kontol ngaceng jok.
J. Iya mbak.. (masih menutupi penisnya)
Akupun berdiri dihadapan joko, kupegang tangannya kusingkirkan dan ku raih penisnya yang menegang, ah... benar2 besar. Kukocok perlahan sambil berbisik di telinga joko..
A. Kmu tadi ga kluar2 lagi onani ya jok?
J. Enggak mbak, joko lupa ga bawa anduk. Bingung mau keluar gimana caranya... makanya joko diem aja nunggu badan joko kering mbak.
Sial.. tebakanku meleset. Tak kuduga setelah melihat badan indahku joko tidak melakukan onani... aku yang setengah malu segera melepas penis joko dan meminta joko untuk memandikanku..
A. Jok mandiin mbak ya
J. Iya mbak.
A. Buruan jok, di siram trus di sabun
J. Iya mbak (tertunduk)
A. Lu cemen banget sih jok.. ini apaan lagi dah di bilangin mbak udah sering liat kontol ngaceng juga. Udah lepas itu kontolnya (kupegang tangannya kuarahkan ke payudaraku). Buruan jok.. mandiin mbak.
Jokopun bergerak menyabuni seluruh tubuhku.. oh.. sensasi ini.. nikmat sekali... selesai menyabuni seluruh tubuhku joko menyiramkan air membasuh sabun2 yang menempel ditubuhku, di sapu2 tubuhku dengan tangannya... penisnya yang menegang berkali2 bersentuhan dengan tubuhku. Kupegang penisnya kugesekkan ke memekku...
A. Enak jok...
J. Enak mbak...
A. Mau jok?
Joko hanya diam, lalu kulepas penisnya dan kutinggalkan joko di kamar mandi. Hihi...
A. Buruan jok, ngapain masih dikamar mandi? "Tanyaku pada joko"
J. Joko g bawa anduk mbak.. joko malu
A. Anjrit.. lu malu sama sapa jok? Dikamar cuman kita berdua woi, mbak juga dah liat tu kontol lu jok. Ngapain malu?
J. Eh iya ya... (berjalan tertunduk sambil memegang penisnya)
Setelah memakai handuk kurebahkan tubuhku keatas kasur, kubuka pahaku kuarahkan pada joko.
A. Mau jok.
J. Ah mbak dr tadi nawarin doank, ga ah mbak. Ayo buruan, bisa dipecat kita nanti mbak.
A. Gampang jok, ntar mbak ngewe sama supervisor juga dah beres. Kita pasti dapet kerja...
J. Ngewe mbak? ML?
A. Yap... gimana? Mau? (Sambil menunjuk memek ku)
J. Mau mbak...
A. Hahahaha... bercanda gw jok. Yuk pake baju, brangkat. Mau makein mbak baju ga?
J. Ah mbak bercanda mulu, ayok deh buruan mbak.
Segera kami berpakaian dan menuju tempat penutupan acara, disana kulihat budi. Segera kudekatkan badanku ke tubuh joko.. kugandeng dengan mesra. Budi yang melihat hal ini langsung pergi menghindar.. rasain lu..
Tak kusangka setelah acara penutupan kami diharuskan langsung packing dan pulang ke daerah masing2, sial.. batinku. 30 mnit tidak akan cukup untuk menuntaskan libidoku.. kenapa tidak tadi kutuntaskan libidoku dengan joko.. setibanya di tempat penginapan aku dan joko berbenah barang bawaan kami, bahkan untuk belanja oleh2 sudah tidak ada waktu lagi.
A. Jok, dah beres
J. Sudah mbak
A. Jok bantuin mbak donk,
J. Bantu apa mbak,
A. Mbak horni berat jok, bantuin mbak jok.. sampe mobil jemputan dateng aja deh jok.
J. Ah mbak dina ini sukanya bercanda mulu, ntar joko bilang mau mbak dina ngacir lagi kayak tadi.
A. Udah jok, diem. Langsung aja jok...
Kudekati joko, kubuka celananya, ku kulum lembut penisnya... kudorong pelan tubuhnya untuk duduk di kasur. Kubuka celana dalamku, kusumpalkan ke mulut joko. Segera kukangkangi dan kuarahkan penisnya ke memek ku.. perlahan penisnya menyusuri rongga vaginaku.. nikmat sekali. Joko hanya terdiam menikmati sambil mendesis..
Aaaaah.... aku mendesah saat seluruh pemis joko terbenam di dalam memekku..
Hmmm.... sssss... hanya itu yang keluar dari mulut joko.
Langsung saja aku bergerak naik turun, kutuntun tangan joko untuk menelusuk kedalam bajuku untuk menemukan payudaraku... hingga...
Kriiiing.... kriiiiing..... suamiku menelfonku. Kuraih dan kuangkat telfon swamiku..
Aku. Haloo... papah. Ah... (mendesah)
Papah. Mah... lagi ngapain ituuu...
A. Lagi main sama joko pah,.. ah.. enak banget pah kontol joko. (Joko melotot tak percaya aq memberitahukan persetubuhan kami kepada swamiku, jokopun berbisik)
J. Gpp nih mbak bilang sama swami mbak? Ahhh.... hsssh...
A. Udah gpp, tenang aja nikmati memek mbak. Goyang dulu jok, mbak telfon swami dl. (Jokopun mulai bergoyang2.. dasar amatir tak terasa gerakan joko hingga aku lagi terpaksa yang bergoyang)
P. Enak mana sama kontol papah mah?
A. Sama enaknya pah... aaah.. aaaah... hssss....
"Tok tok tok... mbak dinaa, mas jokoo... mobilnya udah dateng". Suara penjaga penginapan memberitahukan mobil perusahaan telah tiba, dan sesuai perkiraan libidoku memang tak akan bisa terpuaskan hanya dalam 30 menit.
A. Iya paaak... sebentaar...
A. pah, telfonnya udah dl ya. Mobil jemputan pulang udah dateng nih...
A. Jok, kamu di atas, biar cepet keluar.
P. Iya mah... lop u mah, joko dah keluar belum itu mah?
A. Blm pah, mamah juga blm kluar ini. Dah dulu ya pah.. muah.(kututup telfonku)
J. Mbak, udah aja ya.. udah dateng itu mobilnya.. ga enak klo yang lainnya nunggu.
A. Ah... libidoku sedang sangat tinggi jokoooo.....
J. Tapi mbak...
A. (Kutampar pipi joko, kusambar koper dan tas ku kutinggalkan joko dikamar, kubanting pintunya...)

Berkali2 joko menelfonku, aku yang sudah malas dengan joko tidak mengangkat satupun telfonnya. Hingga15 menit joko tak juga turun, hingga akhirnya joko mengirimkan sms..
Joko. Mbak.. maaf. Joko kekunci di kamar.
Setelah membaca pesan itu aku segera berlari menuju kamar, kuminta card id kamar ku. Ternyata card id yang dipegang joko telah dikembalikannya sehingga dia tak memiliki card id kamar lagi.
Kubuka pintu kamar dan segera kupeluk joko... peluk? Iya.. peluk. Aku memeluk joko seperti sepasang kekasih yang terpisah puluhan tahun.
A. Maaf ya jok, mbak g sengaja. Yok turun jok...
J. Iya mbak (tertunduk)
Aku sudah memilih tempat duduk di bagian belakang, agar bisa melanjutkan aktifitasku dengan joko. Namun sayang sekali joko memilih duduk d depan, kini tinggal aku sendiri dibelakang. Ah sudahlah.. mungkin belum saatnya kunikmati sperma joko.
Setiba dirumah kutawarkan kepada joko untuk mampir
Aku. Mampir jok
Joko. Makasih mbak, lain kali aja.
Aku. Eh, swamiku mau ngomong sesuatu sama kamu. Turun gih... (sedikit memerintah, padahal itu hanya alasanku saja supaya joko mau mampir dan aku bisa menikmati penisnya)
Joko. Mau ngomong apa ya mbak?
Aku. Udah turun...
Jokopun menuruti tawaranku, diapun turun dari mobil.
Aku. Jok, bawain barang2 mbak ya.. pegel semua badan mbak..

Ahhhh... ahhh... penis mas riko keluar masuk memekku.. rasanya nikmat sekali... "mas rikooo... ayooo.. dalemin mass.. sssh.. terus maaas...." ucapku. Mas riko mempercepat tempo sodokanya, ini membuatku semakin mengeliat ke-enakan dibuatnya.
Kudengar samar ada mobil berhenti di depan rumah. Ya... hari ini adalah hari kepulangan dina, istri sah mas riko dari seminar kantornya. Aku melingkarkan kakiku ke badan mas riko, kutahan agar mas riko diam dan aku dapat mendengar suara di luar rumah. Dalam posisi ini penis mas riko menusuk dalam di dalam memekku.. ahhh... nikmat sekali.
Aku. Mas, itu mobil berhenti, dina..??
Mas riko. Mungkin? Aku liat dulu ya..
A. Aku tunggu dikamar aja mas..
Mr. Iya mir, bentar ya.
Mas riko mencabut penisnya, malam ini aku telah mencapai 2 kali orgasm dengan mas riko. Cukuplah untuk pengantar tidurku malam ini. Terdengar mas riko membuka pintu rumah dan mempersilahkan dina dan temannya untuk masuk. Joko, nama teman dina.
Dina langsung menuju kamarnya, kamar yang kugunakan untuk bergumul dengan mas riko. Disini aku masih telanjang, diatas kasur..
Dina. Hi mir, dah kelar
Aku. Aku sih udah, swami loe belum
Dina. Ah, dituntasin ama guwe aja ya mir.. kan lu udah puas. (Melempar tas dan kopernya, sementara mas riko yang hanya mengenakan sarung bersama joko di ruang tamu)
Aku. Terserah sih, tapi ikut ya... sapa tau aku mau lagi. Hihihi...
Dina. Serah deh, tp sperma riko bagian gw ni malam.
Aku. Siyaaap... soook atuh.
Dina kembali ke ruang tamu, sementara itu aku berpakaian dan menyusulnya ke ruang tamu. Kulihat disana dina sudah berada di atas pangkuan riko, mereka berciuman panas sementara joko menundukkan kepalanya sambil sedikit mengintip permainan dina dan swaminya.
Waktu sudah cukup malam, kututup pintu rumah dan kutawarkan minum pada joko. Sementara dina dan riko telah asik bergumul diatas sofa.
Aku. Minum apa mas joko?
Joko. Kok tau nama saya mbak?
Aku. Tau lah, kan aq kontak terus sama dina.
Joko. Iya mbak, anu.. air putih aja.
Aku. Susu maksudnya air putih? Nih, peres sendiri ya.. (sambil meremas payudaraku, aku tidak mengenakan bra sehingga tercetak jelas putingku)
Joko. Ah mbak bisa aja... (wajah joko memerah, menahan gairah melihat riko dan dina bergumul)
Saat ini dengan masih berpakaian lengkap dan hanya melepas celana dalam dina, penis riko telah jauh melesak di dalam memek dina. Dalam posisi duduk dina bergoyang kesetanan menuntaskan hasratnya yang tertunda beberapa waktu lalu. Sungguh liar goyangan dina, tak pernah aku tau dina bergerak seliar itu saat bercinta. Sementara mas riko mengimbangi gerakan2 dina dengan menggoyang2kan pinggul dan mengangkat sedikit pantatnya. Aku yakin jika itu adalah joko pasti sudah ngecrot dari tadi... lirih suara aaaah... uuuuh.. sssh... serta cepak cepak meramaikan ruang tamu rumah ini.
Aku. (Kuangkat dasterku sehingga nampak memekku) mau jok?
Joko. Makasih mbak...
Aku. Beneran lo, sambil meres susu. Mau?
Joko. (Diam memerah)
Kutinggalkan mereka bertiga menuju dapur mengambilkan air mineral untuk joko. Sekembalinya kulihat joko masih tertunduk malu dengan suguhan erotis dihadapanya. Sama seperti cerita dina, joko memang pemuda lugu.. sepertinya aku harus berusaha ekstra untuk bisa merasakan penis joko.
Aku. Mas joko, ini minumnya. Air mineral, kalo mau air putih, ini peres sendiri ya (sambil kusodorkan payudaraku)
Joko. Mmm..mmakasih mbak...
Kulirik dina sudah berada dibawah mas riko, membuka lebar pahanya menerima sodokan2 mas riko. Posisi itu membuat rok dina tersingkap menunjukkan paha dan memek indah dina..
Joko. Mbak, aku pamit dulu ya.
Aku. Pamit kemana jok?
Ah, jika aku tidak lebih agresif. Kemungkinan besar aq tidak akan bisa merasakan penis joko, dilihat dari situasi ini dan video dina yang bersetubuh dengan joko aku yakin joko tidak akan menolak ajakan bercintaku. Kesempatan tidak akan datang 2 kali.. langsung saja kubuka bajuku dan duduk dipangkuan joko. Leguhan, desahan dina dan riko masih sayup terdengar... 15 menit sudah mereka bercinta. Belum ada tanda mereka akan menyudahinya..
Aku. Aku buka ya baju dan celananya..
Joko. Jangan mbak,
Dina dan riko menghentikan aktifitas mereka dan melucuti semua baju yang mereka kenakan. 3 orang telah dalam keadaan bugil disini.. tinggal joko.
Aku. Udaaah... nurut aja jok. Aku tau kok kamu udah pernah bercinta sama dina. (Kucoba lepas bajunya, joko menurut saja. Kuminta untuk berdiri dan kulepas celananya, hingga menyembullah penis keras yang dina idamkan. Segera kusambar dan kulum penis joko)
Dina. Eh manteb gila lu mir, gw aja 3 hari br bisa ngrasain kontol joko...
Joko tertunduk, merah padam. Sementara mas riko semakin gencar menekan penisnya ke memek dina.
Aku. Hehe... muah. (Kukecup penis joko)
Kududukkan kembali joko, ku kulum sampai basah penis joko. Sssh... ssshhhh.... suara2 itu keluar dari mulut joko... memekku basah, sembab, gatal. 2 kali orgasme bersama mas riko ternyata tak mampu meredam birahiku sepenuhnya...
Kunaiki joko, kuposisikan penisnya tepat dibawah memekku.. blesss... dengan mudah penisnya memenuhi memekku.. oooooh... aku meleguh. Kucium bibir joko, kami berciuman. Ahli juga ternyata joko berciuman... sambil terus bergoyang... kujelajahi lehernya. Putingnya kugigit pelan, joko semakin bergairah. Diangkatnya aku dan dibaringkan diatas sofa didekat dina.. kepalaku sejajar dengan kepala dina. Terlihat mas riko dan joko bergoyang dengan posisi misionaris, seakan ada sebuah perlombaan mereka berdua menggenjot memekku dan memek dina. Aku dan dina hanya pasrah menjerit2 nikmat menikmati tusukan demi tusukan...
Joko yang awalnya pasif kini menjadi2 menggenjot memekku, kupegang dada dina kupilin dan kupintir. Dina menjerit2 menikmati sentuhanku... joko mulai menciumi leherku, tak kusangka joko begitu ahli hingga dalam beberapa menit saja aku sudah mencapai orgasme, terasa lemah badanku lunglai tak bertenaga. Namun joko masih dengan semangat menggenjot memekku...
Mamah aku keluaar,... aaaaarghhhh... mas riko membenamkan dalam2 penisnya di memek dina... nampaknya mas riko telah nencapai klimaks percintaan ini. Mas riko terkulai lemas diatas tubuh dina. Setelah beberapa saat mas riko bangkit dan merebahkan diri disamping dina sambil memainkan puting susu dina..
Dina. Papaaah... udaaah. Geli ini...
Aku. Jok ganti posisi yuk, doggy aku jok..
Kuposisikan diriku di hadapan memek dina, kujilati memek dina dan kuhirup dalam2 memeknya. Kusedot sperma mas riko dari memek dina, asin, nikmat sekali. Sementara joko menggenjotku dengan posisi doggy...
Posisi ini membuatku orgasme lagi, tubuhku seakan tak bertulang, aku lemas.. tak berdaya sedangkan joko tetap mengejar posisi tubuhku untuk terus menggenjotku..
Aku. Sudahhh.. sudah joook... aku ga kuat lagi joook. Kamu hebat, sini mira peluk jok... udah ya ngentodnya. Mira capek jok...
Dina. Hebat kamu jok, mira aja ngaku kalah.. memek mbak dina masih lo kalo mau lanjut.
Joko menghampiri dina dan memposisikan penisnya tepat dihadapan memek dina, perlahan penisnya membelah memek dina... dina meleguh.. menggeliat kegelian saat penis joko meruak masuk. Joko mulai menggerakkan pinggulnya maju mundur, aku merebahkan diri diatas dada mas riko.. tak mampu lagi aku bergerak..
Sayup2 kudengar dina dan joko masih bergulat mengejar kepuasan mereka... oooh... oooh.. jokoo.. enak jookooo.. yang dalem jokoooo... oooh... dina terus saja meracau ke-enakan. Hingga tiba saatnya joko menumpahkan spermanya.. joko mencabut penisnya dari memek dina...
Dina. Jok, kok d cabut... (croott crooott... crottt... sperma joko tumpah diatas perut dina)
Joko. Joko takut mbak dina hamil...
Dina. Jokoooo... masukin jokooo.. aku mau keluar jokoo.. masukiiiin... (mira memegang penis joko yang berkedut dan menempatkannya didepan memek dina.
Joko memasukkan kembali penisnya, sayangnya penis itu mulai lemas didalam memek dina. Dina mengerang, mencakar, memukul sofa tempat dia berbaring.
Dina. Joko begoooook... aku mau keluar joook. (Dina menangis meneteskan airmata)
Joko. Maaf mbak, memek mbak enak banget. Joko g kuat nahannya...
Dina. (Menatap nanar wajah joko) ya udah deh... oh ya.. mbak baru inget, supervisor kita kan cewek jok. Jadi klo kita mau dapet kerja, kamu yang harus ngewe sama supervisor kita. Ntar mbak dina deh yang atur...
Joko. (Diam tertegun) hhah...!!
Dina. Ya udah deh, bobo sini...
Dina tidur diatas dada joko sambil memegang penis joko yang sudah melemas...