Kurasakan vaginaku sedikit berdenyut saat tangan Pak Eko masuk melalui celah celanaku dan memijit pangkal pahaku. Tiap pijitannya di area pangkal pahaku menimbulkan rasa geli-geli nikmat yang coba kutahan dengan menggigit bibir. Tetapi beberapa menit kemudian aku mulai tidak bisa menahan sensasi nikmat ini dan menggelinjang agak kuat disertai desahan tertahan, “ngghhh,.”. Walaupun desahan itu coba kuredam dengan menutupi mulutku, tetap saja masih keluar suara itu dan terdengar oleh Pak Eko.
“Sakit neng?”tanya Pak Eko sambil menghentikan pijitannya.“Eh nggak pak, geli aja pas dipijit di situ.”ucapku yang coba menutupi rasa nikmat yang kurasakan.
“Jadi bagian sini mau dilewatin aja neng?”tanya Pak Eko lagi.
“Umm, nggak apa pak dilanjut aja. Tetep ikuti pola pijit bapak aja. Mungkin karna saya baru pertama kali dipijit pria jadi masih belum terbiasa aja.”jawabku, yang masih ingin merasakan sensasi geli nikmat ini.
“Oh gitu, wajar aja koq reaksinya kayak gitu neng. Rileks aja, nikmati pijitan saya. Eh ya, nama neng siapa ya?”kata Pak Eko yang mulai memijit pahaku lagi.
“Nama saya Selina pak.”balasku sambil fokus menikmati pijitannya kembali di paha bagian bawahku.
“Oh,neng Selina. Asli Jakarta neng?”tanyanya.
“Iya pak,saya lahir di Jakarta tapi papa mama asli Taiwan. Udah lama pak jadi terapis?”tanyaku berbasa basi.
“Saya udah lama kerja jadi terapis pijit refleksi, dah hampir 20 tahun neng.”ujar si bapak.
“wah pantes pijitan bapak enak, pengalaman bapak uda lama gitu, hampir seumuran sama saya. hehe.”ucapku yang kagum dengan pengalaman pak Eko.
“Ooh,neng belum 20 tahun?”tanyanya.
“Belum pak, masih 5 bulanan lagi baru 20. Emang kenapa pak?”tanyaku.
“Kirain seenggaknya udah 23 apa 24 tahun gitu neng. Maaf,soalnya ngelihat fisik neng yang uda matang banget.”jawabnya.
Sebenarnya aku tahu maksudnya dari kata “matang” itu mengacu pada buah dadaku yang cukup besar untuk anak seusiaku. Tapi berhubung aku tidak mau membuat suasana jadi tidak enak dan aku juga suka dengan pijitannya, maka kutimpali dengan bercanda,”haha,matang. Emangnya telor pak. Masa Selina kelihatan setua itu sih pak?”
“Neng mah gak keliatan tua koq. Maksud bapak bukan muka neng. Tapi lebih ke bentuk tubuh. Ideal gitu. Langsing. Jujur aja, dari semua wanita yang pernah saya pijit dari dulu, neng yang paling bagus.”pujinya.
Aku agak tersipu mendengar pujiannya dan menjawab,”Makasih pak, Selina rutin senam soalnya,hehe.”
“Pantes kenceng badannya neng. Maaf neng,ini yang bagian paha udah selesai,saya lanjut ke atas ya,maaf, ke bagian pantat. Biasanya semua pelanggan wanita juga saya pijitin. Tujuannya buat melancarkan peredaran darah dan bagus buat tambah kencang bagian pantatnya. Tapi celana neng harus dilepasin biar lebih terasa pijitannya”katanya meminta izinku.
Aku yang sudah agak santai dengan pak Eko pun mengiyakannya.”ya udah pak,boleh dipijit juga sekalian. Celananya dilepas aja gapapa”
Lalu pak Eko meloloskan celana pendekku,aku sedikit menunggingkan pantatku supaya celanaku mudah dilepaskannya. Pantat putih mulusku pun tersaji di depan mata pak Eko. Ada jeda hening sesaat setelah celanaku dilepaskan, sepertinya Pak Eko bengong, takjub menatap keindahan pantatku yang hanya tertutup celana dalam hitamku yang sangat tipis. Kuyakin ia bisa melihat bulu kemaluanku yang tidak bisa tertutup oleh CD hitamku seluruhnya.
Oh,semoga dia tidak menyadari celana dalamku yang masih agak basah oleh cairan cintaku karena tadi kupakai buru-buru saat masturbasi tanpa sempat melap liang vaginaku. Lalu akhirnya dia pun bertanya,”Oh ya neng,lupa tanya tadi,mau pakai minyak gak? Biar lebih enak lagi pijitannya.” Segera kuiyakan dan kembali berbaring telungkup.
Pak Eko mulai menuang massage oil yang diambil dari tasnya ke seluruh bongkahan pantatku. Kurasakan oil itu mengenai kulit pantatku yang halus, meluncur turun sampai mengenai selangkanganku. Uhh,ada sensasi geli saat minyak itu mengenai area kewanitaanku.
“Saya mulai ya neng”,izin Pak Eko yang langsung mulai memijit-mijit pantatku. Duh, sensasi nikmat yang mengusik birahi kewanitaanku kembali muncul setelah tadi sempat mereda. Kali ini rasa geli nikmat itu makin kuat tanpa bisa kutahan, membuatku menggelinjang. Apalagi saat pijitan Pak Eko makin turun ke bagian bawah pantatku yang licin karena oil. Saat pijitannya makin mendekati area selangkanganku, aku makin menggelinjang keenakan. “Ngghhhh..”desahan cukup keras yang tak kuasa kutahan.
Pak Eko yang tentu saja mendengar desahanku bertanya,“enak neng dipijit sininya?”. Aku yang keenakan menjawab jujur sambil setengah mendesah,”iyahhh pak..ah..enak..”. Kurasakan cairan kewanitaanku mulai membasahi liang vaginaku.
Oh,libidoku yang makin meninggi membuatku kewalahan menahan gelinjang dan eranganku. “Mmpphh..mmpphhh..”,kututup mulutku untuk meredam desahanku. Aku tidak ingin dia tahu aku terangsang demi menjaga martabatku.
“Jangan ditahan neng, rileks aja. nikmatin”ucapnya. Entah pak Eko sengaja atau tidak, sambil memijit, kurasakan jari-jarinya sedikit menyentuh tepian bibir vaginaku yang masih tertutup CDku. Ia lakukan itu beberapa kali sampai akhirnya ia mulai berani menyusupkan jarinya dari samping celana dalamku. “Ooohhhhh..”aku merintih akibat rangsangan jari pak Eko di bibir vaginaku. Pak Eko sungguh lihai memainkan jari-jarinya di sela pijitannya. Tetapi dia tidak menyentuh langsung liang vaginaku. Dia hanya meraba-raba tepian vaginaku secara berulang-ulang. Aku yang sudah dilanda birahi, sebenarnya berharap dia melakukan lebih dengan jari-jarinya, memainkan liang vaginaku, mengocok-ngocok dengan jarinya. Oh gila,aku berharap seorang pria tua yang baru kukenal hari ini untuk memainkan organ intimku. Kutepis pikiran kotorku itu dan terus mengingatkan diriku bahwa aku ini gadis baik-baik.
Tiba-tiba, Pak Eko menghentikan pijitannya di pantatku dan beralih ke pahaku. Dituangnya minyak pijit ke paha dan terus hingga ke telapak kaki ku. Jujur,aku yang sudah birahi tinggi merasa agak kecewa karena dia tidak terus memijit area kewanitaanku. Tapi ada bagian dari diriku yang juga lega pak Eko tidak bertindak lebih jauh. Pikiranku benar-benar kacau akibat nafsu birahiku yang memuncak. Apalagi diperparah perasaan nanggung akibat masturbasiku tadi yang gagal klimaks.
Kemudian Pak Eko melanjutkan pijitannya ke punggungku. “maaf neng, bajunya dinaikin ke atas ya biar mudah mijit punggungnya.”pintanya, yang segera kuiyakan. Aku pun sedikit menaikkan tubuhku dan kuangkat tanktopku lalu kugulung hingga sampai mencapai bagian leherku sehingga kini punggung dan dadaku sudah tidak terlindung oleh baju. Dipijitnya punggungku dari bawah dan pelan-pelan naik ke atas. Pijitannya di punggungku membuatku nyaman dan sejenak aku tidak diusik oleh birahiku. Setelah selesai memijit punggung bagian tengah, Pak Eko pun berpindah ke kananku untuk memijit bagian samping punggungku. Tangannya dari atas pelan-pelan makin turun dan akhirnya memijit bagian samping payudaraku. Karena terhimpit tubuhku, ada bagian buah dadaku yang agak menyembul ke samping. Ooh,terasa nikmat saat sebagian payudaraku itu dipijat dari samping olehnya. Pelan-pelan gairah yang tadi sudah surut mulai naik lagi. Setelah selesai dengan yang kanan, kini Pak Eko berpindah ke kiri. Sama dengan bagian kanan tubuhku, tangannya pun memijit daging buah dada kiriku yang menyembul. “Nghh..”desahku pelan.
Setelah beres dengan punggungku, Pak Eko pun bertanya apakah aku ingin dipijit bagian dada,”anu,maaf neng,mau sekalian saya pijit dadanya? Tujuannya supaya memperlancar sirkulasi di bagian dada.” Aku cukup kaget dengan pertanyaannya itu,aku memang pernah dipijit di bagian payudaraku, tapi oleh terapis perempuan.
Melihatku yang masih diam, Pak Eko kembali bicara,”saya pijitnya dari belakang neng dan saya hanya pijit bagian dada yang sekitaran payudara.” Setelah kupikir-pikir tidak ada salahnya mencoba pijitannya,toh dia tidak memijit dari depan. “oke pak. Boleh pijit dadanya.”ucapku. “Duduk dan busungkan dada neng ya.”pinta Pak Eko yang langsung kuikuti sambil kuangkat dan kutahan tanktopku dengan kedua tanganku. Kedua tangannya pun mulai merayap dari bawah ketiakku dan mulai memijit dada bagian samping dan bawahku yang sudah bebas tidak tertutup. Ohh,aku jadi teringat sebuah film bokep Jepang dimana si terapis memijit dada gadis jepang seperti ini. Darahku agak berdesir mengingat adegan itu. Sungguh enak pijitannya pada dadaku membuatku agak menggelinjang. Apalagi saat tangannya mulai memijit area pinggiran buah dadaku. “Nngghhh..”rintihku saat tangan terapis itu memijit gundukan pinggir susuku. Padahal dia tidak menyentuh putingku tapi harus kuakui aku merasakan nikmat dari sentuhan-sentuhannya. Memekku berdenyut merespon nikmat yang dialirkan dari rangsangan pada susuku.
Lalu Pak Eko menarik tangannya dan memberitahu bahwa dia akan memijit bagian atas dadaku. Dia memintaku untuk melepas bajuku,”neng,bajunya dilepas aja soalnya ini mau saya kasi oil.” Segera kulepas tanktopku yang dari tadi kuangkat hingga leherku itu. Kini tubuh bagian atasku sudah polos tanpa busana. Lalu Pak Eko berlutut untuk mempermudahnya memijit bagian atas dadaku. Pak Eko mulai dengan melumuri dadaku dengan minyak dari atas. Minyak itu meluncur turun dari atas dadaku hingga sampai ke perutku dan lalu ke selangkanganku. Minyak yang meluncur turun itu juga mengenai pentilku, membuatku merasakan nikmat. Kini tubuh bagian depanku sudah penuh minyak. Setelah itu tangannya mulai memijit dadaku. Oh,aku baru sadar jika dari posisinya sekarang tentu ia bisa melihat payudaraku sekaligus dengan putingnya yang berwarna pink. Tapi aku yang keenakan dengan pijitannya pada dadaku, sudah tidak peduli dan terus menggelinjang karena sensasi geli nikmat di dadaku. Jari jempolnya ditekan ke buntalan atas daging payudaraku yang kencang dengan gerakan memutar seperti mengebor. 5 menit kemudian, pijitannya berubah jadi rabaan pada buah dadaku. “Uuhh..”erangku kegelian dan juga nikmat. Tangannya tiba-tiba menangkup kedua buah dadaku yang bulat putih dan berkilat karena minyak. “Ehh..pak..koq..ooh..disitu sih..”protesku sambil agak mendesah sambil mencoba menepis tangannya. “Ini buat kencengin payudara neng. nikmatin aja.”ucap Pak Eko dan dengan mudah menyingkirkan tanganku, mungkin karena aku hanya menahan setengah hati. Si terapis itu tentu saja tahu protesku itu hanya pura-pura dari reaksiku yang sudah keenakan itu. “Ooohhhh..nnghh..”rintihku saat tangannya meremas-remas susuku. Aku sudah tidak bisa menahan birahiku dan menggelinjang keeenakan oleh ulah tangannya yang bercokol di susuku.
Setelah meremas-remas selama beberapa saat, lalu kurasakan jari-jarinya mulai diarahkan menuju pentilku “Ssshhhhhhh..”desisku saat jarinya akhirnya mencapai puting susuku. Dengan terampil, jari jemari terapis itu menari-nari diatas pentilku yang sudah sangat keras. “Nngghhhhh..ooohhhhh..”desahku. Pentilku dimainkan dengan gerakan jari-jarinya yang seolah-olah sedang berjalan dengan cepat di atas pentilku. Gila,tidak kusangka rangsangan pada puting susuku oleh permainan jari saja bisa senikmat ini. Bahkan aku mulai merasakan gelombang orgasme yang pelan-pelan naik hanya dari permainan jari pada puting susuku! Saat sedikit lagi gelombang orgasme itu meledak tiba-tiba Pak Eko menghentikan permainan jarinya dan duduk menjauh untuk memberikan tempat untukku. Seolah tidak terjadi apa-apa barusan,dia pun memintaku untuk berbaring lagi. “baring ya neng. Giliran kaki bagian depan yang dipijit.”pintanya. Aku bertanya-tanya dalam hati, apa yang sedang terjadi. Kenapa Pak Eko seperti mempermainkan diriku yang sudah birahi ini.
Aku segera memakai kembali tanktopku dan lalu berbaring telentang. Tapi aku yang tersadar pentilku tercetak jelas, sontak menutupi dadaku. Ia pun mulai melumuri seluruh kakiku dengan minyak. Pijitannya dimulai dari telapak dan pelan-pelan naik hingga pahaku. Ohh,ada perasaan nikmat ketika jari-jarinya mulai memijit paha hingga ke pangkalnya. Kurasakan lagi sensasi geli nikmat itu.
Kuyakin orang yang sudah berpengalaman memijit wanita seperti Pak Eko, pasti mengetahui aku sebenarnya sudah sangat terangsang. Pijitannya di pangkal pahaku dengan cepat menaikkan libidoku. Tangannya kini mulai bermain-main di selangkanganku yang masih tertutup CDku. “neng,saya turunin dikit ya kolornya.”Pak Eko minta izin. “Boleh pak.”jawabku yang sudah horny. Lalu tangannya pun menarik CDku agak turun sehingga bulu kemaluanku dan bagian atas bibir vaginaku sekarang terpampang jelas. Ia tentu juga bisa melihat memekku yang amat basah. Kemudian Pak Eko mulai memijit-mijit bagian atas organ kewanitaanku. Dengan cekatan tangannya memijit dan juga diselingi membelai bibir vaginaku dari atas. Tapi dia tidak menyentuh liang vaginaku sama sekali. Padahal aku yang sudah sangat horny mengharapkan jari jemari terapis itu untuk mengocok memekku.
Tanpa minta izin padaku, CD hitamku lalu diturunkan olehnya sampai ke pahaku sehingga organ intimku sekarang tersaji di depannya. Pak Eko terus membelai bagian bibir memekku. Aku yang keenakan tanpa sadar sudah tidak menutupi dadaku lagi. Tempo belaian tangannya makin cepat, membuat aku mulai diterpa badai birahi. “Kenapa neng?”tanyanya, pura-pura polos. “Neng keenakan ya saya giniin?”sambil menatapku, Pak Eko kembali bertanya. “eh..nggak pak..geli aja..”ucapku yang malu ditanya Pak Eko. “oh ya udah neng kalo gitu udahan ya neng. Uda kelar mijitnya ini.”ucapnya sambil menunjukkan tampilan aplikasi di layar HPnya. Aku yang tidak ingin sensasi nikmat ini berakhir segera berkata,”umm,jangan pak,lanjut aja pak..saya nambah waktu mijitnya ya.”
Lalu aku pun mengklik extend durasi di aplikasi. “ya uda neng saya pijit lehernya sekarang.”ucapnya seraya mau bangkit dari posisinya sekarang. “eh tetep yang ini aja pak..”buru-buru aku memintanya untuk terus memijit atau lebih tepatnya memainkan vaginaku. “wah..tadi neng bilang kan geli..kalo geli ya mending jangan dah. hehe”ucap Pak Eko tapi jarinya terus meraba-raba permukaan memekku. Aku menatapnya dengan wajah sayu sambil menjawab dibarengi desahanku,“Nngghhh..iyahh..geli sekaligus enaak...ahh..pak..”.
Pak Eko pun tersenyum melihatku yang sudah horny dan berucap,”mau yang lebih enak lagi gak neng?” Aku yang mendengar itu, kontan dengan cepat menjawab,”uuhhh..bolehh pak..Selina..ahh..mau yang lebih..nghhh..enakk lagiihh..”. Dengan tertawa mengejek,Pak Eko pun membuka liang vaginaku yang berwarna pink itu dengan jari tangan kanannya sambil berkomentar dengan takjub,”wahhh merah muda..indahnya memek neng..” Lalu dengan tangan kirinya ia tusuk memekku dengan 2 jarinya. Membuatku langsung menggelinjang dan mendesah. “Oohhh..yess..teruss..pak..kocok memekku..” Selain mengocok, ia juga memainkan klitorisku dengan 2 jarinya, membuatku makin merintih tidak karuan,”nngghhhh…iyahhh..mainin kelentitku..ohhh..enakkk..ahhh..” Aku mulai menuju puncak kenikmatanku lagi. Kurasakan dorongan orgasme itu makin dekat..dan..oh..lagi-lagi orgasmeku tertunda ketika Pak Eko mencabut jari-jarinya. Membuatku lagi-lagi kentang.
“Uuhhhh..koq..berhenti..pak??”tanyaku yang kecewa tidak jadi orgasme.
“Bentar ye neng, istirahatin jari dulu.”jawabnya santai.
Setelah 1 menit kemudian, Pak Eko lalu kembali memasukkan dua jarinya ke liang kewanitaanku dan mengocoknya kembali. “cleppp..cleppp..cleppp..cleppp”suara kocokan jari pak Eko yang sangat cepat,membuatku mendesah-desah”ahhh..ahhh.. ahhhhhh..” Kemudian, Pak Eko juga dengan ganas memainkan anusku dengan tangannya yang lain. Ini menambah sensasi nikmat yang menjalar ke seluruh tubuhku. Aku yang ingin segera mencapai orgasme, menambah rangsangan dengan meremas-remas kedua payudaraku. Kupilin pentilku yang sudah tegak menantang.
Lagi-lagi,seperti ingin mempermainkanku, saat aku sudah dekat dengan orgasmeku yang kutunggu-tunggu, pak Eko menghentikan lagi kocokan jarinya di liang memekku dan mencabut jarinya. Aku yang lagi-lagi dibikin kentang, menatap pak Eko dengan wajah sewot. “duhhh,koq berhenti lagi sih pak??”tanyaku agak jengkel sekaligus horny. Pak Eko menunjukkan jari-jarinya sambil berujar,”tangan bapak pegel nih neng dari tadi ngocokin memek neng terus.” Segera kutimpali,”kan bisa pake tangan kiri pak.”. “Waduh pegel juga neng karena mijit neng dari tadi. Nah,biar neng juga terpuaskan, gimana kalo saya kocokin memek neng pake yang lain?” “Maksudnya pak?”tanyaku. “Pake ini neng.”,tunjuknya ke kontolnya yang sudah menonjol di balik celana bahannya. Oh,ternyata memang Pak Eko sengaja mempermainkanku dari tadi supaya aku tidak bisa menolak dientot olehnya. Aku yang memang butuh dipuaskan tanpa malu-malu lagi berkata,”umm,ya udah pak, masukin ya sekarang.” Pak Eko masih menggodaku lagi dengan berucap,”masukin apa neng, yang jelas dong ngomongnya.” “masukin punya Pak Eko.”timpalku. “apa? masih kurang jelas neng. Hehe.”ucap Pak Eko yang masih saja menggodaku. “umm,masukin kontol Pak Eko..”jawabku cepat. “masukin kemana neng. Ngomong tu yang lengkap neng.”balasnya. Aku yang sudah tidak sabar ingin merasakan kenikmatan, dengan binalnya meremas buah dadaku dan mengelus vaginaku dan menatap Pak Eko sambil memohon dengan mendesah,”Aahhh..pak.. ayo dong.. cepat masukin kontol besar Pak Eko ke memek Selina..ahhh..memek Selina udah gatal..ngghhhh..”. Lalu aku membalik badan dan menungging, dengan kedua tanganku aku bentangkan memekku, memamerkan liangnya yang merekah dengan warna merah muda. Sungguh gila apa yang kulakukan ini, aku seperti pelacur saja. Desakan birahi akibat orgasme yang gagal melulu telah mengalahkan rasa gengsi dan harga diriku, aku tidak bisa berpikir jernih lagi.
Melihatku yang binal meminta disetubuhi seperti itu membuat Pak Eko tersenyum penuh kemenangan sambil melepas celananya lalu mengocok penisnya yang tegak dan berujar,“haha,udah gatel toh. Siap neng, bakal bapak puasin memek neng pake kontol bapak. Hehehe.” Lalu kurasakan kontolnya mulai memasuki liang vaginaku yang sangat becek. Cairan cintaku yang sudah membanjir menjadi pelumas bagi penis Pak Eko. “Oohh..memek amoy..ahh..sempit..”ceracaunya merasakan kontolnya yang seperti dijepit liang vaginaku. Lalu terapis pijit itu mulai menyodok memekku dengan gencar dari belakang. “Plok-Plak Plok-Plak”suara pertemuan pantatku dan pahanya yang keras membahana di ruang tamu condoku. Buah dadaku berayun-ayun seirama sodokannya. Pak Eko meremas payudaraku dengan gemas. “Ahh..ahh...ahh..ahh..”desahanku yang sedang digenjot.
Baru 5 menitan digenjot dalam posisi doggie ini, aku pun merasakan luapan orgasme. “Oohhh..Selina nyampeeee..Aaaaahhhhhhhhhhhhhhhhh!!!!”aku mendesah sangat kencang karena ini adalah orgasme yang sudah tertahan-tahan dari tadi. ‘crrrttt…crrttttt..crrtttttt..crrrrrtt’cairan orgasmeku sampai muncrat. Aku seperti melayang saking hebatnya kenikmatan orgasmeku ini. Tubuhku terlonjak-lonjak cukup lama seiring orgasmeku yang dahsyat. Kontraksi di vaginaku yang cukup lama membuat Pak Eko melenguh keenakan karena penisnya seperti diremas-remas,ia mendiamkan kontolnya beberapa saat,menikmati kontraksi vaginaku. “wahhh gile banjir amat memeknya neng..sampe muncrat gini. Punya amoy emang top”komentarnya. Aku yang masih lemas setelah multi orgasme barusan tidak menimpalinya.
Kemudian Pak Eko mulai memaju mundurkan kontolnya lagi. Sambil menggenjotku dengan tempo sedang, Pak Eko mengejekku,”neng Selina orgasme sampe segini hebat karena tadi nanggung ya onani pas bapak ngebel? Hahaha.” Oh tidak, ternyata Pak Eko mengetahui aku masturbasi. “ahh..koq..bapak..ahh..tahu?”tanyaku di sela desahanku. “haha,ya gampang aja neng. Pas neng buka pintu, bapak liat neng muka sama lehernya agak merah kayak abis olahraga gitu, pentil juga ngacung banget di baju neng, dan tadi juga layar laptop neng nampilin bokep. Dah gitu pas bapak pijit kerasa basah di memek sama CD neng.”jelasnya dengan lengkap seperti detektif. “ternyata neng Selina ini binal banget ya. Bisa-bisanya onani sebelum pijit refleksi.”ejeknya,membuatku makin merasa malu. “ehh..bukan..ahh..gitu..pak..ahh..tadi kelupaan..aja..ahh..ada mesan..ahh..refleksi..mmpphhh.”aku menjawab sambil mendesah nikmat dan terhenti saat pake Eko membalikkan kepalaku dan menciumku dengan ganas. Lidahnya masuk ke mulutku dan menyentuh lidahku. Aku yang sudah bernafsu segera meladeni permainan lidahnya di mulutku. Lidah kami saling bertautan dengan liar. “mmpphhh..mmpphhhhh..”suara desahan tertahan terdengar dari mulut kami yang sedang menyatu.
Sekitar 10 menit kemudian,“neng,ganti gaya ya.”ujar Pak Eko setelah mencabut penisnya lalu membaringkan tubuhnya ke sofa. Segera kunaiki rudalnya itu dan kini kami bersetubuh dalam posisi cowgirl. “goyang neng”perintah Pak Eko. Kulepas tanktopku dan segera kupacu tubuhku yang penuh minyak diatas kontolnya. Kunaik turunkan tubuhku sambil sesekali memutarkan pinggulku sehingga penis Pak Eko seperti dipelintir oleh memekku. “oohhh…enak..uughhhh..terus neng...”ceracau Pak Eko. “sshh..iyaah..pak..ahh..ahh..ahhh..”erangku. Tubuhku yang sedang terlonjak agak melengkung ke belakang sehingga membuat buah dadaku membusung ke depan. Tak tahan dengan pemandangan indah payudaraku yang bulat putih itu, dengan bernafsu diremasnya susuku serta dipencetnya puting susuku membuatku melenguh,“ohhh..ssshh..”
Lalu dia memintaku balik badan tapi masih dengan kondisi kontolnya tertanam di memekku. Posisi kami sekarang reverse cowgirl. Sambil menggenjot, tangannya meremas kedua dadaku dari belakang dan dengan gemas mencubit-cubit putingku yang sudah keras. “aahhhh…aahhhh.. iyaahhhh.. terus pak..ahh..mainin pentil Lina.. aahhh…”rintihan kenikmatanku. Pak Eko juga sekarang aktif menyodokkan kontolnya ke atas menyambut tumbukan memekku. Kurasakan penisnya masuk hingga mentok sampai ujung rahimku. Sekarang tubuhku direbahkan ke badan Pak Eko. Pria paruh baya itu terus menggenjot sambil memainkan pentilku. Tubuhku yang penuh minyak makin berkilat terkena cahaya lampu condoku. Dalam posisi ini memekku disodok dengan ritme cepat,membuatku terus mendesah dengan keras. “ahhhh..ssshhhhh…ahhhh..”desahku. Kocokan kontol Pak Eko dan permainan jarinya di putingku membuatku terbuai oleh kenikmatan.
Desahanku makin kencang saat kurasakan sudah di ambang orgasme. ‘Crrtt…crrtt..’tubuhku mengejang-ngejang saat aku mencapai klimaks yang kedua bersama si terapis pijit itu. “Ooooohhhhhhhh….”mulutku membentuk huruf O saat aku merintih menikmati orgasmeku. Pak Eko terus menyodokku dengan cepat. Sekitar 5 menit kemudian ia memintaku untuk menyepongnya hingga keluar. “uh neng,bapak udah mau keluar. Bapak keluarin di dalam mulut neng aja.” ‘Plop’,suara kontolnya yang dicabut dari lubang vaginaku. Dengan segera akupun menghisap kontolnya dengan mulutku sambil menungging di atas sofa.
“Oohhhh..neng..bapak keluarrrrrr…”racaunya saat orgasme sambil menjambak rambutku dengan gemas. Kontolnya berkedut menyemburkan peju dengan deras masuk ke dalam mulutku dalam jumlah sangat banyak. Membuatku gelagapan. Saking banyaknya, tidak bisa tertampung semua di mulutku yang mungil dan meluber keluar. Terpaksa harus kutelan sebagian spermanya supaya tidak tersedak. Terasa asin sperma Pak Eko. Saat penisnya dicabut dari mulutku, masih ada semprotan sperma yang keluar hingga mengenai hidung dan pipiku.
Pak Eko yang baru saja terpuaskan oleh seks dengan gadis muda menghempaskan tubuhnya di sofa. Aku segera menuju kamar mandi dekat ruang tamuku dan berkumur membersihkan mulutku dan mencuci mukaku yang terkena sperma Pak Eko. Kemudian aku berjalan ke kulkas dan kuambil 2 botol air mineral. 1 nya kuberikan ke Pak Eko. Kami yang haus akibat panasnya seks barusan, dengan cepat meneguk air botol itu. Aku duduk di samping Pak Eko sambil menyandarkan kepalaku di bantal sofa.
“Dari semua wanita yang saya pijit, neng Selina yang paling cantik dan seksi.”pujinya kepadaku, membuatku tersipu. “Tadi bapak udah ngaceng berat dan pengen entotin neng sebenarnya pas pertama lihat neng yang pakaiannya seksi bikin nafsu.”sambungnya.
“Terus kalo nafsu, kenapa dari awal pijit, Selina gak langsung dientot sama bapak?”ucapku sambil tersenyum nakal.
“Kalo bapak ikutin kemauan kontol mah udah gak tahu berapa kali dipenjara neng. Hahaha. Neng tinggal di tempat mewah begini pasti anak orang kaya, kalo bapak perkosa neng tadi itu sama aja cari mati. Bapak pasti ditangkap polisi dan bisa-bisa dihajar ato didor. Haha.”ujar Pak Eko sambil tertawa. “Lagian cara bapak mancing birahi pake pijitan sensual selalu ampuh buat entotin semua pelanggan wanita yang bapak pijit, kecuali pas ada orang lain yang ikut dipijit, seperti pacar atau suami.”ucapnya dengan bangga. Memang ada benarnya juga yang diucapkan Pak Eko. Aku salut juga dia bisa menahan diri seperti itu.
“eh neng,maaf bukan rasis,tapi pengen tau aja, neng kan gadis keturunan cenes ni, sebelumnya pernah gak ngentot sama pribumi?”tanyanya penasaran sambil meraba-raba susuku.
Walaupun sudah pernah digenjot pria pribumi di sekolahku, terpaksa kujawab dengan berbohong bahwa aku belum pernah. Tidak mungkin aku bilang aku sudah pernah main dengan 3 bandot itu. “wah, jadi punya bapak kontol pribumi pertama yang coblos memek neng. Gimana neng cita rasa asli indonesia?”tanyanya dengan muka senang. “mmm, kontol bapak enak. panjang dan keras.”jawabku malu-malu. “Kalo bapak sebelumnya pernah main sama gadis keturunan?”aku balas bertanya. “Kalo cenes, bapak pernah beberapa kali tapi yang udah ibu-ibu. Kalo yang seumuran neng dulu banget bapak pernah sekali. Pas dia juga lagi sendiri gitu di apartemen. Hehe. Tapi dia lebih liar neng, baru bapak pijit gak lama pahanya, dianya udah konak dan minta dientot.”ucapnya. “Namanya gak gitu cenes, belakangnya Citra kalo bapak gak salah ingat. Dia juga putih mulus kayak neng. Toketnya gede. Memeknya juga sempit kayak punya neng ini.”sambungnya sambil meraba bibir vaginaku. “jembutnya juga lebat.”gumamnya sambil membelai jembutku.Aku hanya terdiam memikirkan ternyata banyak juga wanita keturunan yang mencari pemuas nafsu seks dari pria seperti Pak Eko ini. Saat aku sedang termenung, Pak Eko mengangkat layar laptopku dan tentu saja streamingan bokep yang tadi kutonton segera terlihat. “neng demen ya nonton bokep? Sering?”tanyanya sambil matanya terus menonton adegan seks interracial bokep itu. “iya tapi ga sering pak..”jawabku. “sambil onani kan neng pas nonton ginian? Hehe.”ejeknya. “kadang-kadang pak..”jawabku lagi. “kalo pas neng lagi gatel, daripada onani mending bapak aja neng yang kesini buat muasin neng. buat amoy bening kayak neng mah kapan aja bapak siap.”ujarnya dengan mantap. Aku hanya diam saja mendengar kata-katanya yang sebenarnya melecehkan diucapkan ke gadis anak orang kaya sepertiku.
Setelah beristirahat sejenak sambil nonton bokep, kulihat kontolnya mulai menegang lagi karena bokep itu dan dari tadi melihat dan menggerepe tubuh putih mulusku yang telanjang. “neng, lagi ya.”ajaknya. Aku yang mulai kembali horny akibat rangsangan tangan Pak Eko pada memekku lalu menganggukkan kepala sambil tersenyum menggoda.
Pak Eko lalu bangkit berdiri di hadapanku. “Coba neng jepit pake toket neng ini.”ucapnya sambil meraba dadaku. “mumpung udah berminyak gini. Hehe.”sambungnya. Aku yang memang ingin dipuaskan lagi olehnya, dengan segera mengarahkan payudaraku menjepit batang kejantanannya. Kutekan payudaraku dari kiri dan kanan dengan tanganku dan mulai kukocok naik turun. Buah dadaku yang berlumur massage oil membuatnya licin dan memperlancar kocokanku. Pak Eko yang menikmati boobjob dariku, menceracau, ”oohh..mantep..toket..amoy..kenyal..halus..”. Sekitar 10 menit penisnya kumanjakan dengan jepitan susuku, Pak Eko pun mengajakku untuk ngeseks lagi.
“Neng,kita coba gaya yang di bokep itu ya.”ucapnya sambil matanya menonton tayangan bokep di laptopku. Kulirik ke adegan bokep yang ternyata sedang menayangkan adegan seks dimana si pria afrika menggenjot si gadis Jepang dengan posisi berdiri sambil salah satu kaki si gadis dinaikkan sangat tinggi hampir mengenai bahu si pria. Akhirnya beberapa menit kemudian aku sudah digenjot dengan posisi itu. Posisi ini cukup sulit karena si wanita harus punya tubuh lentur supaya kakinya bisa diangkat menyentuh bahu pria. Beruntung aku yang rutin senam yoga memang punya tubuh yang lentur. Di posisi ini sodokan Pak Eko terasa sangat dalam hingga mentok di rahimku. “Oohhhh..oohh..ohh..”desahanku. “asyik ni posisi gini..mantep..ughhh..”racau Pak Eko. “iyaahh..pak..enaakkk..memekku berasa..penuhhh banget….oohhhh..terus..pak..yang dalam...aahhh..”balasku.
Tiba-tiba HPku berdering. Mengagetkan aku dan Pak Eko yang sedang panas-panasnya bercinta. Aku yang masih menyatu dengan Pak Eko, segera meraih HPku di meja dekat sofa. Telepon itu ternyata dari a kou (sebutan chinese untuk bibi) ku. Aku pun segera melepaskan diriku dari tubuh Pak Eko dan berjalan agak menjauh untuk mengangkat panggilan telepon a kou ku.
Setelah berbincang sejenak, akhirnya telepon diakhiri. Mukaku yang terlihat shock membuat Pak Eko bertanya,”ada apa neng?”. Segera kujawab dengan panik,”Gawat niihh pak.. paman dan bibiku mau nginap disini. Sekarang mereka udah keluar dari lift dan lagi jalan kesini.” Pak Eko juga ikutan shock mendengar jawabanku. “Cepetan pak.. beresin..sebelum mereka datang. Tolong dilap juga pak”perintahku sambil kumatikan laptopku. Aku tidak ingin ada jejak persenggamaan kami yang dapat membuat paman bibiku curiga. Pak Eko pun buru-buru mengambil baju dan celananya yang berserakan di lantai. Aku mengambil tanktop dan celanaku dan buru-buru pergi ke kamarku. Karena sudah tidak mungkin mandi maka segera kupakai bra, sweater, CD dan celana legging untuk menutupi minyak pijit di tubuhku. Saat aku menuju ruang tamuku, Pak Eko yang sudah berpakaian sedang mengelap bekas-bekas sisa persetubuhan kami, termasuk ceceran sperma di lantai dan sofaku. Kubantu dia dan aku juga menyemprotkan pewangi ruangan untuk menyamarkan bau sperma dan keringat di ruang tamu yang menjadi lokasi perbuatan mesum kami. Saat Aku dan Pak Eko tergesa-gesa berjalan ke pintu, tiba-tiba bel pintu pun berbunyi…membuat aku dan Pak Eko tercekat.
~ BERSAMBUNG ~