Petualangan Seks Selina Amoy Cantik ( Part 5 ) - Kumpulan Artikel Cerita Seks Terbaru

Update Terbaru

Kumpulan Artikel Cerita Seks Terbaru

Kumpulan Cerita Seks & Foto Bugil Terbaru

Minggu, 25 Oktober 2020

Petualangan Seks Selina Amoy Cantik ( Part 5 )

Saat Aku dan Pak Eko tergesa-gesa berjalan ke pintu, tiba-tiba bel pintu pun berbunyi..membuat aku dan Pak Eko tercekat.
Aku yang panik mencoba berpikir. Bakal runyam jika sampai paman dan bibiku melihatku hanya berduaan dengan seorang terapis pijat paruh baya seperti Pak Eko. Keluargaku sangat konservatif dan agak kolot. Pastinya aku akan dalam masalah besar jika sampai kepergok berduaan saja dengan seorang pria pribumi begini. Mau tidak mau aku harus menyembunyikan Pak Eko. Segera kuputar otak dan mencari tempat sembunyi yang pas untuk Pak Eko. Akhirnya kuputuskan untuk menyembunyikan Pak Eko di kamarku. “Pak, ayo ikut saya cepat.”ucapku yang masih panik. Pak Eko tidak menjawab hanya mengikutiku sambil membawa tasnya menuju kamarku. “Bapak sembunyi di kolong tempat tidur sini ya sampe paman bibiku tidur. Saya gak mau ketahuan mereka saya berduaan aja sama bapak di condo. Nanti saya akan balik sini kalo udah aman.”pintaku. “ya udah neng, jangan lama-lama ya. ”ucapnya dengan pasrah. Untung kolong ranjangku cukup tinggi sehingga Pak Eko yang agak buncit masih bisa nyempil ke bawah. Tidak lupa juga aku ambil beberapa kotak dan shopping bag untuk menutupi celah kolong tempat tidurku supaya Pak Eko tidak terlihat dari arah pintu.

Setelah itu aku pun tergesa-gesa berjalan ke arah pintu lagi. Aku membukakan pintu buat paman dan bibiku. Setelah amenyapa paman dan bibiku dan berbincang-bincang beberapa saat, mereka pun masuk dan kuantar ke kamar tamu yang terletak di ujung condo. Usia paman dan bibiku ini jauh lebih muda dari papa mamaku yang berusia 50an tahun. Pamanku berusia pertengahan 40an dan bibiku berusia 35 tahun tapi dari penampilan masih cantik dan muda seperti baru berumur pertengahan 20an. Pamanku yang juga orang Taiwan adalah adik bungsu ayahku dari 3 bersaudara. Sedangkan istri pamanku adalah wanita chinese Surabaya. Mereka tinggal di Surabaya dan hari ini mereka ke Jakarta untuk keperluan mengurus Visa untuk jalan-jalan ke Eropa. Berhubung condominiumku yang lokasinya dekat dengan kedubes negara Eropa tujuan mereka, maka mereka pun memilih menginap disini dibanding di rumahku yang berada di bagian Utara Jakarta. Apalagi mereka sudah diinfokan oleh mamaku bahwa aku hari ini stay di Condo. Mereka juga sempat minta maaf karena mereka dadakan ke Jakarta karena kesibukan mengurus bisnis mereka di Surabaya. Karena besok adalah hari Minggu dan hari Senin mereka baru bisa mengurus visa, mereka bilang besok akan pergi kumpul-kumpul dengan teman-teman yang menetap di Jakarta. Aku pun mengajak mereka untuk makan malam di luar dengan harapan juga Pak Eko bisa kabur saat aku membuat alasan untuk naik ke condoku sebentar. Tapi pamanku bilang agak lelah sehingga ingin makan di condo saja. Dengan sedikit menggerutu dalam hati karena tidak jadi menjalankan rencanaku, aku bilang akan memesan Thaifood langgananku yang segera diiyakan mereka. Lalu paman dan bibiku pun pergi ke kamar untuk mandi. Kurang lebih 40 menit kemudian Thaifood pesananku pun tiba diantar oleh ojol. Kami lalu bersantap makan malam. Sesekali juga berbincang-bincang, bibiku menanyakan bagaimana sekolahku dan setelah lulus nanti akan melanjutkan kemana. Kujawab bahwa aku masih menimbang beberapa univ yang akan jadi tujuanku. Selesai makan malam kulihat jarum jam sudah menunjukkan pukul 19:53. Kami bertiga duduk di sofa ruang tamu sambil menonton TV. Deg,aku sempat shock saat pamanku bertanya kenapa ada noda basah yang sedikit berwarna putih pada lantai di bawah mejaku. Segera kujawab,”oh itu tadi ketumpahan yogurt.” Huff, sperma Pak Eko yang muncrat tadi ada yang terlewat dibersihkan.

Sekitar 20 menit kemudian aku berjalan ke kamarku setelah kuambil roti di dapur. Aku yang baru masuk kamar pun segera dipanggil Pak Eko dari bawah kolong. “neng,gimana? Saya udah bisa pulang??”tanyanya. Segera kusuruh dia untuk memelankan suaranya,”ssssstttt..jangan keras-keras pak. Itu masih ada paman dan bibiku di ruang tamu.” “Lah jadi saya kapan pulangnya dong neng? Ini udah malam neng.”kata Pak Eko. “Saya gak mau lagi nunggu lama kayak gini neng. Saya udah dicariin orang rumah. Gak mau tau, saya pulang aja sekarang.”ujarnya dengan agak sewot sambil keluar dari kolong ranjangku. Aduh bisa gawat jika dia keluar dan bertemu dengan bibiku. Bisa runyam. Terpaksa kugunakan jurus pemungkas yang tidak mungkin ditolak oleh pria.

Sebelum Pak Eko sempat memegang gagang pintu kamarku, segera kubujuk dia dengan menawarkan bahwa dia bisa menikmati tubuhku lagi jika tidak pulang. Kugoda dia dengan sebinal mungkin, ”Nnghhh..pak..kalau bapak gak pulang malam ini dan nginap disini gimana? Bapak boleh nikmatin tubuh ini..Selina janji bakal servis Pak Eko sampai puas..mmpphhh”desahku sambil kugigit bibirku dan kuremas payudaraku disertai tatapan sensual ke Pak Eko. Ini membuat Pak Eko terdiam sejenak. “ya uda neng saya nginep sini. Saya telp dulu ke bini saya.”ucap Pak Eko yang sesuai dugaanku, menyetujui tawaranku. Ia lalu berbohong ke istrinya bahwa dia menginap di tempat saudaranya karena besok pagi akan pergi dengan saudaranya. Kuberikan Pak Eko beberapa roti gandum yang diam-diam kubawa ke kamar. “ini makan dulu pak, bapak pasti lapar kan.”ucapku, tentu Pak Eko pasti kelaparan apalagi sudah menggarapku cukup lama tadi. Lalu kutinggalkan Pak Eko yang sedang memakan roti sambil sembunyi di kolong ranjangku.

Semoga paman dan bibiku segera tidur jadi Pak Eko bisa pergi dari condoku dan aku mungkin tidak perlu harus menjadi pemuas nafsu si tukang pijit. Sekitar jam 9 malam, pamanku pun sambil menguap bilang dia mau tidur. Tapi bibiku masih belum mengantuk dan terus menonton acara serial TV Mandarin kesukaannya. Aku dan bibiku tetap lanjut menonton hingga 50 menit kemudian, aku yang mulai mengantuk pun memberitahu bibiku aku akan ke kamar untuk tidur.

Setelah masuk ke dalam kamar dan mengunci pintu, aku pun menengok ke kolong ranjangku. Ternyata Pak Eko ketiduran di bawah ranjangku. Ya sudah, baguslah kalo Pak Eko sudah tidur. Aku yang juga sudah sangat ngantuk pun segera berganti pakaian ke piyamaku. Aku berbaring dan tidak lama kemudian aku sudah tertidur nyenyak. Tidurku sangat nyaman, mungkin karena pijitan Pak Eko juga yang membuat tubuhku rileks. Dan juga, karena “pijitan” kontolnya di memekku tadi, hihihi.

Aku yang sedang enak-enaknya tidur, terganggu ketika kurasakan payudaraku diremas. Aku mengira aku sedang bermimpi dan mencoba kembali tidur. Tapi tiba-tiba aku merasa selangkanganku diraba, membuatku akhirnya membuka mata dan kulihat Pak Eko sedang duduk diatas ranjangku memainkan tubuhku. “neng,akhirnya bangun juga. Bapak pengen lagi neng, Mau lanjutin yang tadi sore belum kelar.”ucapnya sambil tersenyum mesum. “aduh pak,besok aja ya. Selina ngantuk.. lagian koq bapak bangun jam segini sih?”keluhku, yang masih setengah sadar. “ini udah ganti hari neng. Udah jam 2 subuh ini. Tadi bapak bangun buat kencing, abis itu jadi nafsu liat badan neng. hehe”katanya sambil cengengesan. Kulihat jam dindingku, sekarang memang sudah jam 02:06. “aduh, Selina beneran ngantuk pak. Pengen tidur.”ucapku yang bersikeras ingin melanjutkan tidurku. “eits,tadi neng kan dah janji bakal layanin bapak sampe puas.”,timpalnya,menagih janjiku. “apa perlu bapak bangunin paman dan bibi neng biar tahu kalo neng ngajak saya bobo bareng di kamar neng??”lanjutnya dengan setengah mengancam. Aku yang sadar tidak bisa lolos dari permintaannya ini akhirnya menjawab,”Jangan pak. Ya uda Selina bakal ikutin maunya Pak Eko.”ujarku. “Nah gitu dong..”ucapnya sambil meremas buah dadaku yang hanya terhalang baju piyamaku, aku memang tidur tanpa bra. “Bapak uda ga kuat nahan nafsu.. lagian neng ga pake BH gini sengaja kan buat persiapan dientot. Hehe.”ejeknya. “bukan pak.. biar tidurnya lebih enak aja.”jawabku. “lebih enak dientot. Haha. Yuk neng kita mulai.”timpalnya sambil mulai meraba tubuhku. ”Eh, tapi jangan di kamar Selina ya mainnya. Soalnya takut kedengaran ntar pak.”pintaku. Posisi kamarku memang berseberangan dengan kamar tamu yang sedang ditempati oleh paman dan bibiku. “jadi main dimana neng kita? Dapur?”tanya Pak Eko “Ngg..di kamar belakang aja pak.”kujawab dengan cepat. “ok siap neng. hehe.”kata Pak Eko sambil turun dari ranjangku. Pelan-pelan kami membuka pintu kamarku sambil mengintip melihat keadaan yang memang sudah sunyi. Sambil berjalan dengan sangat pelan kami menuju bagian belakang unit condoku yang terletak di ujung sisi berlawanan dari area kamar tidur, sehingga lebih aman dari resiko ketahuan.

Kami pun tiba di kamar belakang yang fungsinya sebenarnya untuk kamar pembantu. Ruangan kamar ini cukup luas dengan hanya ada tempat tidur singlebed bersprei putih, AC, lemari baju berukuran sedang, meja kecil dan TV. Setelah menutup pintu dan menyalakan AC, Pak Eko yang sudah bernafsu langsung menerkamku sampai aku terjatuh ke ranjang. Dicumbunya bibirku sambil menggerayangi tubuhku yang masih berbalut piyama. Setelah puas dengan bibirku, lalu dengan tidak sabaran ditariknya aku sampai duduk dan lalu melucuti piyamaku. Kembali aku bugil di depan terapis pijit ini. Setelah itu Pak Eko juga melepaskan pakaiannya.

Aku yang sebenarnya masih agak ngantuk, kembali berbaring telentang di kasur, pasrah akan dinikmati lagi oleh Pak Eko. “hehe, uda mancung gini neng putingnya..”ucapnya terkekeh sambil mencubit puting kananku. Lalu ia membenamkan kepalanya diantara buah dadaku yang bulat kencang. Lidahnya menjilati puting kiriku dan tangannya meremas susuku yang kanan sambil memilin pentilnya. Tangannya yang satu lagi memainkan vaginaku. Ooh,rangsangan di dada dan vaginaku mulai menghilangkan kantukku dan berganti jadi birahi. “sshhhh..enaak..pak..nnghhh…emut terus pentilnya..”racauku yang sudah dilanda gairah seksku. Kuremas-remas rambut Pak Eko yang asyik menyusu. Dengan bergantian sedotan mulutnya berpindah dari puting kiri ke kanan. “Sllrrrpp..sllrrrpp..”suara hisapannya pada pentilku.



Setelah itu Pak Eko berlutut diantara kedua kakiku dan membentangkan pahaku. Matanya menatap memekku dengan lapar sambil berucap,”hehe. bapak paling cepat konak liat memek yang jembutnya rimbun kayak punya neng ini..” Aku hanya menutup mata mendengar komentar Pak Eko pada rambut kemaluanku. ”bapak pengen cobain peju neng..”gumamnya. Sesaat kemudian kepalanya sudah berada di antara pahaku. “hmmm,harumnya memek amoy…”komentarnya saat menciumi vaginaku. Dengan rakus lidahnya menjilati bibir memekku. Setelah lidahnya puas bergerilya di bibir vaginaku lalu lidahnya mulai menerobos masuk ke lubang memekku. Lidahnya menyentil-nyentil klitorisku, membuatku menggelinjang seperti tersetrum. “Ohh..pak..sedoott..yang kenceng..ahhh..”erangku. Kedua pahaku yang putih mengapit kepalanya seolah meminta untuk terus dijilati. ‘Sllrrrppppp…sllrrrrrpppp..’suara sedotan Pak Eko di memekku yang sudah sangat basah. Akhirnya tidak lama kemudian orgasmeku tiba. “ooohhh…yess…”,racauku dengan tubuh yang mengejang-ngejang. ‘crrttt…crrttt…’ Vaginaku muncrat cairan hasil orgasmeku yang segera dihisap Pak Eko. “wuih enak neng pejunya..”, pujinya dengan mulut belepotan cairan orgasmeku.

Setelah puas meminum cairan orgasmeku, Pak Eko menyodorkan kontolnya ke mukaku. Aku yang masih terbaring di ranjang, tidak perlu diperintah, segera kujilati dan kuhisap penis coklat gelapnya dengan cepat,membuat Pak Eko merem melek keenakan. “mmmhh..sllrrpp.. mmhh”suara kulumanku pada penisnya. “aahhh..enakkk..”racaunya sambil tangannya meremas buah dadaku yang montok. 10 menit kemudian, Pak Eko memintaku untuk berhenti memblowjobnya,”dah cukup neng sepongnya,pengen genjot memek neng sekarang.”

Sambil berdiri di tepi ranjang Pak Eko memegang kontolnya untuk diarahkan ke memekku. Aku yang sudah tidak sabar, membentangkan kedua pahaku dengan tanganku sendiri. Pak Eko mengejekku yang sudah horny, “hehe,tadi bilangnya ngantuk neng.. sekarang malah ngangkang minta dientot..haha..neng Selina emang binal”. Aku yang sudah lupa diri akibat nafsu birahi, menimpalinya dengan liar,”iya pak.. Selina uda gak ngantuk.. sekarang pengennya ngentot..nghh..Selina emang binal pak..”. Lalu dia mulai memasukkan kontolnya yang sudah siap tempur ke dalam liang vaginaku. Beberapa detik kemudian segera digerakkannya pinggulnya untuk menggenjotku. ‘plok plak plok plak’suara yang tercipta dari pertemuan tubuh kami. Aku yang dikuasai oleh gairah seks, dengan binalnya meremas-remas kedua buah dadaku saat sedang digenjot. “ahh..ahh..ahh..”erangan nikmat yang keluar dari mulutku.



15 menitan kemudian Pak Eko meminta ganti posisi. Kini Pak Eko yang berbaring di ranjang dan memintaku untuk menduduki penisnya. Tanpa malu-malu lagi, kuraih kontolnya yang keras dan kuarahkan ke memekku sambil kuturunkan tubuhku yang berjongkok di atas tubuh tambun tukang pijit itu. ‘Bles’ suara memekku yang kembali diisi oleh kontolnya. Kami pun segera berpacu dalam birahi. Pak Eko menyodok ke atas dan aku menggoyang pingguku dengan arah berlawanan. “Uhhh..memek amoy kayak neng emang mantepp..ohh..ngejepit banget..”ceracau Pak Eko. “Ahhh..kontol bapak ahh..gede.. Selina sukaa..ahh..ahh..” balasku dengan binal di sela persetubuhan kami. Kedua susuku yang bergoyang-goyang tidak disia-siakan Pak Eko, dengan kasar diremas-remasnya dua buah dadaku. Dicubit-cubitnya pentilku, membuatku makin mendesah nikmat. “awhhsss..ahh..ahh..”lenguhku. Aku yang sangat horny melayaninya dengan penuh penyerahan, bahkan dengan aktif kubalas memainkan putingnya dan kujilati telinganya. Tubuh kami berdua sudah berkeringat akibat panasnya persetubuhan ini.

Saat kami sedang asyik bergoyang dalam birahi, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki mendekat ke arah dapur dan suara lampu dapur dibuka. Kami yang kaget segera menghentikan goyangan kami. Kamar pembantu ini walaupun terhalang tembok lagi, memang jaraknya tidak jauh dari dapur, hanya sekitar 3-4 meter. Dari langkah kaki nya yang berat dan suara menguap, sepertinya itu pamanku. Mungkin ia terbangun untuk ke toilet dan lalu memutuskan untuk minum air. Terdengar suara laci lemari dapur dibuka. Diikuti suara air yang mengalir dari Dispenser.

Pak Eko dengan seenaknya melanjutkan genjotannya di memekku, walaupun dengan tempo yang lebih lambat dibanding tadi. Aku menatapnya dengan jengkel sekaligus nafsu lalu berbisik,”jangan goyang dulu pak. Ada paman saya.” “gapapa neng yang penting jangan bersuara aja.”bisiknya dengan tersenyum nakal. Oh gila,aku harus digenjot dan harus menahan desahanku karena jika tidak bisa terdengar pamanku di dapur. Pak Eko sambil menggoyang pinggulnya, dengan gilanya mengemut puting pinkku tanpa peduli itu malah bisa menambah keras desahanku. Segera kututup mulutku dengan tanganku untuk meredam desahanku. Mati-matian aku berjuang supaya tidak ada suara desahan yang keluar. Akhirnya daripada desahanku keluar, segera kupegang leher Pak Eko, kulepas kulumannya pada putingku dan segera kupagut bibirnya. “mmpphh..mmpphh..”hanya suara itu yang terdengar desahan tertahanku.

Sekitar 15 menitan aku dan Pak Eko bercinta dengan hening, akhirnya terdengar suara langkah kaki yang menjauh dari dapur. Huff,pamanku sudah kembali ke kamar. Situasi menegangkan karena takut ketahuan tadi membuatku segera mencapai orgasmeku yang pertama subuh ini, dan yang ketiga kalinya dengan Pak Eko hari ini. Kulepas pagutanku pada bibir Pak Eko dan kudongakkan kepalaku sambil mengerang lepas,”Aaahhhhhhh..”. Lalu aku merebahkan diriku ke badan pak Eko sambil kupeluk tubuhnya. Pak Eko masih belum ada tanda-tanda akan orgasme dan terus menggenjotku dengan tempo yang makin tinggi. “ohh,memekk enaakkk..asoyy..”racaunya. “ahh,hajarr teruss.. ahh..pak.. memek.. Li.. na..ahh”balasku yang mulai kembali bergairah.

Beberapa saat kemudian Pak Eko menghentikan genjotannya pada memekku dan mencabut penisnya. “eh,koq dicabut pak?”tanyaku agak protes. “sini neng ikut bapak, kita main di dapur.”ajaknya. Aku yang masih belum puas lalu berjalan mengikutinya ke dapur. Pak Eko lalu memposisikanku berdiri menghadap kulkas dan mendorong kontolnya memasuki vaginaku dari belakang. Tubuhku ikut terdorong saat dia menghentakkan pinggulnya ke depan, menyebabkan payudaraku agak menempel dengan kulkas. Oh,kurasakan sensasi geli nikmat pada putingku yang bergesekan dengan hiasan kulkas. Pak Eko dengan bernafsu menggenjotku sambil memainkan buah dadaku dari belakang. “nnghh..ooh..ohh..”desahku merespon tiap hunjaman penisnya di memekku.

10 menit kemudian aku pun merasa akan klimaks lagi..tubuhku menegang dan menempel pada kulkas. Aku berkelojotan sambil kupegang kulkas di depanku, meresapi nikmat orgasme. “Aaaahhhhhhh!”jeritku yang didera kenikmatan. Tubuhku yang melemas kusandarkan pada kulkas. Pak Eko tetap menggenjotku dengan semangat.

Lalu Pak Eko menghentikan sodokannya dan memelukku sambil mengarahkanku untuk berjalan menuju ruang tamu condoku dengan penis masih tertancap di vaginaku. Aku yang masih lemas setelah klimaks, hanya bisa berjalan ke depan mengikuti dorongan Pak Eko di belakangku. Dia tetap menggenjotku walaupun pelan-pelan. Kami pun tiba di ruang tamu dan Pak Eko mengarahkanku untuk ke balkon condoku. Posisi unit condoku yang berada di lantai 10 ini menghadap ke kota dan sebagian ke tower lain walaupun memang jarak antar tower cukup jauh karena dipisahkan oleh sebuah area Taman dan Kolam Renang yang luas di tengah-tengah komplek condominium mewah ini. Dengan pelan-pelan dibukanya pintu kaca yang menuju balkon. Oh,kurasakan dinginnya udara malam mengenai kulitku saat pintu itu dibuka Pak Eko. Pentilku yang sensitif ini makin mengeras saja karena kedinginan.

Setelah tiba di balkon condoku, Pak Eko pun mulai memacu tubuhku lagi dari belakang. Aku berpegangan pada pagar balkonku sambil mendesah menikmati sodokan Pak Eko di memekku. Aku tidak berani mendesah terlalu keras karena takut kedengaran oleh paman dan bibiku. Bagaimanapun posisi balkon ruang tamu ini tidak begitu jauh dari kamar tidur. “nnghhh..mmpphh..nghh..”desahanku yang coba kutahan dengan tanganku. “ahhh..dingin-dingin emang enaknya ngewe..hahaha..”Pak Eko menikmati persetubuhan kami di balkon. ‘plak plak plak’ Pak Eko menampar pantatku yang putih mulus sambil berkomentar,”pantat neng gemesin.”. “pak..pelan..pelan..nanti kedengaran..”ucapku. “apanya yang pelan-pelan neng? genjotan bapak? nanti gak enak dong kalo pelan-pelan aja”tanyanya menggodaku. “suara bapak maksudnya..sama pantat Selina jangan ditepuk-tepuk gitu”,jawabku. “ya uda neng kalo gitu memeknya aja yang bapak mainin ya.”ucapnya sambil memasukkan tangannya ke vaginaku dari belakang dan mengobel-ngobelnya. “ahh..koq..malah..diginiin..ahhh..Selina.. ga..kuat..nahan..desahan dong..”gumamku yang makin mendesah nikmat. “hahaha, gapapa neng masih subuh gini. semua masih pada tidur lelap.”ucapnya.

Tidak lama kemudian Pak Eko dengan setengah menggeram bertanya,”ughhh..neng..bapak..mau keluar..di dalam apa luar neng?” “di luar aja pak..biar aku gak perlu minum pil anti hamil.”jawabku cepat. Oke neng..bapak crot di pantat neng aja..”ujarnya sambil mencabut penisnya. ‘Plop’ suara kontolnya yang keluar dari memekku. Segera dikocoknya kontolnya dan akhirnya,’crootttt..crootttt..crottt..”spermanya menyembur ke pantatku dan saking kencangnya ada yang sampai ke punggungku. “ahhh..puassss neng..makasih..”ucapnya dengan muka bahagia. Aku yang sebenarnya juga nanggung karena tadi hampir orgasme lagi segera bilang,”umm,pak, Selina juga pengen dibikin keluar lagi..”. Mendengar itu, Pak Eko tertawa dan menggodaku,”wah emang bener, jembut lebat itu tanda nafsu hebat. Haha. Tadi uda keluar 2 x padahal. Masih pengen aja neng..” “umm, jangan ejek Selina terus dong pak..”pintaku dengan wajah memerah karena malu. “ya uda neng,di kamar neng tapi ya. bapak uda ngantuk neh.”ajaknya.

Kamipun lalu masuk ke kamarku. Tidak lupa kukunci pintu kamarku untuk jaga-jaga. Lalu dimintanya aku untuk menungging di kasurku. Vaginaku yang sudah basah terpampang di depan mukanya. Dengan cepat dimasukkannya 2 jarinya ke memekku dan dikocok-kocoknya, membuatku langsung keenakan. Kuredam desahanku dengan membenamkan kepalaku di bantal. Kurasakan Pak Eko memasukkan lagi 1 jarinya ke vaginaku. Ah, rongga vaginaku makin terasa sesak akibat 3 jarinya kini yang bercokol di dalamnya. Dan tangannya yang satu memainkan anusku, menambah rangsangan yang kuterima. “mmpphh..mmpphhh..”rintihanku yang teredam bantal. Begitu lihainya permainan jari Pak Eko di vagina dan anusku, tidak lama akupun diantarnya menuju orgasme. "mmppphhhhhh!",lenguhku yang teredam bantal. ‘Crrttttt…crrtttttt..crrrtttt’,liang vaginaku memuncratkan air maniku dalam jumlah banyak sampai muncrat keluar. “wah masih banyak gini peju neng. Memek amoy emang juara. Haha.”ucapnya sembari menertawaiku. Kami yang kelelahan setelah pertempuran birahi pun lalu tertidur nyenyak tanpa busana di ranjangku.

Besok paginya aku terbangun karena ketokan di pintu kamarku. Kudengar suara bibiku memanggil namaku. Membuatku cukup panik karena kondisiku yang masih bugil dan di sebelahku ada Pak Eko yang tertidur pulas. Segera kuambil baju dan celana santai di lemari dan memakainya. Cepat-cepat kubangunkan Pak Eko sambil memberi kode untuk diam dan menyuruhnya sembunyi di bawah ranjangku. Dengan muka masih ngantuk Pak Eko pun sembunyi di kolong ranjang.

Setelah itu kubuka pintu kamarku, ternyata bibiku yang sudah berdandan rapi bilang mereka akan pergi makan dimsum dengan teman-temannya. Mereka mengajakku tapi dengan sopan kutolak karena memang nanti siang sudah ada janji dengan temanku. Aku juga memberikan keycard cadangan untuk bibiku supaya mereka nanti bisa masuk sendiri ke Condo. Lalu mereka pun berangkat. Aku cukup lega karena kini Pak Eko pun bisa pergi dari condoku tanpa ada resiko ketahuan.

Kulihat jam di HPku sudah 9:07 pagi. Aku pun memutuskan untuk mandi. Kuambil handuk dan pakaian ganti dan langsung masuk ke kamar mandi dalam kamarku. Kunyalakan shower dan kusemprot sperma yang sudah mengering di pantatku. Saat aku sedang membasahi diriku dengan air shower tiba-tiba Pak Eko masuk ke dalam kamar mandi. Kulihat tatapannya yang bernafsu saat terpaku pada susuku dengan pentil pinknya yang basah.

Sambil menonton tubuh telanjangku yang sedang tersiram air, dia berucap,”neng,sebelum bapak pergi, kita main sekali lagi ya..”. “Duh,kan tadi subuh udah pak..”jawabku yang enggan untuk melayaninya. “yahh itung-itung buat perpisahan lah neng..hehe..”timpalnya,sampil menggerayangi tubuhku. Pelan-pelan kurasakan nafsuku mulai naik karena rangsangan tangannya di payudara dan vaginaku. Kulirik kontolnya yang sudah setengah ereksi akibat melihat tubuh putih mulusku. “sshhh..ya udah pak..Selina..shh..sambil mandi ya..”,ucapku yang mulai bergairah. “siap neng. Bapak sabunin neng sini.”jawabnya dengan sumringah.

Lalu kutuang sabun ke tangan Pak Eko. Si terapis mesum ini pun mulai menyabuni tubuhku atau lebih tepatnya meraba-raba tubuhku. Buah dadaku dan puting merah mudaku dimainkan dengan jari-jarinya dengan cekatan, seperti pijitannya kemarin. “nnghhhh.. enakk..pak..terus..sshhh..mainin pentilnya..”desahku. Kugenggam kontolnya yang panjang dan mulai kukocok dengan tanganku yang halus. Lalu bibirku dilumatnya sambil tangannya masih memilin-milin puting susuku. Lidahnya masuk ke mulutku. Lidahku dan lidahnya saling belit dengan mesra. 5 menit kemudian, kulepas tautan bibir kami dan aku memintanya dengan muka sayu,”pak..yuk..entot Selina..”. Aku yang awalnya menolak sekarang malah yang meminta untuk disenggamai. “hehe..tadi kayak ga mau gitu neng..dah sange ye?”ejeknya. “umm,iyahh..Selina sange..pengen dientot..”jawabku sambil kuremas kontolnya. Nafsu seks membuatku menjadi seliar ini. “siap neng. Sini naik ke kontol bapak.”ajaknya sembari duduk di lantai kamar mandi.

Aku yang seperti terhipnotis segera menduduki perutnya lalu kuangkat pantatku dan kuarahkan penis coklat gelapnya ke memekku yang sudah basah. Dengan perlahan-lahan mulai kududuki kontolnya hingga amblas ke dalam liang memekku. “ohhhh..”erangku menikmati kontolnya di memekku. Dengan segera Pak Eko mulai menggoyang pinggulnya yang kusambut dengan tumbukan pinggulku dengan arah berlawanan. “aahhhh…oohhhh… ahhhhh..ohh..” desahan kami bergema di kamar mandi ini. Dengan air yang mengucur dari shower, kami terus berpacu dalam birahi. Dinginnya air seolah tidak terasa karena panasnya persetubuhanku dan Pak Eko. Pak Eko mengemut pentil kiri dan kananku secara bergantian sambil tangannya meremas-remas bongkahan pantatku. “nghhh..ahhh..enaakk..ahh..”racauku. Sekitar 15 menit kemudian aku pun mendapatkan orgasmeku yang entah sudah yang ke berapa kali dengan Pak Eko. “Seli..na.. nyampeeeee.. aaaahhhhhhhhhhh!!!”lenguhku dengan keras. Tubuhku mengejang-ngejang di pangkuan pak Eko.

Bosan dengan gaya duduk, Pak Eko pun merubah posisi kami. Diposisikannya aku menjadi menungging. ”Neng, bapak pengen nyoba boolnya ya.”, Ia bertanya sambil meraba anusku. Segera kutolak karena masih teringat rasa sakitnya saat anusku diperawani penjaga sekolahku,”jangan pak. Di memek aja. Selina gak mau di anal.”. Beruntung Pak Eko masih termasuk gentleman dan tidak memaksakan keinginannya, “ya uda neng gapapa memek neng nagih koq.”ucapnya sambil dicoblosnya lagi memekku dengan kontol perkasanya. Digenjotnya tubuhku dengan sangat cepat,membuat payudaraku bergoyang-goyang seirama genjotannya. Diremasnya payudaraku yang menggantung itu sambil diciuminya telingaku,membuatku mengerang nikmat. Aku menolehkan kepalaku ke samping dan kami berciuman dengan liar. Tidak sampai 10 menit kemudian, aku mendongak dan melenguh kencang,”aahh....pak.. aaahhhhhhhhh!!!”. Aku klimaks lagi. Kontraksi vaginaku saat orgasme membuat Pak Eko tidak tahan akan nikmatnya. Pak Eko menggeram,”uohhh..neng..bapak mau keluar..”. “jangan di dalam pak..”pintaku. “oke, keluarin di mulut neng ya..” Dicabutnya kontolnya dari vaginaku. Lalu aku yang masih lemas setelah orgasme hanya bisa membuka mulutku menerima penisnya. Pak Eko memaju mundurkan pinggulnya di mulutku seolah sedang menyetubuhi mulutku. Tidak lama, penisnya mulai berkedut dan akhirnya menumpahkan spermanya ke dalam mulutku. “Argghhhhh..mantep neng..bapak puassss..”lenguhnya saat orgasme. “telen neng..buat sarapan pagi..hehe..”perintahnya sambil menahan mulutku supaya tidak memuntahkan spermanya. Ugh, terasa asin. Aku pun terpaksa menelan sperma si terapis mesum ini.

Puas setelah menikmati tubuhku, Pak Eko pun minta sabun. Tapi sabun itu dituangkannya ke dadaku. “Neng,sabunnya tuang ke toket neng aja. Abis itu pake toket neng gesekin ke badan bapak.”perintahnya,sungguh si terapis ini sudah seperti raja, memintaku yang seorang gadis dari keluarga kaya raya untuk menyabuni tubuhnya dengan dadaku. Aku yang ingin cepat beres mandinya dan sebagai terima kasihku karena dia tidak meng-analku tadi, segera menuruti permintaannya. Kulumuri payudaraku dengan sabun lalu kuratakan sampai berbusa.



Pak Eko berbaring telentang sambil melihatku dengan tersenyum senang. Lalu aku mulai merebahkan tubuhku di atas kakinya. Kugesek-gesekkan kakinya menggunakan buah dadaku yang sudah penuh busa sabun. Sesekali aku juga menekan-nekan dadaku seolah-olah sedang memijit. Gerakan tubuhku makin naik hingga ke selangkangannya. Kugesek-gesekkan kontolnya dengan susuku. Lalu kuposisikan penisnya diantara himpitan buah dadaku sambil kumaju mundurkan tubuhku,membuat penisnya serasa dipijit. “Ahh..iya gitu..enakk neng dipijit pake tetek..”racaunya. Setelah cukup lama memijit kontolnya, pijitan susuku pun naik ke perutnya yang buncit, dan lalu dadanya. Terus kuulang gerakan menggesek - memijit itu.

Sesi pijitan sambil menyabuni tubuh tambun Pak Eko dengan dadaku membuatku merasa nakal dan aku kembali dilanda gairah seks. Setelah kubilas tubuh kami dengan air, aku yang sudah horny menduduki wajah Pak Eko. Tahu yang kumau, dengan segera si terapis itu menjilati memekku yang basah oleh air dan cairan cintaku. “Ngghhh…”lenguhku. Lalu kutelungkupkan tubuhku ke arah selangkangannya. Dengan bernafsu kokocok dan kublowjob penisnya yang sudah tegang kembali. “mmpphhh…mmpphhh..”suara desahanku sambil mengulum kontol Pak Eko.

Aku yang sudah tidak sabar untuk disetubuhi Pak Eko lagi, segera duduk di meja marmer kamar mandiku sambil mengangkangkan kakiku. Tak perlu disuruh, Pak Eko pun mencoblos kontolnya ke memekku lagi. Kembali aku mengerang-erang keenakan sambil terlonjak saat penis perkasa Pak Eko memompa vaginaku. 10 menit kemudian aku mendapat orgasmeku dan tidak lama, diikuti Pak Eko yang masih baik hati untuk mengeluarkannya spermanya di luar memekku. ‘crotttt..crotttt..croottt’semburan spermanya jatuh mengenai perut dan hingga dadaku.

Setelah berakhirnya ronda dua seks di kamar mandi itu kami pun melanjutkan mandi hingga akhirnya selesai dan lalu berganti pakaian. Pak Eko pun izin pamit. Saat ingin kubayar tarif pijitnya, Pak Eko menolak. ”buat neng gratis aja. Hehe. Malah harusnya saya yang bayar neng kalo dikasi yang enak gini. Apalagi servis dari amoy sebening neng. Haha.”, ucapnya seraya meraba pahaku. Sialan, memangnya aku pelacur yang harus dibayar gitu setelah seks, gerutuku dalam hati. Pak Eko pun berpamitan sambil berucap,”neng kalo lain kali butuh mijit sama ngentot, telp saya aja ya neng.”sambil memberikan kartu namanya kepadaku. Ternyata selain via aplikasi, Pak Eko juga freelance terapis pijit.

Jam sudah menunjukkan pukul 10:39 kini. Aku pun lalu makan siang dengan membuat bubur ayam dengan telur pitan. Aku memang diet ketat demi menjaga tubuh langsingku. Sambil menyantap buburku, kulihat chat whatsapp dari temanku yang bilang jam 1 siang ketemu di salah 1 mall di Jakarta Barat. Kami akan nongki cantik lalu shopping, hehe, sesuatu yang disukai semua wanita.

Sehabis makan, kuputuskan untuk membaca novel. Tapi baru membaca beberapa menit, aku yang semalam kurang tidur dan kelelahan akibat bercinta dengan Pak Eko saat mandi, akhirnya ketiduran di sofa. Aku terbangun saat pintu dibuka bibiku. Bibiku bilang dia pulang karena mau bersantai dan beristirahat di condo saja. Saat kutanya pamanku dimana, bibiku bilang pamanku pergi bermain golf dengan teman-temannya. Kulihat jam di HPku dan ternyata sudah jam 12:23 siang. Buru-buru aku segera bersiap. Aku menata rambutku, lalu make up dan berganti pakaian untuk ke mall. Kupakai tanktop pink dan hotpants putih.



Jam 1:06 siang aku pun tiba di mall yang terkenal ramai di Jakarta ini dan berjalan ke salah 1 cafe di mall itu yang menjadi tempat kami nongki cantik. Saat aku berjalan kurasakan banyak tatapan pria-pria di mall, baik anak muda maupun bapak-bapak yang menatap diriku. Uh, aku merasa senang jadi pusat perhatian, hehe.

Akupun tiba di cafe, teman-temanku sudah tiba disana. Ketiga temanku bernama Diana, Feby, dan Christine. Diana mengajak untuk jalan-jalan ke Bali selama 4 hari. Berhubung memang kami sedang libur seminggu setelah ujian dan butuh travelling, semua mengiyakan dan setuju kami berangkat lusa. Diana pun mulai mencari tiket dari aplikasi ticketing di HPnya. Tidak lama, tiket pesawat sudah dipesan. Acara nongki kami berakhir sekitar pukul 14:32. Kami melanjutkan dengan shopping mencari pakaian untuk digunakan saat liburan singkat kami nanti. Setelah mampir di beberapa toko dan membeli pakaian yang kami suka, tidak terasa jam sudah menunjukkan angka 16:47. Teman-temanku mengajakku untuk makan malam tapi kutolak karena ada bibiku di Condo dan aku berencana mengajak bibiku makan malam. Segera kutelpon supirku untuk menjemput. 10 menit kemudian aku pun sudah dalam perjalanan pulang ke Condo.

Aku pun tiba di Condo dan saat hampir memencet tombol lift, aku teringat ada paket dari belanja onlineku yang sudah datang hari ini. Aku pun berjalan menuju pos security dekat lobby. Kulihat pintu pos sedikit terbuka. Baru saja hendak mengetuknya, tiba-tiba kutahan tanganku karena kudengar percakapan kotor para satpam di dalam. “Puas gua pak semalam diservis Miss Nora..ni cewe bule kuat ngentot..ampe 3 ronde..”ucap salah seorang pria. “wah hoki banget lu ya bisa dapet memek si bule seksi..padahal dia masih baru disini”timpal satpam satunya. “hahaha, kebenaran emang si Miss jarang dipake suaminya, jadi ya minta dientot sama gua..haha..”ucap pria pertama sambil tertawa. “Itu suaminya si Mr. Bastian kan? Orang Hongaria itu ya.”tanya satpam kedua. “yo i..haha..salah suaminya juga sibuk kerja.. istri gak dikasi jatah..haha..”jawab satpam pertama. Aku tidak kenal Miss Nora dan Mr. Bastian ini karena mereka setahuku termasuk penghuni baru.

“Lu kira cuma lo doang? Lu tau ga Kamis kemaren gua baru genjot siapa?” balas suara pria yang lain,seolah tidak mau kalah. Aku kenal suara ini, Pak Asep, si satpam yang suka cunihin.
“Wah dapet siapa lagi nih lu? bagi-bagi dong!”timpal si pria kedua.
“Si nyonya Park... yang Korea itu, wah memeknya sip, goyangnya mantap, akhirnya bisa rasain memek Korea juga!”
“Wah beneran tuh? gak nyangka kok bisa digituin juga dia” kata suara yang lain.
“Bisalah, asal lu pinter main cantik... pasti bisa. Hehe.”jawabnya dengan terkekeh.
Kuperkirakan ada tiga orang di dalam sana. Apakah nyonya Park yang mereka maksud adalah Park Ji Hyo, ibu beranak dua, istri salah satu pejabat Samsung Indonesia. Aku tidak percaya, Ji Hyo terlalu keibuan untuk bisa dengan mudah diajak seperti itu. Memang aku tidak kenal dekat, hanya pernah ngobrol sedikit ketika dia bertemu di kolam renang condo, saat itu dia bersama dua anaknya. Ia bisa bahasa Indonesia sedikit dan orangnya sangat ramah. Pastilah hanya fantasi orang-orang kelas bawah ini atas hasrat yang tidak kesampaian.
“Sama si bule Itali, Bu Monica mantap mana tuh?”
“Mantepan memek Korea ini, lebih peret, malu-malu tapi ganas hahaha”
Disambut tawa yang lain. Monica? Italia? Apakah Monica Capriani, istri ekspatriat Itali itu? Ini juga tidak mungkin, ia nampak romantis dengan suaminya dan ibu yang baik bagi tiga anaknya. Percakapan mesum mereka di dalam membuat aku menahan nafas dan mengernyitkan dahi. Pasti bandot-bandot ini lagi berkhayal. Lalu aku mengetuk pintu pos ini dan segera dibuka oleh salah 1 satpam di dalam. 2 pria lain pun melihat ke arahku. Sesekali mata mereka melirik tubuhku yang terbalut pakaian seksi ini.
“Misi pak!”ucapku.
“Eh... Non Seli! Wah cantik banget non, habis darimana ni?” sapa Pak Asep yang membuka pintu sambil menggodaku. Tatapan matanya ke dadaku yang tertutup tanktopku seperti predator yang lapar. Pahaku yang putih mulus pun juga jadi sasaran matanya. Uh,aku ingin cepat-cepat pergi dari sini.
“Sore Pak! Abis dari mall. Mm, mau ambil paket ni” kataku.
“Paket, bentar yah non!” ia lalu ke rak memeriksa barang.
Kulihat di dalam sana ada satpam yang kumisan, tidak terlalu kuingat namanya, dan satunya yang gempal berambut cepak adalah teknisi condo, juga tidak tahu namanya. Aku sedikit risih melihat tatapan mereka padaku setelah mendengar obrolan cabul mereka tadi.
Setelah sesaat dicarinya paket di tumpukan rak, lalu diserahkannya paket atas namaku. “Ini kan non” kata Pak Asep membawa paket itu padaku.
“Iya makasih ya Pak!” Kuambil paketku dan cepat-cepat pergi dari pos itu, menuju lift.

Aku ingin mengajak bibiku makan di restoran Jepang favoritku di Jakarta Selatan ini. Kutelepon HP bibiku tapi berkali-kali tidak ada jawaban, hmm, mungkin dia sedang bobo sore. Aku pun naik ke unitku dan kubuka pintu dengan keycardku. Kulihat di meja dekat pintu masuk, ada HP bibiku. Pantas saja dia tidak mengangkat telpon dariku. Saat aku sudah berada di ruang tamu, sayup-sayup terdengar suara desahan dan erangan wanita dan pria dari arah kamar tidur tamu. Wah,jangan-jangan paman dan bibiku sedang ML ni, pikirku geli.

Karena penasaran, kucoba mendekati kamar tamu yang hampir tertutup pintunya tapi masih menyisakan celah untuk aku mengintip. Deg! Betapa kagetnya aku melihat pemandangan yang sangat erotis sekaligus gila ini. Bibiku yang sudah berstatus istri pamanku, dengan tubuh ramping dan putih khas wanita chinese sedang digenjot oleh seorang pria pribumi. Bibiku yang sudah telanjang bulat berbaring terlentang sedang disodok vaginanya oleh seorang pria kurus berkulit sawo matang. Hah! Gila, ternyata ada 1 pria lagi yang tidak kulihat jelas karena pandanganku agak terhalang pintu. Pria gendut dengan kulit hitam terbakar matahari yang berdiri di samping tubuh bibiku, sedang diblowjob penisnya. Kedua pria itu juga sudah bugil.



Suara desahan mereka terdengar jelas dari posisiku di luar kamar. “Uhhhh,memek cici rapet. Gua demen..”racau si pria kurus yang sedang memacu tubuh bibiku. “ohh.. kontol abang juga enak..ahh..iyahh..terus..yang kencang bang..”bibiku menimpali dengan binalnya. “mulutnya juga mantul ni Ton..”gumam Pria yang penisnya sedang diservis mulut bibiku, sambil tangannya meremas buah dada bibiku dan memilin puting susunya yang berwarna coklat muda. Aku tak habis pikir bibiku yang terlihat seperti wanita yang santun dan lembut ini bisa menjadi wanita yang binal yang sedang berasyik masyuk dengan 2 pria ini. Kulihat seragam yang tercecer di lantai sepertinya mereka adalah OB Condominiumku. Terlihat nama Anton di salah 1 seragam itu.

Kemudian si kurus mengangkat bibiku hingga sekarang menjadi posisi woman on top. Lalu si gendut mendorong bibiku hingga rebahan di tubuh si kurus. Kulihat si gendut meludahi tangannya dan membasahi anus bibiku. Tidak lama si gendut pun menekan penisnya masuk ke lubang pantat bibiku. “agghhhhhh..pelan-pelan pak…sakiiittt..”jerit bibiku yang anusnya mulai ditembus kontol si gendut. “tahan ci..nanti juga bakal enak..”ucap si gendut sambil terus mendorong pinggulnya supaya penisnya makin masuk ke anus bibiku. Akhirnya si gendut pun mulai memaju mundurkan penisnya di anus bibiku. Jeritan bibiku dan erangan nikmat 2 pria itu saling bersahutan di kamar tidur ini. “ahh, mantep ni boolnya.. lebih sempit dari memeknya..”racau si gendut. Aku menduga-duga sepertinya si gendut tadi sudah merasakan vagina bibiku.

Oh, kurasakan darahku berdesir menonton liveshow threesome sex ini. Aku mulai merasa bahwa obrolan para satpam condo di posnya tadi itu bukan sekedar fantasi yang tidak kesampaian. Sungguh aku baru menyadari rahasia esek-esek tersembunyi di condo mewah ini. Segera kebuang pikiran kotorku dan dengan mengendap-ngendap, aku mulai menjauhi kamar tidur tamu yang menjadi arena birahi bibiku dan 2 OB itu. Kuputuskan untuk tidak ikut campur dengan masalah perselingkuhan bibiku ini dan aku pun memilih untuk turun ke cafe di Condoku saja sambil menunggu mereka selesai ngeseks.

Saat aku baru selesai menutup pintu dan ingin berjalan ke lift, aku tercekat melihat pamanku yang berjalan dari arahku. Gawat! Dia akan ke unit Condoku..

~ BERSAMBUNG ~