Petualangan Seks Selina Amoy Cantik ( Part 12 ) - Kumpulan Artikel Cerita Seks Terbaru

Update Terbaru

Kumpulan Artikel Cerita Seks Terbaru

Kumpulan Cerita Seks & Foto Bugil Terbaru

Minggu, 01 November 2020

Petualangan Seks Selina Amoy Cantik ( Part 12 )

Saat kami sedang beristirahat ini, tiba-tiba terdengar suara pria. “Wow! What a nice body!”, ucap suara itu yang membuat aku dan Pak I Gede tersentak kaget dan menoleh ke sosok pria asing itu..
Kami melihat seorang pria bule yang menatap tubuhku dan Pak I Gede yang masih menyatu. Tidak lama datang seorang wanita bule yang sepertinya pacar si pria. Lalu si wanita itu berucap, “Wow, you guys doing it outdoor!? Berani sekali. Saya kagum. Haha.” Si wanita bule ini cukup fasih berbahasa indonesia. Si pria bule lalu berkata ke si wanita, “Hey babe, how about we do it here too? You always say to try outdoor sex right? Hehe.”. Si wanita pun sambil tertawa menimpali si pria, “Hmm, I guess this location is safe since they are doing it here. Why not babe?”. Si pria terlihat senang dan menjawab, “Hell yeah! Let’s do it!”. Mereka berdua ingin mengikuti aku dan Pak I Gede yang ngeseks di pantai seperti ini. Lalu si pria mulai menelanjangi dirinya diikuti oleh si wanita hingga merekapun bugil sepertiku dan Pak I Gede. Seperti umumnya pria bule, ia berhidung mancung, berkulit putih dengan tubuhnya yang tinggi dan kekar. Rambut pirangnya agak panjang dan ia brewokan dengan kumis yang cukup tebal. Sungguh macho. Yang membuatku makin takjub adalah penis si pria bule ini amat panjang, mungkin sedikit lebih panjang dari punya Pak I Gede yang sedang tertanam di vaginaku. Sedangkan tubuh Laura juga bagus dengan kulit sangat putih dan bentuk badan tinggi langsing serta payudara yang besar, mungkin sama besar dengan punya Christine. Putingnya juga berwarna merah muda tapi pentil dan areola nya besar. Rambut pirang dan panjangnya diikat ponytail semakin menambah cantik penampilannya.

Aku dan Pak I Gede hanya menatap mereka yang mulai saling mencumbu dengan liar. Si wanita pun tersadar dan teringat ada kami dan lalu melepaskan ciumannya dari bibir pacarnya. “Hai, nama saya Laura. Ini pacar saya, Mike. Kami dari Amerika. Salam kenal.”,ucap si wanita memperkenalkan dirinya pada kami dengan bahasa Indonesia yang baik dengan aksen khas bule. Mike menatap ke kami sambil tersenyum. Pak I Gede lalu berucap, “Saya I Gede dan ini Selina. Bahasa Indonesia miss bagus. Hehe.”. Laura pun berkata, “Saya mahasiswi yang sedang belajar bahasa Indonesia. Sudah 2 tahun. Tetapi pacarku kuliah di Jerman. Dia kesini karena liburan. Hehe.”. “Wah pantas miss udah lancar ya ngomongnya. Lanjut aja miss Laura have fun sama pacarnya. Ini masih ada karpet lebih buat kalian. Hehe.”,ucap Pak I Gede sambil melempar karpet ke arah Laura.

“Thanks. Kita foursome ya, nanti aku pengen coba your dick.”,ucap Laura sambil tersenyum nakal. Pak I Gede hanya mengangguk sambil sumringah mendengarnya. Setelah menerima karpet itu Laura pun menggelarnya dan kembali ia dan pacarnya bercumbu dengan hot. Lalu si Mike pun kini berbaring di atas karpet sambil Laura kini menyepong penisnya. Di posisi 69 mereka saling merangsang. Kulihat Mike menjilati vagina Laura dengan liar hingga terdengar suara hisapan mulutnya.

Pak I Gede pun kini memposisikan tubuhku berbaring telentang di atas karpet. Lalu dihunjamkannya lagi batang kejantanannya ke lubang vaginaku. Tidak lama ia sudah memompa vaginaku lagi tapi dengan tempo sedang saja. Kulihat tatapan Pak I Gede ke arah dua orang bule itu yang sedang saling jilat organ kelamin. Aku yang ingin ini cepat selesai lalu mencubit puting Pak I Gede sambil memintanya mempercepat sodokannya, “Ehh bli. Genjotnya yang cepetan. Biar cepat beres, masih mau ke Hard Rock nih.”. Si bli seperti tersadar dari bengongnya dan berkata, “Eh iya non.”. Lalu ia lanjut menyodok memekku dengan cepat, membuatku kembali keenakan dan mendesah-desah, “Ahh ahhh ahhh terus bli yang kencang.. nghh ohh enak bli.. ahh ahh ahh...”.

Suara selangkangan kami yang beradu menimbulkan suara cukup keras, ‘Plak Plok Plak Plok Plak!’. Dengan binalnya aku meremas-remas payudaraku yang berguncang ini dengan kedua tanganku. Kupelintir puting susuku yang sudah keras dan mancung ini, membuatku makin keenakan. Tapi aku ingin rangsangan lebih dari jariku ini. Aku ingin pria ini mengenyot pentil pink milikku. Dengan wajah sayu kutatap Pak I Gede yang sedang memacu penisnya di memekku, lalu aku berkata dengan sambil merintih, “nghh..bli.. isapin putingku.. emut..ahh..ahh..”. Si bli tanpa perlu diminta dua kali langsung melumat buah dadaku yang kiri. Dijilatinya putingku yang tegak itu dengan liar hingga basah oleh air liurnya. Lalu mulai disedot-sedotnya seperti sedang menyusu. “Sssshhhh! Enak bli.. iyaahhh.. hisap terus.. ahh ahhh enak…”,erangku penuh kenikmatan.

Di sebelah kami kini dua orang pasangan dari Amerika itu sudah selesai dengan foreplay mereka. Kulihat sekarang Laura menaiki penis Mike yang berbaring di karpet. Lalu Laura dengan gencar menaik turunkan tubuhnya yang langsing diatas tubuh Mike yang kekar. “Ahh babe.. sex on the beach like this is so good! Ahh ahh! I like it! Ahh ahh!”,ceracau Laura dengan mata merem melek. Mike yang juga sedang menghentakkan pinggulnya ke atas juga ikutan mengerang nikmat dan menimpali Laura, “Ohh yeahh babe.. this is amazing. Ahh, fucking good!”. Kedua tangan Mike yang kokoh meremas-remas payudara besar milik Laura.

Begitulah kami berempat yang dimabuk birahi sedang bersetubuh dengan liar di pantai yang sepi ini. Suara deburan ombak dan erangan-erangan nikmat kami saling bercampur di siang hari ini. Memang matahari cukup terik tetapi karena lokasi pesta seks kami yang tertutup oleh pohon kelapa sedikit mengurangi panasnya siang.

5 menit kemudian aku pun kembali orgasme dari persetubuhanku dengan Pak I Gede. Vaginaku berkedut-kedut saat aku mencapai puncak kenikmatan ini. Aku menjerit melepaskan kenikmatan yang sedang menderaku ini, “Ahhhh bli.. enaakkkkkkkkk aahhhhhh!”. Tidak lama setelah aku orgasme, giliran Laura yang kulihat mencapai klimaksnya. Ia melenguh keras dengan badan yang berkelojotan, “Ahh babe! I’m cumming! Ooohhhhhhhh!”. Mulut Laura membentuk hurus O saat ia mendongak dan melepas lenguhannya itu.

Lalu Pak I Gede mencabut penisnya dari vaginaku dan kulihat Mike juga mencabut penisnya setelah membaringkan Laura di karpet. Lalu Mike bilang, “Hey Mr. I Gede, do you want to switch? You with Laura now. I’m with your girlfriend. Hehe.”. Pak I Gede sambil tersenyum senang berkata, “Sure Mike. Have you fucked with Asian before?”. Mike hanya menggeleng sambil menjawabnya, “No. This gonna be my first time.”. Pak I Gede lalu terkekeh sambil berucap lagi, “You will like it.”. Pak I Gede pun sudah berada di karpet sebelah.

Kini Mike yang sudah mendekatiku, berdiri di hadapanku yang sedang duduk dengan kaki yang selonjoran di atas karpet. Dipandanginya tubuh polosku dengan muka yang bernafsu. Aku juga melihat tubuh kekarnya itu dengan pandangan yang sayu. Jujur tubuhnya yang atletis ini plus batang kemaluannya yang tegak dan panjang sungguh membuatku jadi tidak sabar untuk digenjot olehnya.

“Your body is perfect Selina. Nice tits and beautiful pussy.”,pujinya sambil membelai-belai buah dadaku. Aku yang senang dengan pujiannya membalas sambil tersenyum nakal, “Mm, thanks Mike. You have a great body too and big cock.”. Mike tersenyum lebar lalu berkata, “You will like it when I stick it in you, Selina.”. Aku sambil menjilat bibirku lalu membalasnya, “Mmhhh, can’t wait for it. Let’s start.”

Tidak lama Mike sudah berlutut dan menjamah kedua payudaraku dengan tangannya yang berotot. Diremas-remasnya dengan lembut sambil sesekali memainkan pentilku. Aku membalas rangsangannya dengan mengenggam penisnya yang besar dengan tanganku. Saking besarnya tanganku tidak mampu memegang hingga keseluruhan diameternya. Lalu kukocok-kocok kontolnya yang sudah ereksi itu. Kurasakan tangan Mike yang satu kini meraba vaginaku yang ditumbuhi rambut yang lebat. Dielusnya area selangkanganku dan lalu mulai mengobel vaginaku yang masih basah oleh cairan orgasmeku tadi.

Lalu diciumnya bibirku sambil tangannya terus memainkan memek dan buah dadaku. “mmmhh…mmhhh…”,suara desahanku yang tertahan. Klitorisku kini diraba oleh jari Mike membuatku makin terangsang. Nafsuku yang makin tinggi membuatku makin cepat mengocok penisnya. Kocokan tanganku ini membuat Mike mengerang, “Ahhhh..nice handjob Sel.. so good..”.

“Alright. Let's fuck, Selina.”,ucap Mike sambil ia membimbingku untuk berdiri dan aku pun berpegangan pada batu. Uh, ia ingin gaya seks berdiri. Lalu sedikit ditunggingkannya pantatku sambil ia mulai menggesek-gesek kontolnya. Tidak lama ia pun mulai mempenetrasi vaginaku dengan batang kejantanannya itu. Oh, terasa kulit bibir vaginaku terkuak saat penisnya yang besar itu mencoblos memekku.

Kini Mike pun mulai memompa penisnya di vaginaku sambil berdiri. Suara tumbukan selangkangan Mike ke pantatku menimbulkan suara khas yang cukup keras. “Ahh ahhh ahhh yes Mike.. fuck me.. harder…ohh ohhh!”,erangku dengan wajah horny sambil tetap berpegang pada batu. Mike juga meracau nikmat menikmati jepitan memekku, “Ughh.. damn.. this is good..ahh ahhh!”.

Kedua tangan Mike tidak tinggal diam dan pantatku diremas dengan gemas oleh tangan kirinya. Sedangkan tangan kanannya memainkan payudaraku. Putingku yang keras ini juga dipencet-pencetnya menambah kenikmatan yang kurasakan dari seks interracial ini. “Sshhh.. yes Mike.. ohhh oohhh.. play with my nipple! aahhh ahhh ahhhh!”, erangku melampiaskan perasaan nikmat ini.

5 menit kemudian, Mike mengubah arah berdiri kami menjadi menghadap Pak I Gede dan Laura. Lalu kedua tanganku dipegang dengan tangannya yang kokoh hingga kini tubuhku agak sedikit condong ke depan membuat payudaraku membusung dan terus memantul mengikuti irama sodokan penis bule ini. Aku dapat melihat Pak I Gede dan Laura yang sedang ngeseks di posisi reverse cowgirl.

Laura yang sedang menaik turunkan tubuhnya bak koboi rodeo itu dengan binalnya meremas-remas buah dadanya sambil terus merintih-rintih. “Ahhh ahhh fucking good! Indonesian cock! Ahh ahhh terus.. sodok my pussy! Ahh ahhhh ahhh!”, suara erangan nikmat wanita bule itu yang sedang digenjot bli. Kulihat Pak I Gede yang merem melek dengan mulut menganga karena keenakan oleh servis wanita bule cantik ini.



Genjotan Mike di memekku sambil aku menonton liveshow Pak I Gede dan Laura membuatku mencapai orgasme pertama dari seks dengan Mike. Aku mendongak sambil melenguh keras, “Ngghhhhh…Ooohhhhhhhhhhhhhh!”. Vaginaku berkontraksi dan menyemburkan cairan orgasme membasahi penis pria bule ini. Tubuhku mengejang beberapa kali sampai aku pun lemas dan agak menunduk. Mike yang masih tetap menggenjot lalu mencabut kontolnya dari memekku.

Setelah itu, Mike beranjak duduk di atas karpet ini dan tanpa perlu dipinta olehnya aku pun segera mengambil posisi jongkok di atas selangkangan Mike dengan penis yang sudah siap tempur itu. Kupegang kontolnya itu dan kuarahkan agar tepat di bibir vaginaku. Kucoba masukkan dan agak susah karena kepala penisnya agak lebar. Lalu Mike membantuku dengan menguak bibir vaginaku dengan jari-jarinya dan lalu aku pun mulai menurunkan tubuhku hingga penisnya perlahan-lahan mulai terbenam di memekku. “Ohh..your pussy.. so tight..”,ceracau Mike yang merasakan kepala penisnya yang seperti dijepit oleh vaginaku. ‘Bles’, akhirnya penisnya pun masuk sempurna ke liang senggamaku. “Ughh..damn..very tight.. Asian pussy is awesome!”, Mike bergumam merasakan penisnya terasa enak dijepit oleh vagina gadis Asia sepertiku.

Setelah cukup beradaptasi dengan penis pria bule ini, aku pun mulai menggoyang pinggulku. “Nghh..ahhh ahhh..so good Mike.. ahh..”, desahku yang keenakan. Mike juga ikutan memompa penisnya dengan menyodok ke atas menyambut gerakan pinggulku. “Ohhh Selina.. very nice.. ahh ahh..”,ceracau Mike. Tangannya memegang pantatku dan diremasnya sambil terus menggenjot.

Di sebelah kami Pak I Gede kulihat juga sedang memacu tubuh Laura di posisi doggy style. Laura yang menungging itu bergoyang-goyang seirama sodokan penis Pak I Gede yang cepat. “Ahhh yes..fuck me.. harder harder! Ahhh ahh!”,lenguh Laura dengan muka yang sangat horny. Sambil digenjot Laura meremas payudara montoknya yang menggantung dengan tangan kirinya.

Sambil terus menggenjotku, kini Mike membenamkan kepalanya di dadaku lalu mulai diciuminya payudaraku yang bulat putih ini dengan sangat ganas. Kumisnya yang tebal menggesek kulit dadaku menimbulkan sensasi geli nikmat. Dijilat nya area buah dadaku hingga membuat dadaku jadi basah oleh air liurnya. Lalu mulutnya mencaplok pentil susuku yang sudah keras itu. “Ssshh.. Mike! Yes! Suck my nipple. Ngghhh..”, rintihku yang menikmati rangsangan pada puting susuku.

5 menit kemudian aku pun mendapatkan orgasme keduaku dari persetubuhan dengan pria Amerika ini. “Ahhhhh.. yeaahhh.. i’m cumming! Aaahh..aaahhhhhhhhh!!”, aku menjerit saat gelombang orgasme ini melanda tubuhku yang mengejang-ngejang. Badanku agak membusung ke depan, membuat Mike kian leluasa mengenyot putingku.

‘crrrr…crrrrtt…crrttt..’, beberapa kali vaginaku berkedut menyemburkan cairan orgasme membasahi penis putih kemerahan Mike. “Ahhh..fuck..so tight.. huff..almost cum..ughh..”,ucap Mike yang mencabut penisnya supaya tidak segera orgasme. Aku yang terengah-engah hanya tersenyum lemas menatap Mike yang kelihatan lega belum orgasme karena masih ingin menikmati jepitan vaginaku.

Lalu Mike membaringkanku dengan posisi menyamping dan Mike juga ikutan berbaring menyamping di belakangku. Setelah memposisikan tubuhnya lalu ia memasukkan kembali penisnya ke vaginaku. Dengan posisi ini, Mike kembali menggenjotku dengan tempo cepat. “Ahh ahh ahh ahh..”,aku yang masih lemas hanya mendesah pelan merespon sodokan Mike di memekku.



Begitu cepatnya tempo sodokan penis si pria bule ini, membuatku merintih-rintih keenakan. Payudaraku bergoyang-goyang seirama sodokan Mike di vaginaku. Tangan kanan Mike memainkan vaginaku dengan cepat. Digesek-gesekkannya jarinya di bibir liang nikmatku hingga membuatku makin blingsatan. “Nghhh..Mike…that’s good.. Ohhh..oohhhhh!”,ceracauku yang semakin dilanda birahi.

Tangan Mike yang satunya sekarang meremas buah dadaku dan sesekali juga dipelintirnya puting susuku. Vaginaku juga terus dimainkan dengan tangannya yang satunya dengan cepat. Oh, sungguh nikmat rangsangan yang diberikan oleh si bule ini. Desahanku makin keras seiring tempo genjotannya yang juga makin cepat, “Ahhh ahhh Mike.. ahhh yess! Harder Mike!”. Mike juga menimpaliku, “Ohh.. okay Selina.. I will fuck your tight pussy harder! Ughh.. Damn pussy.. I like it! Ahh ahh!”.

Pelan-pelan gelombang orgasme kembali menghampiriku. Kurasakan tubuhku mengejang dan vaginaku mulai berkontraksi. Aku pun melepaskan lenguhan keras, “Ahhh i’m cumming again Mike..ahhh aahhhhh yessssss!!!”. Tubuhku bergetar-getar dengan kuat saat vaginaku menyemburkan cairan orgasmeku membasahi penis Mike yang sedang dijepit oleh rongga vaginaku.

Mike yang keenakan penisnya serasa dipijat oleh otot vaginaku yang berkontraksi pun akhirnya tidak tahan lagi. “Argghhh Selina.. I’m gonna cum..”,ucapnya sambil mengerang. Lalu ia melepaskan penisnya dari vaginaku dan lalu berdiri. Ia menyodorkan penisnya kepadaku. Tahu yang Mike inginkan, dengan segera aku mengarahkan mulutku ke penisnya yang sangat keras itu. Aku pun dengan liar mengulum kontol bule ini dengan amat bernafsu. Kedua Tangan Mike meremas-remas payudaraku.



Kumaju mundurkan kepalaku dengan cepat, membuat Mike mendesah-desah. “Argghhh your mouth is fucking good.. ohhh.. Selina.. I’m cumming..aarrgghhhh!”, lenguh Mike sambil mengencangkan cengkraman tangannya di buah dadaku. Tidak lama penisnya pun berkedut-kedut menyemburkan spermanya. Cukup banyak spermanya yang muncrat di dalam mulutku hingga sampai tidak tertampung dan meleleh keluar dari mulutku. Spermanya terasa asin dan karena saking penuhnya aku pun terpaksa menelan spermanya supaya tidak tersedak.

Kulirik ke sebelah kami dimana Laura masih disetubuhi oleh Pak I Gede. Mereka berpacu dalam posisi Cowgirl dimana Laura dengan liarnya menggoyang pinggulnya di atas tubuh sopir yang beruntung ini. Pak I Gede dengan muka senang menikmati goyangan gadis bule cantik ini. “Ughhh… mantep memek bule.. enaknya.. ohh ohh..”,lenguh Pak I Gede.

Tidak lama kemudian, Laura kian gencar bergoyang dan kini Pak I Gede juga ikut bergoyang dengan arah berlawanan. Laura pun melenguh keras dan kulihat badan gadis bule ini mengejang ke arah belakang sehingga kedua buntalan susunya membusunn ke depan. Pak I Gede pun lalu melumat puting susu Laura yang kini menjerit saat orgasme. “Aahhhhhh! Fuck yeah!! I’m cumming! Aahhh..aahhhhhh!”,lenguh Laura dengan badan yang berkelojotan.

Pak I Gede pun lalu mengerang dan mencabut penisnya. Tanpa perlu diminta, Laura pun langsung berlutut di hadapan Pak I Gede. Dijepitnya penis si sopir itu dengan kedua buah dadanya yang montok. Lalu Laura mulai menaik turunkan tubuhnya sehingga Pak I Gede pun merem melek keenakan oleh servis boobjob gadis bule ini. Laura juga menjilati kepala penis Pak I Gede yang sedang dijepit susunya dengan liar. Tidak sampai semenit Pak I Gede akhirnya menyemburkan spermanya hingga mengenai dagu, leher dan dada Laura. Lalu kulihat Laura mengulum kontol Pak I Gede untuk membersihkannya.

Setelah itu Mike pun mendekati Laura sambil tertawa-tawa, “Wow babe. That was awesome boobjob. Haha. You should do it to me tonight.”,ucap Mike yang mulai memakai CD dan celana pantainya. “Sure babe. Hehe.”,timpal Laura yang masih duduk di karpet. Tidak lama Pak I Gede dan Laura pun memakai pakaian mereka kembali.

Aku kemudian mengambil jaket yang dipinjamkan Pak I Gede tadi untuk menutupi tubuhku karena bisa saja ada orang yang pas lewat di pantai ini. Aku pun mengajak Pak I Gede untuk segera pergi karena waktu yang sudah sangat mepet. Untungnya Pak I Gede yang sudah puas bercinta denganku dan gadis bule tadi kali ini setuju. Lalu kami pun berpamitan pada pasangan bule itu yang kini berjalan ke arah laut lagi.

Selesai pesta seks dengan pasangan bule di pantai ini lalu aku dan Pak I Gede pun berjalan kembali ke arah mobil. Saat mendekati mobil, kami berpapasan dengan 2 orang pria yang sepertinya nelayan pantai ini. Kulihat tatapan mereka pada tubuhku yang hanya berbalut jaket dan hanya bisa menutupi sampai sekitar 5 cm dari pangkal pahaku. Mereka pun berjalan ke arah pantai. Uh, seandainya tadi kami lebih lama sedikit mungkin mereka akan memaksa untuk ikut pesta seks tadi dan tentunya kami bisa lebih lama disini. Untungnya itu tidak terjadi, pikirku dengan lega.

Kami pun segera berangkat ke Hard Rock Cafe. Kulihat jam menunjukkan pukul 14:25. Teman-temanku sudah ngechat di group dari tadi. Waktu memang sudah sangat mepet sehingga Pak I Gede agak ngebut menyetirnya. Sesampainya di sana, aku pun buru-buru masuk ke dalam toko pakaian Hard Rock dan segera mengambil sebuah t-shirt berwarna hitam bergambar Gitar dan tulisan Hard Rock Cafe Bali dan kubawa ke kamar pas. Segera kukenakan kaos tersebut supaya aku terbebas dari masalah putingku yang tercetak di tanktopku dari kemarin. Aku yang mengenakan kaos itu pun lalu membayar di kasir dan segera kembali ke mobil. Pak I Gede pun dengan cepat membawa mobil mengantarku menuju hotel tempat kami menginap. Huff, beruntung akhirnya waktu masih keburu dan saat tiba di hotel teman-temanku juga baru selesai check out.

“Wah bener-bener pas lu nyampenya ya Sel. Haha.”,ucap Febby yang pertama melihatku mendekati mereka.

“Iya tadi agak rame di Hard Rock makanya lama.”,ucapku.

“Untung lu pas. Kalo gak, udah kami tinggal pake taxi nih.”,timpal Christine.

“Wah koq pake baju lain. Padahal yang tadi bagus, lebih kelihatan pentil lu. Hihi.”,ucap Diana sambil tertawa. Aku mencubit pinggangnya membuat Diana agak mengaduh. Kulihat Feby dan Christine memakai jaket untuk menutupi pakaian mereka yang tanpa bra.

Setelah itu, kami yang sudah siap pun berangkat ke bandara karena pesawat kami di jam 5:50 sore. Sesampai di bandara Diana pun memberi uang tip ke Pak I Gede yang beberapa hari ini menyupiri kami. Lalu kami pun berpamitan dengan sopir yang kami sewa ini. Pak I Gede berkata, “Kalo ke Bali lagi sewa saya lagi ya non. Bapak bakal prioritasin non deh dibanding turis lain yang book. Hehe.”. Ia tersenyum penuh arti sambil menatapku. Aku hanya memalingkan wajah dan lalu mulai berjalan ke arah gerbang pemeriksaan tiket.

Akhirnya selesai sudah jalan-jalan kami di Bali ini yang sangat gila, terutama untukku karena merasakan begitu banyak pengalaman seks terutama gangbang dan orgy. Mungkin ini yang dimaksud bibiku dengan have fun, hihi.

Saat di pesawat kebetulan aku duduk bareng Diana. Sedangkan Feby dengan Christine di kursi baris di depan kami. Aku pun bertanya pada Diana sambil agak berbisik mengenai persetubuhannya semalam yang kupergoki.

“Eh, semalam lu main sama siapa Na? Gua ada lihat itu pria badannya gede hitam gitu.”,tanyaku dengan berbisik.

“Wah lu samperin kami tapi koq lu gak ikutan gabung?”,Diana balik bertanya.

“Gak lah, uda ngantuk banget itu. Eh siapa tuh cowo semalam?”,jawabku dan bertanya lagi.

“Umm, itu namanya Pak Rully, tamu hotel juga. Dia bodyguardnya pengusaha yang lagi stay di hotel itu.”,jawab Diana.

“Lalu koq lu bisa main sama dia?”,tanyaku lagi.

“Ya bisa aja dong. Pas ketemu di lift dia liatin aku terus gitu. Kupancing-pancing juga sampe diajak deh ke kamarnya. Hihi.”,jawab Diana dengan agak tertawa.

“Nakal banget ya lu Na. Haha.”,ucapku.

“Ih, kan namanya juga have fun. Hehe. Kontolnya enak banget Sel. Besar dan panjang. Lu juga pasti demen.”,timpalnya sambil tersenyum nakal.

Aku hanya tersenyum mendengar jawaban temanku ini lalu kembali bertanya, “Semalam lu balik kamar jam berapa?”.

“Gua baliknya pagi gitu Sel. Abis ML tidur di kamar pak Rully itu. Soalnya dia emang harus pagi bangun buat nemenin pengusaha itu meeting.”,jawab Diana.

“Lalu pasti paginya lu main lagi kan sama si bodyguard itu?”, tanyaku sambil tersenyum.

“Hehe, tahu aja lu Sel. Kontol dia nagih. Dah gitu dia tahan lama. Aku keluar 3 kali ML sama dia pagi ini. Kalo semalam 4 kali malah. Duh, keingat dia jadi horny nih.. mmhh..”, Diana menjawabku sambil menggigit bibirnya.

“Udah-udah, ini di pesawat. Ntar di jakarta aja lu cari cowo-cowo buat ML. Haha.”, ucapku sambil geleng-geleng melihat kebinalan temanku satu ini. Obrolan kami pun kami hentikan karena kubilang aku mengantuk. Kulihat Diana menguap sambil mengiyakan. Lalu tidak lama aku pun tertidur karena memang cukup lelah akibat seks di pantai bersama Pak I Gede dan si bule.

Sekitar 2 jam kemudian kami pun sudah tiba di Jakarta. Kami pun menunggu bagasi dan setelah semua bagasi kami peroleh lalu kami berjalan ke pintu keluar. Kulihat kedua orang tuaku sudah menantiku. Begitu pun orang tua teman-temanku. Akhirnya kami berempat pun berpisah setelah saling menyapa antar orang tua kami.

Aku begitu bahagia bertemu papa mamaku karena memang mereka sering bepergian. Kupeluk mamaku lalu ayahku. Mereka bilang ingin mengajak makan malam di sebuah restoran Chinese Food di kawasan Jakarta Utara. Dengan senang, aku iyakan karena memang di pesawat tadi aku tidak sempat makan karena tertidur sepanjang penerbangan. Tentu saja, karena aku kelelahan setelah seks di pantai tadi siang.

Setelah makan malam, kami pun pulang ke rumah kami. Aku dan kedua orang tuaku lalu duduk bersama di ruang tamu rumah sambil mengobrol mengenai liburanku di Bali. Tentu saja aku hanya menceritakan hal-hal wajar yang kami lakukan seperti jalan-jalan ke tempat wisata, shopping, ngafe dan kulineran. Tidak kuceritakan kegiatan nakal kami seperti one night stand dengan turis asing, menyewa beachboy sampai orgy sex hingga sempat tidak memakai bra. Apalagi persetubuhanku dengan Pak I Gede dan pria-pria beruntung yang bisa menikmati tubuhku.

Aku juga bertanya mengenai urusan bisnis mereka supaya bisa tahu juga kegiatan mereka. Mereka begitu sibuk mengurus bisnis mereka sehingga waktu-waktu seperti ini sangat jarang kudapatkan. Sekitar 2 jam kemudian kami pun mengakhiri quality time ini dan segera ke kamar untuk beristirahat karena besok aku harus masuk sekolah lagi.

----

Keesokan paginya, aku pun berangkat ke sekolah seperti biasa. Hari-hari terus berjalan dan tidak terasa sudah 2 minggu berlalu sejak jalan-jalan kami di Bali. Kebetulan orang tuaku dalam 2 minggu ini hanya mengurus bisnisnya di Jakarta saja sehingga aku banyak meluangkan waktu bersama mereka saat mereka sudah pulang ke rumah. Kadang juga aku mengunjungi kantor mereka saat sedang tidak pergi dengan teman-temanku.

Tepat 2 minggu dari tanggal ujian, hasil ujian kami pun diumumkan. Nilai ujian tengah semesterku hampir semuanya cukup baik. Hanya hasil ujian mata pelajaran Fisika saja yang merah. Aku memang lemah di pelajaran satu ini. Duh, aku tidak boleh sampai tinggal kelas lagi. Teman-temanku yang lain nilainya bagus-bagus, hanya Diana saja yang nilainya paling banyak yang merah diantara kami. Memang Diana ini juga tinggal kelas sama sepertiku. Hanya Feby dan Christine yang tidak pernah tinggal kelas. Aku pun berinisiatif mengajak Diana untuk kursus untuk menghadapi ujian akhir semester mendatang. Diana bilang dia ikut saja yang penting aku yang mencari tempat kursusnya. Huh, dasar Diana hanya mau terima beres, batinku.

Memasuki hari kedua di minggu ketiga sejak aku pulang dari Bali ini, orang tuaku pun akhirnya harus pergi lagi ke luar negeri untuk urusan bisnis mereka. Mereka berangkat pesawat sore karena transit dulu di Singapura. Mereka bilang kali ini bisa pergi 12 hari karena akan pergi ke Shanghai dan Beijing untuk mengunjungi pabrik client mereka.

Besok paginya, aku pun berangkat ke sekolah diantar supirku. Saat ini mata pelajaran Fisika yang dimana nilaiku rendah sehingga aku pun mencoba konsen mendengar ajaran dari Pak Maliq, guru Fisikaku. Guruku ini seorang pria yang dari perawakannya ada keturunan Arab. Ia sudah cukup tua, mungkin sudah 60 tahun. Dengar-dengar ia adalah seorang duda yang ditinggal mati oleh istrinya. Perawakannya kurus dan tinggi dengan kulit coklat gelap. Tidak terasa pelajaran Fisika ini pun selesai dan kini sudah jam 10 siang yang artinya waktu istirahat. Saat jam istirahat baru dimulai tidak lama, kami akan pergi makan di kantin. Tapi teman-temanku bilang ingin pipis dulu. Aku yang memang sedang tidak ingin ke toilet lalu bilang jalan duluan ke kantin dan menunggu mereka saja disana.

Saat sedang duduk sendiri di kantin karena sedang menunggu teman-temanku yang ke toilet, ternyata Pak Mamat melihatku. Dia mendekatiku lalu sambil pura-pura menyapu di dekatku, dia menggunakan tangannya untuk meremas pantatku. Aku sontak terlonjak kaget merasakan remasan tangannya yang cukup keras itu.

Sambil kutatap dia dengan kesal kuhardik dia tapi tidak berani keras-keras karena takut memancing perhatian. ”Pak,jangan kurang aja ya. Kalo keliat yang lain gimana??”,ucapku dengan suara pelan. “Hak hak,kalo gak ada yang liat gak papa gitu neng?”jawabnya dengan senyum jeleknya. Lalu Pak Mamat sambil pura-pura mau mengambil sampah di bawah meja berjongkok di dekatku. Dengan gilanya dimasukkannya tangannya dari bawah celah rok seragamku dan mulai meraba pahaku. Kucoba menepis tangannya yang mulai merayap mendekati selangkanganku tapi sia-sia karena tenaganya lebih kuat. Kurasakan tangannya dengan cepat mengelus pangkal pahaku, membuatku agak merasa geli hingga darahku agak berdesir. Si bandot tua ini yang makin melunjak, kini menyusupkan jari-jarinya dari celah celana dalamku dari paha kiriku dan mulai meraba-raba bibir vaginaku. “Hehe, masih lebat aja jembutnya neng. Gak pernah cukuran ya?”,tanyanya sambil tangannya kini mulai memainkan vaginaku. “Nghh..berhenti pak..ini di kantin.. sshh.. nanti ada yang lihat gimana..”,ucapku sambil berusaha menahan desahanku. Oh, kurasakan vaginaku mulai lembap akibat rangsangan jari tukang sapu mesum ini.

Akhirnya daripada ada yang memergoki aksi mesumnya ini, aku pun lalu bangkit dari kursi sehingga mau tidak mau Pak Mamat melepaskan tangannya yang tadi bercokol di area kewanitaanku. Aku yang malas meladeninya pun segera berjalan pergi. Aku ingin segera pergi menjauh dari si bandot tua mesum ini. Tapi saat aku ingin berbalik badan, tanganku dipegang oleh Pak Mamat. Beruntung kantin masih agak sepi karena jam istirahat baru beberapa menit dimulai. Lalu ia berkata,”Mau kemana neng, yuk ikut bapak ke gudang. Bapak pengen ngerasain memek neng lagi. Kangen sama jepitannya.”

“Jangan gila pak. Waktu itu cuma sekali aja karena terpaksa. Lagian ini teman-teman saya bentar lagi ke kantin. Nanti saya dicariin.”jelasku dengan gusar sambil kutepis tangannya. “Ye mangkanya bapak deketin pas neng lagi sendiri. Neng seringnya bareng temen-temen neng terus.”timpalnya, lalu sambil berpikir sejenak, Pak Mamat pun melanjutkan dengan mencetuskan ide gilanya,”Ya udah kalo gitu abis jam pulang sekolah neng ke kostan saya aja. Jadi kan aman. Hak hak.” Segera kutolak,”Enak aja. Gak mau. Bapak gak bisa maksa saya lagi kayak waktu itu.”

Mendengar penolakanku membuat Pak Mamat marah dan dengan nada mengancam dia berkata,”Wah wah,berani ngelawan ya moy. Saya punya foto eneng pas lagi ngentot sama Togar. Mau saya sebarin biar 1 sekolah pada tahu hah??”. Aku terdiam mendengar ancamannya, aku tidak ingat dia ada memotretku saat itu. Tapi aku juga tidak mau cari resiko kalau sampai foto mesumku tersebar. Tidak terbayang bagaimana nasibku kalau sampai itu terjadi. Akhirnya dengan berat hati terpaksa aku menuruti kemauannya,“ya udah pak tapi janji nanti fotonya dihapus ya.” “Nah gitu dong. amoy pinter. Siniin cepet HP neng, biar simpan nomor bapak.”ucapnya.

Aku lalu meminjamkan iphoneku padanya yang sudah ku unlock. Setelah mengetik nomornya lalu ia memencet call ke nomornya tersebut. “Cuma sama bapak aja kan nanti?”tanyaku. Aku tidak mau dikeroyok lagi oleh para bandot itu. “Iya neng saya sendiri aja. Biar saya bisa puas-puas sama neng.”jawab Pak Mamat, membuatku lega. Kulirik ke HPnya yang ternyata Android salah 1 merk ponsel China, membuatku makin takut jika memang dia sempat mengabadikan foto momen persetubuhanku. Tua-tua begini ternyata dia lumayan ngerti teknologi juga.

Setelah panggilan dari HPku masuk ke HPnya, Pak Mamat pun mengembalikan HPku sambil berkata,”Nanti saya SMSin neng apa-apa aja yang perlu dibawa sama lokasi kos saya.” Aku yang bingung dengan ucapannya,bertanya “Duh,bawa apa sih pak. ribet amat.”

“Tunggu aja neng kejutannya, hehe.”,ucapnya sambil terkekeh. Aku yang jengkel lalu menimpalinya, “Kejutan apa lagi sih pak? Selina gak mau aneh-aneh.” “Tenang aja. Gak aneh-aneh neng tapi ena ena. Hak hak hak.”,ujarnya dengan tawa yang norak. Aku yang tidak berdaya menolak permintaannya itu hanya bisa mendengus seraya menatapnya dengan kesal. “Nah, bapak harus pergi nyapu lagi biar ni sekolah bersih mulus kayak badan non. Sampe jumpa nanti ya amoy cantik. hak hak hak.”ujarnya sambil meremas dadaku dan tertawa mesum lalu berjalan ke luar kantin meninggalkanku. Tidak berapa lama teman-temanku pun tiba di kantin. Huf, aku masih lega karena setidaknya teman-temanku tidak melihatku yang mengobrol dengan si bandot tua bangka itu. Kami pun segera memesan makanan dan selesai makan, segera kembali masuk kelas untuk mengikuti pelajaran bahasa Inggris yang diajar oleh Miss Alice, guruku yang waktu itu ikut pesta seks di toilet.

Waktu mengikuti jam pelajaran ini aku yang tadi dibuat agak horny akibat permainan jari Pak Mamat jadi merasa tidak bisa konsen. Akhirnya 5 menit kemudian kuputuskan pergi ke toilet untuk menuntaskan rasa hornyku ini daripada aku tidak bisa fokus. Setelah izin dengan Miss Alice yang sedang mengajar, aku pun segera berjalan ke toilet.

Saat sedang berjalan melewati sebuah gudang alat olahraga, aku dikejutkan oleh sebuah suara panggilan seorang pria di balik pintu itu. Setelah kulihat, ternyata itu Pak Togar, penjaga sekolahku yang dulu pernah menikmati tubuhku di toilet. Aku pun cepat-cepat menghindar dengan berjalan menjauhinya karena risih dengan pria paruh baya itu.

Tetapi baru jalan dua langkah, ia sudah mengejarku dan menarikku ke dalam gudang itu walaupun aku coba melawan. Entah tenaga nya yang lebih kuat atau aku hanya mencoba melawan dengan setengah hati. Akhirnya aku pun sudah berada dalam gudang alat olahraga yang berukuran sekitar 3 x 3 meter itu. Di gudang ini berisi beberapa peralatan olahraga, seperti jaring untuk voli, bola basket, bola voli, dan ada beberapa matras untuk pelajaran olahraga. Ruangan gudang ini cukup bersih karena memang kebersihan adalah salah 1 poin yang dijunjung di sekolahku ini.

Pak Togar menatapku dengan wajah bernafsu seperti serigala kelaparan. Ia berkata, “Hehe, akhirnya bisa ketemu non Lina lagi. Saya udah kangen ni sama non. Kangen memek non maksudnya. Hahaha.”. “Non Selina koq udah gak pernah merokok di toilet lagi pas sore-sore?”,tanyanya padaku. “Selina lagi coba berhenti ngerokok pak.”,jawabku. Ya, aku memang memutuskan stop merokok setelah kejadian aku digangbang di toilet itu.

“Wah pantes aja non gak pernah nongol di toilet pas sore. Bapak sama Kiryo sia-sia dong nungguin non terus tiap sore. Hahaha.”,ucapnya dengan tertawa mesum sambil meraba pahaku yang tidak tertutup rok seragamku.

Aku menepis tangannya itu dan berucap, “Pak, jangan kurang ajar ya. Waktu itu kan terpaksa karena saya kepergok merokok sama bapak.”. Pak Togar mendengar ucapanku itu dengan santainya menimpaliku, “Hehe, saya bisa aja laporin non sekarang kalo non merokok. Ini saya masih simpan puntung rokok non waktu itu.”,ucap Pak Togar sambil menunjukkan puntung rokok. Aku jadi shock melihatnya. Entah itu punyaku waktu itu yang sengaja disimpannya atau bisa saja dia ambil di jalan. “Daripada hisap rokok gak bagus buat kesehatan, mending hisap kontol bapak non. Bisa bikin puas non lagi. Hehe.”,sambung Pak Togar yang makin melantur.

Aku yang masih terdiam itu membuat Pak Togar makin berani. Kini ia kembali membelai kulit pahaku yang halus. Aku ingin menepisnya tapi juga takut dengan ancaman pria mesum ini, yang membuatku jadi tidak berkutik. Bahkan tangannya yang satu mempreteli kancing seragamku satu per satu hingga area dadaku sudah terbuka.



Lalu ia menurunkan cup braku ke bawah sehingga payudaraku pun sudah terlihat olehnya. “Weleh-weleh kesampaen juga bisa lihat lagi toket non.. emang indah ni susu..”,komentarnya dengan muka mesumnya. Lalu ia berdiri di belakangnya dan ia mulai meremas-remas payudaraku dengan kasar, membuatku mengaduh. “Pelan-pelan dong pak..sakit..”,pintaku. “Hehe maaf non. Maklum bapak jarang dapat barang mewah kayak gini.”,timpalnya dengan cengengesan.

Puas meremas susuku sekarang ia pun berpindah ke depanku dan lalu mulutnya mencaplok puting merah mudaku yang kanan. Dihisap-hisapnya dengan ganas seperti ingin menyusu pada payudaraku. Lidahnya juga bermain-main di sela kuluman mulutnya itu. Ah, nikmatnya sensasi permainan mulutnya di pucuk payudaraku ini. Tanpa sadar aku mengerang, “Sssshhhhh.. pak..”. Mendengar desahanku, Pak Togar pun mengejekku, “Hehe, enak kan non diginiin pentilnya?”. Aku hanya diam saja mendengar ejekannya itu. Tapi ia kemudian mencubit puting kiriku sambil setengah menghardik, “ditanya jawab dong non!”. Aku yang kesakitan pun menjawabnya, “Uh, iya pak.. enak pentilku..”. “Gitu dong non. Jangan diam aja. Gak usah jaim deh non, kita udah pernah ngewe juga. Haha.”, ucapnya dengan tertawa.



Sambil mengenyot-ngenyot pentil susuku, lalu tangan kanannya meraba pahaku dan pelan-pelan merayap naik ke pangkal pahaku. Sedangkan tangan kiri Pak Togar membelai kulit pantatku yang tidak tertutup CDku. Kurasakan kulit tangannya yang kasar mengelus-ngelus pangkal pahaku dan juga membelai celana dalam kremku yang menutupi organ intimku. Oh, sentuhan tangannya di pangkal pahaku itu membuat darahku berdesir. Aku jadi mulai larut dalam birahi akibat ulah tangannya ini. Vaginaku terasa agak berkedut saat Pak Togar dengan nakalnya menusukkan jarinya ke liang vaginaku yang masih tertutup oleh celana dalamku. Kain celana dalamku tertekan hingga agak masuk di lubang memekku. Reflek aku pun mendesah, “Nngghhhh pak.. enak.. ahhh..”.

“Nah, gini dong non. Tenang aja nikmatin. Hehe. Kita kan cuma mau asyik-asyik.”,ucapnya. Tapi aku yang teringat kalau aku hanya izin ke toilet pun mengingatkannya, “Eh pak, aku cuma izin pipis aja loh. Nanti aku dicariin gimana. Nghhh..” Jari-jari Pak Togar yang kini sudah menyusup masuk dari celah celana dalamku itu dengan nakalnya memainkan bibir vaginaku, membuatku mendesah keenakan walau masih coba kutahan. Jari-jari pria tambun ini mulai menusuk masuk ke liang kemaluanku dan segera mengocok-ngocoknya. “Ngghhh pak.. jangan.. ahh.. sekolah lagi ramai begini..”,aku memohon sambil mendesah. Ah, kurasakan memekku mulai basah oleh cairan kewanitaanku. Duh ini gila, masih siang hari begini di sekolah aku dipaksa melayani penjaga sekolahku..