Tiba-tiba pintu gudang dibuka dan ada seseorang yang berjalan mendekati kami. Tidak lama pun orang itu sudah di depan tubuh telanjang aku dan mas Udin yang masih menyatu. Aku reflek mengambil dressku untuk menutupi wajah dan tubuhku. Ternyata orang tersebut adalah Pak Asep, satpam condoku yang kemarin kutemui saat mengambil paket di pos.
“Wah wah din, gua nyariin lu dari tadi mau ajak makan bareng. Tau-taunya lu malah asyik ngentot.”ujarnya. “Haha, maaf pak Asep, tadi emang mau ke pos tapi hoki ada rezeki bisa ngentotin amoy jadi gak bakal ane lewatin.”timpal mas Udin sambil menyingkirkan dress yang kugunakan untuk menutup tubuhku. “wah ini kan non Selina! Koq bisa lu entot din!?”tanyanya kaget dengan mata melotot takjub melihat tubuh bugilku. “haha, ya bisa aja pak. Udin gitu loh.”jawabnya dengan tertawa-tawa.Pak Asep memperhatikan tubuhku dengan tatapan sange. “Wah kesampean juga bisa lihat ini teteknya non. Wih Putih banget, bulat gede gini. Pentilnya imut tapi mancung gini. Hehe. Kemarin pas non Seli mampir ke pos ni teteknya non bikin gua ngaceng sampe onani di wc. Aslinya lebih bagus dari bayangan bapak ni. ”ujarnya sambil tertawa dan mengelus dadaku lalu memencet pentil susuku.
Aku sebenarnya risih dan jijik dengan Pak Asep yang cabul ini. Dia orangnya cunihin. Apalagi mukanya sangat jelek karena bopengan. Kulitnya hitam terbakar matahari. Dengan badannya yang tambun dengan perut sangat buncit makin lengkap penampilan jeleknya. Tapi sepertinya aku tidak ada pilihan selain melayani si satpam cabul ini, karena dari percakapan mereka, keliatannya si Udin ini berteman baik dengan Pak Asep. “neng, layanin Pak Asep juga ya daripada dia bocorin. Neng juga bakal lebih puas. Hehe.”ucap mas Udin kepadaku sambil meraba-raba tubuhku. Aku hanya menggangukkan kepalaku dengan lemah. Sepintas ada perasaan malu yang kurasakan karena perbedaan status sosial dengan OB dan Satpam condoku ini tetapi di sisi lain ada gairah seks yang menggebu-gebu yang menuntut pemuasan dan membuatku pasrah dinikmati oleh mereka.
Melihatku yang sudah setuju melayaninya juga, Pak Asep pun berkata, “Sip dah, gua langsung ikutan ya Din garap si amoy ini. Ga tahan.”ucap Pak Asep sambil mulai melepas seragam securitynya. “Atur aja pak. Masih ada mulut sama bool ni amoy yang bisa bapak pake. Haha.”timpal mas Udin. Uh, gawat kalo aku sampe disandwich mereka. Aku tidak ingin dianal karena sakit.
Kini mas Udin memposisikan aku untuk menduduki penisnya dengan gaya dipangku berhadapan dengannya. Saat penisnya sudah mantap tertelan vaginaku, kemudian ia mulai memompa tubuhku. Setelah itu Pak Asep pun berdiri di hadapanku sambil menyodorkan penis hitamnya yang berurat. Penisnya sudah cukup ereksi akibat melihat tubuh gadis muda sepertiku. “Ayo non Seli, bapak pengen nyoba disepong non.”pintanya. Aku yang memang masih horny karena belum orgasme dan juga tahu tidak ada pilihan lain dengan sukarela menurutinya dan mulai kujilati penisnya. Kemudian kukulum dan kuhisap-hisap terus sampai perlahan-lahan penisnya makin mengeras dalam mulutku. Ukurannya lumayan juga, hampir sama dengan punya Pak Eko. “ughh.. mulut non Seli asoy.. dulu pas liat non lagi ngemut lolipop bikin konak..”,ceracau Pak Asep sambil merem melek.
Udin yang badannya hanya sampai sebahuku dengan bernafsu menghisap puting merah mudaku yang memang tepat di depan mulutnya. Buah dadaku yang kanan yang sedang berguncang juga tidak disia-siakannya dan diremas-remasnya dengan gemas. OB Condoku itu dengan tempo cepat menghantam vaginaku dengan penisnya. “mpph..mmphh..mmphhh”desahanku yang teredam kontol Pak Asep. Ah, aku serasa melayang karena nikmatnya digenjot sambil dihisap putingku yang memang jadi salah 1 titik rangsangku yang paling kuat.
5 menit kemudian mas Udin membaringkan tubuhnya ke kasur sehingga kini menjadi posisi cowgirl. "gantian lu yang pompa kontol gua moy.",perintah Udin seenaknya kepadaku. Aku yang ingin orgasme pun mulai menaik turunkan tubuhku di atas tubuh kurus mas Udin. Sesekali kuputar pinggulku juga membuat mas Udin mengerang keenakan, "uhh.. mantep moy goyangan lu..". Mulutku masih menyepong rudal Pak Asep yang kini tangannya memegang kepalaku sambil memaju mundurkan pinggulnya menyodok mulutku. "mmhh..mmmhhhh..",suara yang keluar dari mulutku yang penuh oleh penis satpam condoku.
Akhirnya tidak lama kurasakan dorongan orgasme kembali muncul. Vaginaku berkedut kuat saat mas Udin masih menggenjotku hingga akhirnya tubuhku mengejang beberapa detik. Oh, dashyatnya orgasme ini sampai aku harus melepaskan kulumanku pada penis Pak Asep. Aku menengadah dan melenguh sangat kuat,”Aaaahhhhhhhhh!”. Dari vaginaku menyembur cairan orgasmeku beberapa kali. “wah ni amoy bisa muncrat gini pak Asep. Mantul. Haha.”celoteh mas Udin. “haha, memek oriental emang gitu. Nyonya Park juga muncrat gitu pas gua entot.”timpal Pak Asep. Aku megap megap kehabisan napas akibat orgasme barusan. Aku pun rebah ke tubuh mas Udin.
Beberapa detik kemudian mas Udin mencabut kontolnya yang belepotan cairan orgasmeku sambil berucap,”Pak Asep, lu mau coblos memeknya sekarang ga? Gua mau nyoba boolnya non Selina. Jadi barengan aja kita”. Oh tidak, yang kutakutkan tadi menjadi kenyataan. Mas Udin mau menyodomiku sambil vaginaku dimasuki penis Pak Asep. Aku dengan setengah memelas memohon pada mas Udin untuk tidak menganalku,”jangan di bool pak.. sakit.. di mulutku aja ya pak..”. “ah lu diam aja amoy cantik! ntar juga bakalan desah-desah lu kami entot barengan.”balasnya dengan setengah menghardik.
Kemudian mereka pun mulai memposisikan tubuhnya masing-masing untuk menyodok kedua lubangku. Dimulai dari Pak Asep yang berbaring dan lalu mas Udin mengangkatku untuk menduduki kontol satpam condoku itu. ‘bles’,suara penisnya yang tertanam di vaginaku. “ahhh..gila.. sempitnya punya lu moy..”ceracau Pak Asep. Kini Mas Udin membasahi tangannya dengan ludahnya lalu mulai diusap-usapkannya tangannya ke lubang anusku untuk melumasinya. Pak Asep membantunya dengan memeluk tubuhku ke arahnya sehingga kini aku sudah menelungkup. Aku yang sudah pasrah hanya bisa bersiap menerima masuknya penis si OB mesum itu ke lubang anusku.
Setelah dirasa anusku cukup pelumas ia pun mulai mendorong penisnya memasuki duburku. Berkali-kali ia mencoba tapi tidak berhasil. Baru akhirnya 1 menit kemudian ia bisa menembus anusku. “Argghhhhhhh! Sakit pak!”, jeritku yang kesakitan. Walau sudah pernah anal seks sebelumnya, momen ketika penis dipaksa masuk tetap lah menyakitkan walaupun tidak sesakit saat pertama kali anusku diperawani oleh penis Kiryo waktu itu. Mungkin karena penis Mas Udin lebih kecil dari punya Kiryo. “Arghh! Sakit mas! Tolong berhen..mmpphhh..”,Aku yang masih menjerit kesakitan kemudian dibungkam Pak Asep dengan pagutannya di bibirku. “ughhhh..gila non..peret banget boolnya..”ucap Mas Udin keenakan penisnya serasa dijepit anusku.
Setelah mendiamkan penisnya beberapa saat untuk menikmati jepitan lubang pantatku, Mas Udin pun mulai menggerakkan pinggulnya menyodok-nyodok anusku. Pak Asep tidak mau ketinggalan juga mulai menggenjot vaginaku. Rasa sakit bercampur nikmat menjalari tubuhku yang sedang disandwich oleh kedua pria bejat ini. “aduh..ahh..sakit..ahh..”erangku antara sakit dan nikmat. Kini aku yang seorang gadis keturunan dengan tubuh putih mulusku yang selalu kurawat sedang dihimpit dan digenjot dari dua arah, anus dan vaginaku, oleh dua pria pribumi berkulit gelap, yang berstatus OB dan Satpam condoku. Benar-benar pemandangan yang sangat kontras. Erangan kami bertiga balas membalas di gudang condo ini.
Sesekali mereka juga memainkan tubuhku, seperti Pak Asep yang mengemut putingku dan juga menciumiku. Mas Udin juga menepuk-nepuk pantatku sambil terkadang meremasnya dengan kasar. “nghhh..ahh..ahhh..”,aku mulai mendesah seiring rasa nikmat yang sekarang lebih mendominasi dibanding rasa sakit tadi. Melihatku yang mendesah itu membuat Pak Asep mengejekku, ”hehe.. enak kan non Seli? Dientot kontol satpam kayak bapak..”. Aku yang memang sudah dikuasai birahiku menjawab jujur dan nakal,”nghhh..iya pak..Selina..suka kontol bapak..ohhh..” Pak Asep tertawa-tertawa mendengar jawabanku. Udin yang juga tertawa ikut menimpali,”dah sange si amoy.. kalo kontol OB kayak saya gimana rasanya di bool non?”. Dipancing dengan pertanyaan itu membuatku makin binal menjawabnya,”enaakk mas..kontol OB di boolku..ahh..terus genjot bool Selina..nghhh..”. Pak Asep bertanya lagi untuk memancingku, “suka ga non lubang memek dan bool non dikontolin barengan gini?”. Pertanyaan yang sangat kurang ajar sebenarnya ditanyakan ke gadis dari keluarga terhomat sepertiku, tapi aku yang sudah dalam pengaruh libidoku pun menjawab, “nghh..suka pak..Selina..ohh..suka..nghh..memek dan bool Selina diisi kontol barengan kaya gini..ahh..”. Kedua bandot itu tertawa keras mendengar jawabanku yang seperti seorang pelacur. Aku sudah tidak peduli apapun lagi dan hanya ingin terus mereguk kenikmatan bersama satpam dan OB mesum ini.
Sekitar 10 menit disandwich akupun mencapai klimaks yang sudah kutunggu-tunggu. “nghh…Selina sampai..aaaahhhhhhhhhh!!”lenguhku dengan keras. ‘crrttt..crrtttt..crrtt..’ cairan orgasmeku mengalir deras membasahi kontol Pak Asep dan juga pahanya di bawah tubuhku. Saat vaginaku masih berkedut-kedut itu Mas Udin yang tidak tahan dengan sempitnya anusku pun orgasme,’crot..crot..crot..’berkali-kali penisnya berkedut menyemprotkan spermanya ke dalam liang anusku. “uahhh..gila gila..boolnya asoy..”ceracau Mas Udin dan lalu mencabut penisnya. Ia berbaring sambil terengah-engah di lantai.
Sekarang Pak Asep terus menggenjotku dengan posisi cowgirl. “ahh..ahhh..ahhh..”aku terus mendesah akibat genjotan-genjotan kuat Pak Asep. Tangan Pak Asep meraih buah dadaku yang sedang memantul dan memencet-mencetnya dengan bernafsu. Dipilinnya puting susuku, makin menambah nikmat yang kurasakan. Sekitar 10 menit kemudian, aku pun mendapat orgasmeku lagi. "ohhh..pak..enaaakkkkk..aahhhhhhhhh!!",jeritku dengan tubuh berkelojotan diatas tubuh Pak Asep. Kontraksi di vaginaku kali ini membuat Pak Asep akhirnya tidak tahan dan segera menuju orgasmenya. “ohh..non..bapak keluarin di dalam ya..”ceracaunya. Aku yang tidak mau harus minum pil anti hamil pun memohon padanya untuk tidak keluar di dalam vaginaku, “nghh..jangan pak..keluarin di mulutku aja..ahh..”. “ya udah sini cepet isap non.”perintah Pak Asep yang segera mencabut kontolnya dari memekku.
Pak Asep yang masih tetap berbaring menarik kepalaku mendekat ke penisnya. Segera kubuka mulutku dan kumasukkan penisnya yang sudah basah oleh cairan orgasmeku itu. Aku dengan cepat menaik turunkan kepalaku membuat Pak Asep mengerang keenakan. Kurasakan penisnya berkedut-kedut tanda sudah siap menembakkan lahar putihnya. Aku meresponnya dengan makin mempercepat sedotanku pada penisnya. “ahh..non..bapak keluar..oohhhh…”lenguh Pak Asep saat orgasme. Cukup banyak semburan spermanya yang masuk ke mulutku. “telen non jangan ada yang keluar.”perintahnya sambil memegangi kepalaku. Aku pun terpaksa menelan sperma si satpam mesum itu. Aku pun terbaring lemas di sebelah Pak Asep.
“Uhh sip, kerja di condo ini emang enak. Dapat gaji. Dapat memek juga. Mana cakep-cakep lagi cewenya.”ucap Pak Asep dengan muka puas sambil duduk di kursi. Aku pun yang penasaran bertanya mengenai ucapannya itu,“hah, koq bisa pak Asep main dengan wanita-wanita di Condo ini?”. Dengan enteng Pak Asep menjawab,”ya elah non, wanita juga kan punya nafsu birahi. Kalo suaminya jarang di rumah atau terlalu sibuk kerja, istrinya ya jarang dientot dong. Nah, ngeliat kami-kami ini yang sering ketemu mereka dan akrab gitu lama-lama mereka juga kepengen non. Hehe. Jadinya mancing-mancing, godain gitu buat ke tempatnya. Apalagi kan condo ini luas dan unitnya rada berjauhan. Udah gitu penghuninya gak terlalu banyak jadi ya sepi-sepi gitu mudah buat ngentotin tu wanita-wanita haus belaian. hahaha”, ucap satpam condoku ini menjelaskan.
Lalu Pak Asep mengambil HPnya dan memperlihatkan video seorang wanita yang digenjot dalam posisi misionaris. “Nah ni saya punya bukti dah pernah ngentotin Nyonya Park. Haha.”, ujarnya bangga. Suara desahan si wanita di video cukup keras,‘ahh..ahh..ahh..ahh’. Mas Udin pun penasaran dan duduk di sampingku yang sedang menatap ke layar HP Pak Asep. “Wiihhh, jembutnya lebat amat si tante korea ini.”,ucap si OB Condoku dengan mata melotot. Memang dari video itu jelas terlihat si wanita yang sedang mendesah-desah keenakan itu adalah Park Ji Hyo, seorang istri expat Samsung Indonesia dan sudah punya 2 anak. Memang saat aku melihatnya di kolam renang dengan berbikini, tubuhnya masih sangat bagus untuk ukuran ibu-ibu. Usianya nyonya Park ini sekitar 36 tahun. Di video yang kami saksikan dari HP satpam condoku, tubuh nyonya Park yang putih masih langsing dan kencang, payudaranya mungkin ukuran 32B dengan putingnya berwarna coklat muda sedang bergoyang-goyang akibat sodokan Pak Asep di vaginanya. Di video ini nyonya Park tidak terlihat seperti dirinya yang ramah dan lembut. Desahan dan raut wajahnya yang horny serta gerakan tubuhnya yang menyambut sodokan penis Pak Asep dengan goyangan pinggulnya sungguh lebih terlihat seperti bintang film porno. “nghhhh.. yes..ahh.. fuck me.. fuck me.. asep.. oohhhhhh!”,desahan nyonya Park yang sepertinya mendapat orgasmenya. Lalu nyonya Park terbaring lemas sambil bergumam dalam bahasa Korea yang tidak kumengerti.
Lalu Pak Asep kembali menunjukkan video lain. “Nah kalo ini pas ngewe sama miss Emira, cewe Turki. Mekinya mulus gak ada jembutnya. Katanya pacarnya demen meki gundul”,ucapnya sambil memperlihat layar HPnya ke aku dan mas Udin. “wih cakep ni, masih agak muda lagi.”, timpal Udin dengan mata tertuju ke layar HP yang menampilkan video porno. “iya baru 27 tahun, waktu itu pas ditugasin kantornya ke jakarta 10 bulan buat training. Bahasa Indonya lumayan lancar. Sayang uda balik Turki sekarang.”,ujar Pak Asep. “pentilnya juga pink ni kayak punya non Seli. Hehe.”,ucap Udin sambil melihat ke puting susuku. Pak Asep juga jadi ikutan melihat ke putingku. Aku agak risih dengan tatapan mesum mereka.
Setelah itu kami kembali menonton video panas di HP Pak Asep, dimana si gadis bule cantik bermata hijau dan berambut coklat sebahu sedang menaik turunkan tubuhnya yang semok dengan dua buah dada montok di atas tubuh Pak Asep. Dari angle camera sepertinya video ini diambil oleh orang kedua. “wah lu entotin ni cewe Turki bareng siapa pak Asep?”, tanya Udin. “Oh itu bareng Anton din. Malah sebenarnya itu Anton yang dapet, gua kecipratan jatah berhubung tu malam si Anton mau nebeng gua pulang. Pas kelar shift, gua cariin gak ketemu-ketemu, jadi gua telponin. Eh taunya malah lagi ena-ena die sama si miss di unitnya. Haha. Ya uda dia ajakin gua join juga. Ya kayak sekarang kecipratan ngentotin non Seli. Emang kalo orang baik rezeki gak kemana. Hehe.”,ucapnya sambil menatapku dengan tersenyum mesum.
Aku yang shock setelah melihat 2 video itu pun bertanya lagi ke pak Asep, “jadi condo ini banyak yang sering main sama karyawan condo pak?” “Ya emang banyak non, tapi gak semua. Cuma yang haus belaian aja. Hehe.”ucap Pak Asep. Mas Udin hanya tertawa saja mendengarnya. “Walau bapak udah banyak ngentotin cewe di condo ini, tapi yang secakep dan semuda non Seli ini hampir gak pernah. Banyakan yang uda married dan beranak. Makanya kaget juga liat Udin bisa main sama non Seli.”sambung Pak Asep lagi. “Haha, kebetulan si non ini onani sambil ngintipin Pak Agung lagi main sama enci-enci cakep. Gua videoin si non onani. Udah deh gua minta jatah buat tuker sama video. Hehe.”timpal Udin. “Tolong dihapus pak video tadi..”,pintaku ke mas Udin. “iye non, tapi lain kali mas mau ngewein non lagi ye.”ucapnya sambil memperlihatkan HPnya dan mendelete video masturbasiku tadi. “Wah kalo Pak Agung mah emang spesialis kolam renang. Haha. Secara emang tugas dia ngurusin mesin pompa. Eh taunya malah ngepompa memek wanita condo juga. Hahahaha.”, kata satpam mesum ini sambil tertawa. “iye Pak Agung gitu-gitu jago tuh dapetin memek wanita yang lagi berenang. Kalo gua jujur aja masih gak sejago itu ilmunya. Gua sebelum sama non Seli baru pernah ngewe sama 2 penghuni condo sini Itu juga dah tante-tante umur 40an. Hadeh.”,si Udin menimpali. “Walah Udin, lu terlalu kurus sih jadi kurang seksi bagi betina-betina muda condo sini. Hahaha.”,ledek Pak Asep ke Udin.
Saat kami masih sedang berbincang itu tiba-tiba telepon Mas Udin berdering. “wah kampret, manajer nelpon. Gua dicariin ni.”ucapnya sambil mengangkat telpon. Mas Udin lalu hanya berucap “Iya pak, baik. Saya segera kesana.” “yowes dah gua cabut dulu diminta beliin makan malam sama manajer ni.”ujar Mas Udin sambil tergesa-gesa memakai pakaian seragamnya. Pak Asep sambil melihat jam tangannya juga berucap,”Waduh jam istirahat uda mau abis. Bentar lagi giliran shift gua. Mana perut belum diisi lagi. Laper, apalagi habis garap amoy cantik. Tambah lapar. Haha.”. Si Udin sambil tertawa menimpali ucapan satpam, “haha, kalo saya mah mending gak makan tapi bisa entotin amoy kayak non Selina ini.” Aku tidak menggubris celotehan cabul mereka.
“Non Seli, kalo memek non gatel butuh dikontolin, cari bapak aja ya di pos. Kalo bisa tengah malem aja non, jadi lebih bebas ngewenya.”,kata Pak Asep sambil meremas dadaku saat aku sedang membungkuk mengambil pakaianku di lantai. “Iye non, mas mau juga. Sekalian kalo non mau cobain dipompa Pak Agung juga boleh tuh. Main berempat kita. Hehe.”, ucapnya dengan kurang ajar. “Jangan gila ya kalian. Tadi itu juga terpaksa.”,ucapku yang coba menjaga harga diriku walau sia-sia saja karena tubuhku sudah dinikmati mereka tadi. Mereka hanya tertawa saja mendengar ucapanku.
Sekitar 5 menit kemudian, kami semua pun sudah berpakaian kembali. Lalu satu per satu kami berjalan keluar supaya tidak menimbulkan kecurigaan. Dimulai dari Udin, lalu aku dan terakhir Pak Asep. Kulihat HPku jam sudah menunjukkan pukul 18:09. Ada notif whatsapp dari bibiku yang mengajakku makan malam di luar. Segera kubalas chatnya dan bilang aku sudah di tiba di condo dan mau naik dulu ke atas. Setelah kurapikan diriku di WC lobby condoku, aku pun naik ke unitku.
Sesampainya di dalam, aku melihat bibiku sedang menonton TV dan kulihat masih handukan saja dengan berbikini, sepertinya dia juga baru naik tidak lama. Oh, kulihat di dagunya ada cairan putih kental yang tentu aku tahu adalah sperma Pak Agung yang tadi ngeseks dengan bibiku di ruang pompa. Kusapa dia sambil aku menanyakan mengenai cairan putih di dagunya itu. Bibiku menjawab agak awkward seperti tertangkap basah begitu,”eh eh ini tadi mayones Sel.”. Aku hanya mengangguk dan berlalu ke arah kamarku sambil bilang akan bersiap-siap sebentar sebelum pergi makan dengan dia. Bibiku juga lalu berjalan ke kamar tamu untuk mandi. Lalu setelah mandi dan berganti pakaian, kami pun pergi makan dengan menggunakan sopir pribadiku menuju restoran Jerman di area Kemang.
Sekitar jam 7:32 kami pun tiba di restoran dan segera duduk lalu mulai memesan menu makanan. Sembari menunggu makanan datang, kami pun berbincang-bincang. Dengan suara agak pelan dan hati-hati aku mulai menanyakan mengenai perbuatan mesum bibiku kemarin. Untuk yang tadi sore aku putuskan untuk pura-pura tidak tahu. Dia sangat kaget saat aku bilang kemarin aku sempat ke unit condo dan memergoki bibiku yang sedang ML dengan 2 OB condo di kamar.
Lalu bibiku sambil menghela napas dan minta maaf padaku pun menceritakan bagaimana dia bisa sampai terlibat threesome dengan 2 OB itu. Awalnya bibiku yang baru pulang ke condo sendiri itu naik lift dimana kedua OB itu juga ikut naik. Nah saat di lift itu bibiku mulai digoda oleh salah 1 OB. Bibiku yang ternyata memang juga senang digoda, akhirnya mulai memancing mereka dengan mengajak ke unit Condoku.
Bibiku bilang dia sudah beberapa kali bermain dengan orang-orang seperti mereka ini tapi kebanyakan saat sedang di luar kota Surabaya. Ini karena bibiku sudah jarang ML dengan pamanku sejak pamanku sempat sakit stroke parah 2 tahun lalu. Walau stroke nya sudah sembuh tapi pamanku kini menjadi impoten. Bibiku yang masih cukup muda dan tentu masih punya gairah seksual menggebu-gebu ini lama-lama tidak tahan dan akhirnya mencari sendiri “pemuas nafsu birahi” di luar.
Dimulai dari bermain dengan tukang antar gas langganannya, Personal Trainer di gym, lalu ia mengaku pernah juga dengan satpam apartemennya di Surabaya. Jika keluar kota dan menginap di hotel, bibiku mengaku sering mencari kenikmatan dari pria-pria seperti para OB, Cleaning service dan Satpam.
Mendengar itu aku pun cukup shock tapi di satu sisi juga mengerti apa yang dilakukan bibiku semata-mata hanya memuaskan nafsu seks nya saja. Sama sepertiku yang juga sudah biasa seks dengan berbagai pria. Dengan mata agak berkaca-kaca, bibiku pun bilang lagi dia tetap cinta pamanku. Semua persetubuhan itu hanyalah untuk kebutuhan seksualnya saja dan baginya bukan perselingkuhan. Bibiku bilang juga dia tidak pernah berselingkuh dengan teman-teman prianya. Bibiku hanya mencari kepuasan dari pria yang secara status di bawahnya saja. Dia memohon padaku untuk tidak membeberkan skandalnya kemarin kepada paman ataupun keluargaku. Tentu saja aku iyakan karena bagiku bibiku punya alasan yang fair untuk mau berhubungan seks. Setidaknya rumah tangganya tidak retak itu sudah bagus.
Tidak lama makanan pun datang dan kami pun bersantap sambil masih ngobrol. Bibiku juga lalu mengakui tadi dia bercinta dengan Pak Agung, seorang teknisi listrik Condoku dan noda putih di dagunya itu sperma si teknisi itu. Saat bibiku sedang berenang di kolam yang sepi itu, Pak Agung menatapnya dengan nafsu sambil memuji tubuh bibiku yang berbalut bikini seksi. Bibiku yang terpancing gairahnya pun merespon dengan nakal. Dan tidak lama mereka pun masuk ke ruang mesin pompa dan bercinta. Aku hanya menggangguk seolah-olah baru tahu. Aku putuskan memang merahasiakan mengenai keliaranku tadi dan selama ini yang sudah pernah bercinta dengan pria-pria kalangan bawah dan non chinese demi menjaga imageku di mata bibiku.
Bibiku bilang dia dan pamanku besok akan pulang ke Surabaya naik pesawat pagi, yaitu jam 6:30 karena banyak urusan bisnis yang sudah menunggu. Aku pun juga cerita bahwa aku besok akan ke Bali bersama teman-temanku karena masih ada 5 hari libur sekolah. Bibiku sambil agak tersenyum penuh arti bercerita sekitar 1 tahun lalu dia pernah main dengan beachboy di Bali. Saat itu pamanku yang ngantuk sedang tidur di hotel dan bibiku yang bosan di hotel pun memutuskan pergi sendiri sore-sore ke pantai untuk menikmati sunset Bali. Di pantai bibiku disamperin oleh seorang beach boy yang mengira bibiku turis asing dan menawarkan jasa pijit di tepi pantai.
Bibiku pun berkata padanya bahwa dia orang Indonesia tapi tertarik menggunakan jasa pijitnya. Beach boy itu pun memijit bibiku dan dengan cepat membuat bibiku terangsang oleh pijitannya yang sangat enak dan sensual. Bibiku yang tidak tahan pun mengajak si beach boy untuk bercinta, mereka mencari sebuah hotel yang dekat dengan pantai dan akhirnya ngeseks. Bibiku bilang dia sangat puas dengan servis si beach boy yang memiliki penis yang panjang. Bibiku sampai orgasme 4 kali bersama beach boy itu.
Mendengar penuturan bibiku mengenai pengalaman nakalnya di Bali, kurasakan darahku berdesir membayangkan kenikmatan yang didapat bibiku saat itu. Ada sebagian diriku yang penasaran ingin mencoba apa yang bibiku bilang itu di Bali nanti. Ah, apa yang terjadi padaku. Bisa-bisanya berpikiran begini..
Sekitar 30 menit kemudian kami pun harus pulang ke Condo karena pamanku sudah menelpon bilang dia sudah tiba di Condo dan duduk menunggu kami di lobby. Kami pun tiba dan segera naik ke unit Condoku. Pamanku bilang mereka tadi makan restoran Chinese Food di Pluit bersama teman-temannya. Jam sudah menunjukkan pukul 21:38 saat kami masuk ke unit Condoku. Paman dan bibiku pun sudah berpamitan denganku sekarang karena besok sangat pagi harus berangkat ke airport dan bilang padaku tidak perlu bangun untuk pamitan lagi. Keycard condoku akan mereka selipkan dari bawah pintu setelah pintu terkunci. Tidak lupa kuinfokan sopirku untuk standby sesuai permintaan paman dan bibiku besok pagi.
Pamanku duluan masuk ke kamar untuk mandi. Bibiku dengan agak berbisik berkata,”Sel, rahasia bibi tadi dikeep ya. Hehe.”. “iya kou, pasti Selina keep koq. Hehe.”timpalku.”Kamu masih muda Sel, gapapa nikmatin masa mudamu dulu. Belum married gitu masih sah-sah aja kamu untuk enjoy. Safe Flight ya dan have fun ya di Bali.”ucap bibiku sambil mengerlingkan matanya saat mengucapkan kata ‘fun’. “makasih kou-kou. Oke hehe. Safe flight juga besok ya.”,balasku sambil tersenyum. Setelah itu pun bibiku masuk ke kamar.
Aku yang ingat belum packing untuk travelling besok buru-buru masuk kamarku. Segera aku siapkan pakaian dan keperluan untuk jalan-jalan di Bali. Untungnya flightku besok jam 11:30 siang. Sekitar 1 jam kemudian aku pun selesai packing dan segera tertidur lelap.
Paginya aku terbangun oleh alarm yang sudah kesetel di jam 7 pagi, Aku pun segera sarapan roti gandum dengan susu low fat plus cornflake. Setelah sarapan aku segera mandi dan sekitar jam 9 aku sudah di dalam mobil on the way ke bandara. Kuangkat telp dari mamaku yang mengucapkan safe flight serta bertanya mengenai hotel kami di Bali. Aku senang saat diberitahu mamaku kalau mereka lusa pulang ke Indonesia. Waktu dengan mereka memang sangat berharga karena mereka yang sering bepergian.
Jam 9:46 aku pun tiba di airport SoeTa T3 karena kami naik maskapai berkode GA. Setelah menurunkan koperku, kuberitahu sopirku sudah boleh pulang. Aku yang berpakaian cukup seksi menarik perhatian, terutama dari para pria, hehe. Kutelp Diana untuk bertanya dimana mereka karena ketiga temanku berangkat bareng berhubung tempat tinggal mereka di area Jakarta Utara, dimana aku dari Selatan. Ternyata mereka baru mau sampai airport. Akupun menunggu mereka sambil duduk. Di depanku ada seorang bapak-bapak taxi airport yang melihat ke arah pahaku yang putih dengan mata tidak berkedip, membuatku sangat risih. Kututupkan pahaku dengan tas kecilku.
5 menit kemudian teman-temanku pun tiba. Kami pun segera check-in bagasi lalu menuju ruang tunggu. Di ruang tunggu kami ngobrol seru mengenai plan kami di Bali. “Kemana ni ntar malam kita?”tanya Christine. “pengen makan iga babi nih gua.”,ucap Feby. Kutimpali juga,”umm, kalo aku kangen ayam betutu ni“. “Haha, calm down girls. Waktu kita banyak.”ucap Diana sambil tertawa.
Asyik mengobrol membuat waktu cepat berlalu, tidak terasa sudah waktu nya boarding. Kami pun berjalan ke arah pintu boarding untuk dicek tiket sekali lagi sebelum masuk ke dalam pesawat. Penerbangan cukup bagus hampir tidak ada turbulence dan sekitar 2 jam mengudara, kami pun mendarat di bandara Ngurah Rai Bali. Setelah mengambil bagasi kami pun berjalan ke arah lobby airport dimana jam kini sudah menunjukkan pukul 14:16.
Kami pun menelpon sopir charteran kami untuk menjemput di area penjemputan. 15 menit kemudian, mobil Toyota Fortuner charteran kami pun tiba. Si sopir memperkenalkan diri sebagai I Gede. Usianya sekitar 40an tahun, bertubuh cukup tegap dengan kulit sawo matang. Ia bilang panggil saja ‘bli’, sapaan untuk bapak di Bali. Setelah itu kamipun diantar menuju hotel tempat kami akan stay selama 4 hari 3 malam. Hotelnya berlokasi dengan dengan pantai dengan view laut. Setelah mengurus check-in kami pun masuk ke kamar dan membongkar koper kami sambil bersantai di hotel yang cozy ini.
“Eh nyari yang seger-seger yuk. Gelato gitu.”,ajak Diana yang segera kami iyakan. Kami pun lalu berangkat diantar sopir kami ke salah 1 cafe Gelato terkenal di Bali. Malamnya kami pun pergi ke salah 1 beach bar di area Seminyak. Sehabis dari beachbar menikmati sunset, kami pun pergi makan iga bakar dan lalu kembali ke hotel untuk beristirahat karena malamnya akan clubbing. Kami memberitahu Pak I Gede untuk pulang untuk istirahat saja dan kami besok baru menggunakan jasa supirnya lagi.
Di hotel, kami berempat dengan semangat bercerita nanti saat clubbing mau kenalan dengan turis-turis asing yang ganteng dan mungkin bisa berujung One Night Stand. Diana yang memang sudah pernah dan paling nakal diantara kami pun memberi tips-tips bahasa tubuh menggoda seperti memainkan rambut kami saat si pria berbicara pada kami. Serta bagaimana tatapan mata kami harus memancarkan aura penggoda. Haha, memang bitchy Diana ini.
Sekitar jam 11 malam kami pun berangkat ke club menggunakan taxi online. Aku memakai tanktop hitam polos dengan rok mini kotak-kotak kecil berwarna putih hitam. Saat tiba di tujuan kami, ternyata sedang ada ladies night jadi lumayan ada free drink dan diskon untuk minuman, hihi.
Suasana begitu gemerlap dan heboh. Banyak turis asing yang berjoget-joget di dance floor. Kami yang sudah mulai tipsy akibat alkohol pun ikut meramaikan dance floor. Tubuh kami berempat yang berbalut pakaian seksi meliuk-liuk dengan hot membuat banyak pria di club ini terpukau. Kulihat Diana didekati seorang pria bule berwajah tampan dan ikut berjoget bersama. Feby dan Christine juga didekati pria walaupun dari posisiku yang terhalang aku tidak bisa melihat jelas pria itu.
Tiba-tiba ada tepukan di bahuku dari seseorang. Aku menoleh dan melihat seorang pria Asia dengan wajah putih tampan, yang lalu mengajak kenalan. Ternyata dia orang Jepang, namanya Kimura. Kami pun berbincang-bincang dengan bahasa inggris, lumayan bahasa inggrisnya. Walau harus agak berteriak karena kondisi clubbing yang berisik oleh suara musik yang keras. Cukup lama kami berbincang, Kimura mengajakku pergi dari club. Aku yang sudah agak mabuk karena memang tidak kuat minum pun mengiyakannya sambil kuwhatsapp ketiga temanku di group whatsapp travel Bali kami. Tiga temanku pun juga bilang sepertinya tidak balik hotel sambil Diana memberikan emoticon senyum iblis. Kami yang memang penikmat seks bebas sudah mengerti maksudnya.
Aku pun lalu pergi bersama si pria Jepang menggunakan taksi. Tidak sampai 15 menit kami pun tiba di hotelnya dan aku diajaknya naik ke atas ke kamarnya. Setelah pintu dibuka Kimura mempersilakanku masuk duluan. Dituangkannya lagi aku minuman liquor dan diberikannya padaku. Aku pun meminumnya, membuatku makin mabuk dan badanku panas. Lalu ia pun memelukku dan menciumi leherku dari belakang. Diraba-rabanya tubuhku yang masih terbalut dress. Dengan bernafsu dilepaskannya pakaian yang melekat di tubuhku. Kini hanya tersisa bra dan CD putihku. Ia menatapnya sambil memujiku,”nice body you have Sel.”. Lalu dipeluknya hingga aku terbaring ke kasur. Diciuminya bibirku dengan nafsu dan kubalas dengan tak kalah liar karena aku sudah horny. Alkohol juga makin membuatku liar. Ciumannya lalu merambat turun dari bibirku menuju leher dan lalu buah dadaku. Setelah itu dilepaskannya pengait braku hingga kini buah dadaku yang 34B tersaji di depan si pria jepang ini.
Matanya menatap buah dadaku dengan terpesona sambil bergumam dalam bahasa Jepang, yang sepertinya artinya indah. Lalu ia mulai menciumi susuku sambil meremas-remasnya.”ngghhhh..sshhhh..”desahku. 10 menitan menikmati dadaku, lalu Kimura pun melepas kemeja dan celana panjangnya, memperlihatkan tubuhnya yang sixpack dan berotot. Oh, aku jadi makin bernafsu melihatnya. Aku yang sudah birahi segera meremas penisnya yang tertutup CDnya. Lalu kekecup CD di bagian kepala penisnya membuat Kimura mengerang keenakan.
Setelah itu Kimura melepas CDnya memperlihatkan penisnya yang sudah ereksi dan agak merah karena sudah nafsu. Wow ukurannya panjang juga. Aku pun mulai memblowjobnya dengan cepat. Kujilat dan kuhisap penisnya dengan mulutku sambil kumainkan vaginaku yang sudah basah dengan jari-jariku. Kimura yang keenakan menggeram nikmat dan meremas-remas rambutku.
Setelah ia merasa cukup dengan seponganku, lalu Kimura membaringkanku dan menyiapkan penisnya untuk ditusuk ke vaginaku. Di posisi misionaris ini Kimura dengan tempo cepat menggenjot tubuhku. “ohhh..ohhh..ohh.. mmpphh”,lenguhku yang lalu teredam oleh cumbuannya di bibirku yang sedang terbuka saat mendesah. 10 menit disetubuhi pria Jepang ini aku pun mendapatkan orgasmeku. “aahhhhh..i’m cumming..”rintihku saat orgasme. Tubuhku berkelojotan beberapa kali sampai akhirnya aku terdiam lemas mengambil nafas.
Lalu Kimura mengubah posisinya menjadi duduk sambil ditariknya tubuhku. Sebelum memulai genjotannya, Kimura mengambil botol liquor di meja dekat ranjang dan meminumnya. Lalu diberikannya liquor yang isinya tersisa 1/4 botol itu kepadaku yang segera kuminum sampai habis. Kini aku pun kembali digenjot oleh si pria jepang ini dengan posisi duduk. Mulutnya mengemut pentilku yang sensitif dengan nafsu sambil tangannya meraba-raba tubuhku. Aku mulai kembali naik birahinya akibat genjotan dan permainan tangannya di tubuhku. “ahh..ahh..yes..fuck me..harder..harder..”, ceracauku dalam bahasa inggris sambil kupeluk tubuh Kimura.
Kami yang sedang berpacu dalam birahi dikejutkan saat pintu kamar dibuka. Lalu masuklah 2 orang Pria dengan muka yang kelihatan agak merah karena mabuk, yang sepertinya orang Jepang juga dan temannya Kimura yang sama-sama clubbing tadi. Mereka berbicara dalam bahasa jepang sambil menatap takjub pada tubuh telanjangku yang bergoyang-goyang disodok Kimura. Kedua teman Kimura ini berkulit agak coklat seperti pemeran pria di JAV yang pernah kutonton. Yang 1 rambutnya pirang dan gemuk. Dan yang 1 lagi botak dengan badan kurus jangkung. Oh tidak, aku akan dikeroyok mereka..
~ BERSAMBUNG ~