Ocha ( Ilustrasi ) |
Sungguh buas permainan istriku malam ini. Akupun tidak kalah buasnya sebab kami berdua memang sudah terangsang dengan ceritanya Andreas tentang hubungan percintaannya dengan Ocha. Berkali-kali istriku mencapai puncak, akupun lebih tahan lama karena obat kuat yang kubeli dari Dayu. Hingga istriku ambruk tak berdaya di tempat tidur, penisku masih tegang meskipun sudah menyemprotkan sperma berkali-kali. Kupastikan istriku sudah tidur, kututupi tubuh telanjangnya dengan selimut supaya gak masuk angin. Sebaliknya aku gak bisa istirahat sama sekali, pikiranku masih melayang layang memikirkan Ocha, adrenalinku masih menggebu gebu seperti menantikan sesuatu yang mendebarkan, hal gila apa lagi yang akan terjadi. Tidak sabar aku ingin menikmati tubuh Ocha lagi. Istri orang yang perlahan menanam bibit bibit cinta di ladang hatiku. Ya, kini perasaanku terhadap Ocha bukan hanya sebatas nafsu birahi tapi lebih dari sekedar rasa sayang. Persetubuan malam tadi membuatku merasa memiliki Ocha, memiliki tubuhnya juga memiliki hatinya. Jujur dari mereka berlima, karakter Ocha yang paling membuatku nyaman. Meskipun masa lalunya kelam, (mungkin) sudah banyak lelaki yang menidurinya, tapi karakternya yang independen, lembut, terkadang tegas, pengertian, suka bercanda dan anggun khas seorang wanita karir.
Tapi aku gak tau memulainya dari mana. Janji Ocha akan melanjutkan hubungan kami setelah suaminya tidur, tapi kapan dan dimana aku gak tahu. Semakin gelisah dan tak sabar, membuatku tidak bisa istirahat sama sekali. Apa aku hubungi Ocha aja ya ? pikirku. Akupun mencari handphone hendak mencoba menghubungi Ocha atau mungkin aja ada WA masuk. Setelah mengobrak-abrik tempat tidur dan tas istri, aku malah gak menemukan hanphone ku. Apa ketinggalan di kamarnya Andreas dan Ocha ? bisa jadi! Aahhaaaa!!! Tiba tiba muncul ide cemerlang di pikiranku. Bagaimana kalau aku ke kamarnya dengan alasan mau mengambil hp yang lupa?. Oke siapa takut. Akupun nekat melakukan apa saja demi niat birahiku ini. Kuberanikan melangkahkan kaki ke kamar yang tadi. Di depan pintu dengan ragu-ragu aku mengetuk tanpa membunyikan bel. Takut malah membangunkan Andreas, kali aja dia sudah tidur. Butuh beberapa menit hingga akhirnya Valen membukakan pintu. Valen ??? lah berarti dia dari tadi masih di kamarnya Ocha dong. Hmmm pikiranku melayang. Perlahan aku berjalan masuk ke kamarnya Ocha melewati gang depan kamar mandi dan mendapati Andreas sudah tertidur, telanjang, sepertinya habis ML dengan pengantin barunya. Valen sendiri masih mengenakan gaun, dan Ocha hanya berbalut lingerie merah muda transparan.
Pemandangan apa ini ? Ocha begitu menggoda dengan penampilannya yang seksi. Belum juga dimulai permainannya aku udah sange melihat Ocha. Diajaknya aku duduk di sofa. “ada apa jam segini Don ? gangguin orang bulan madu aja“, hardik Valen. “lah siapa yang bulan madu, siapa yang protes?!“, jawabku. “Aku mau ngambil hp ketinggalan, kalian liat gak ?“ kataku. “Nggak iiih, tapi coba lihat aja dulu“, jawab Ocha. Akupun mencoba mencari hp yang ketinggalan, tapi mataku selalu saja tertuju kearah Ocha yang dengan samar-samar menampilkan puting susu dan belahan vaginanya dibalik lingerie semi transparan.
“Jujur aja, mau nagih janjinya Ocha kan ?“ tembak Valen yang langsung mengena pada sasaran.
“Kok tahu ?“, tanyaku. “Apa sih yang Valen gak tahu ?“, jawab Valen menantang.
“Ssssssttttttt!!!“ aku memberi kode sambil menunjuk ke arah Andreas yang sedang tidur.
“Tenang aja, Andreas udah minum obat tidur“, ucap Ocha.
Giilllaaaa!! Ternyata Ocha sudah mempersiapkan janjinya sampai-sampai mengorbankan suaminya yang sudah terkena obat tidur.
“Allena gimana ?“, tanya Ocha. “Udah tidur, barusan gua entot sampe ketiduran“.
”Hahaha anjaay”, teriak Ocha dan Valen.
”Kalian udah ML ?”, tanyaku ke Ocha dengan kode lirikan mata ke arah Andreas.
”Udah dong!” jawab Ocha tegas. ”Terus Valen ?, disini juga ?” selidikku kepo.
”Emang gak boleh?”, sambung Valen. “Loe nonton Ocha sama Andreas ML dong?“, tanyaku ke Valen.
“Iyalah, hitung hitung pemanasan”, balas Valen. “Pemanasan buat apa?” tanyaku lagi.
“Buat main sama loe lah!” goda Valen.
OMG, saat yang ditunggu tunggu akhirnya tiba. Kini kami bertiga (empat kalau dihitung dengan suami Ocha yang sudah tidur) berada dalam satu kamar, dengan misi yang sama yaitu saling memuaskan dan saling memenuhi kebutuhan seksual. Valen pun tak canggung membuka gaunnya perlahan. “Tunggu Len! Gua bukain gaun loe!”. Akupun perlahan membuka retsleting yang ada di punggung Valen, menarik turun atasannya menyisahkan lingerie hijau seksi yang menutupi bukit kenyal sang pramugari.
“Waktu di kamar mandi tadi pagi aku udah horny banget Donn. Aku kentang banget gak dijamah“, ucap Valen dengan jujur.
“Tapi kamunya yang gak mau“, jawabku.
“Bukannya gak mau, aku buru-buru Donn, nanti telat make-up nya“, ucap Valen.
“Pas banget tadi malam Ocha kasih tahu gua kalau kamu Ngentot dia di kamar, terus aku keceplosan bilang maaaauuuu”.
“Malah ditawarin Ocha buat Threesome, katanya Ocha udah janjian buat main lagi ya”, ungkap Valen dengan blak-blakan.
“Sengsara banget aku ngendaliin nafsuku sejak malam bakupas kemarin. Kamu pikir aku gak horny ? aku gak pengen ? Aku udah terangsang banget Donn liat kalian entot entotan, ganti gantian pasangan, ngewe sesuka hati“.
“Aku hanya takut aja kebablasan, kamu tahu kan aku masih perawan, dan keperawananku ini hanya buat calon suamiku“.
“Aku udah trauma kejadian dengan Andre yang hampir merebut keperawananku“, ungkap Valen dengan terus terang. “Pliiiisss Donn, puaskan aku malam ini, aku pengen juga ngerasain yang kalian rasain. Aku gak kuat lagi menahan libidoku“, Rengek Valen sambil memelukku erat.
Adrenalin semakin memuncak. Kini Valen yang tinggal menyisahkan lingerie di tubuhnya ada dalam pelukanku. Dengan mesra kami beradu bibir, menikmati setiap jilatan demi jilatan dari lidah kami berdua seakan melanjutkan yang terlewatkan di kamar mandi di hari sebelumnya. Tentunya sambil bibir kami berpangutan, tanganku aktif menjelajah tubuh mulus Valen. Mulai dari payudara, turun ke perut, masuk ke selangkangan, belahan vaginanya, hingga naik lagi ke payudara sampai ke leher jenjang wanita impian. Ocha seakan memberikanku kesempatan untuk menikmati Valen yang tentu saja sudah menjadi incaran semua suami suami yang ada sejak malam bakupas. Valen pun kini semakin membuka diri untuk dijamah. Tidak ada satupun gerakannya menolak jamahan dariku, bahkan usapan usapan lembutku di vaginanya disambut Valen dengan melebarkan kangkangan pahanya. Perasaan yang sangat menyenangkan, sebab selama ini Valen seperti menyimpan misteri, membuat kami semakin penasaran untuk menikmatinya, satu-satunya gadis perawan di pertemanan ini. Dan memang benar, dari luarnya saja bisa dirasakan bahwa belahan Vagina Valen masih sangat rapat dan sempit. Sekalipun jariku bermain-main di labia mayora Valen, tapi aku masih berhati hati dalam hal tusukan. Aku masih menghindari untuk gerakan masuk kedalam Vaginanya Valen. Cukup dengan mengusap-usapnya dari luar pun sudah sangat menggairahkan. Aroma parfum Valen semakin melambungkan nafsuku, aku tak puas puasnya mencium leher wangi Valen, sedikit menjilat hingga ke belakang telinga Valen. Ternyata salah satu titik rangsang Valen ada di belakang telinganya.
Cukup lama aku bermesra-mesraan dengan Valen hingga akhirnya Ocha meminta jatah untuk kujamah juga. Ocha minta gantian. Tak tanggung-tanggung, Ocha langsung menyasar penisku yang masih tersembunyi. Dengan cepat Ocha membuka kancing celanaku, menurunkan retsleting, dan menarik turun celanaku menyisahkan celana dalam hitam. Penisku yang sudah tengang diloloskannya tanpa membuka celana dalamku. Dengan buas Ocha menjilat penisku sambil membungkuk. Masuk, keluar, masuk keluar, masuk dan keluar lagi dari mulutnya. Ocha seperti singa betina yang kelaparan, lapar akan kenikmatan seks dari suami temannya. Padahal beberapa saat sebelumnya udah ML dengan sang suami. Mungkin karena penasaran, Valen pun ikut memainkan penisku dengan antusias. Ditariknya kasur yang tersimpan dibawah ranjang utama dan menidurkanku diatasnya. Dengan begitu kami bisa pesta seks di ranjang tanpa mengganggu Andreas yang sudah tak sadarkan diri. Dengan posisi terbaring, penisku semakin leluasa dimainkan oleh kedua wanita putih nan cantik ini. Ocha dan Valen bergantian mengulum batang penisku yang tegang maksimal. Obat kuat yang kuminum tadi sangat membantu menjaga stamina disaat penis dipaksa untuk bekerja keras. Ocha lebih professional dalam hal mengulum penisku. Masuk dan keluar dalam mulut Ocha sangat lembut, tanpa gesekan dengan gigi. Yang bikin geli geli enak yaitu lidahnya yang ikut bermain menjilati setiap lekukan penisku yang kini siap dipuaskan dua wanita cantik. Digilir terus menerus, bergantian tanpa jeda, ludah Ocha dan Vallen kini bercampur aduk dengan cairan alami yang keluar dari penisku. Valen mencoba senikmat mungkin merasakan sensasi mengulum penisku meski kadang giginya terasa sakit menyentuh si otong. Tapi bibir Valen ketika Penisku dihisapnya membentu suatu keindahan yang dijamin akan bikin siapapun laki laki yang dilayaninya mendesah kenikmatan. Benar saja, ketika sang penis ada di mulut Valen, aku berhasil mencapai puncak dengan cepatnya. Pejuku tercurah di mulut Valen yang dilahapnya sampai habis. Aku ejakulasi setelah adengan erotis yang dipertontonkan Ocha dan Vallen, menyapu bersih penisku yang sebenarnya sudah dipersiapkan crot dalam Vagina. Tapi apa boleh buat, aku gak mampu menahan nikmatnya kuluman kedua teman istriku ini.
Sepertinya efek obat kuat yang aku minum runtuh setelah ejakulasi hebat barusan. Sang penis perlahan melemah dan mengecil tak berdaya. Hal ini langsung disadari oleh Ocha dan Valen yang akhirnya memberikanku sedikit waktu untuk memulihkan stamina. Disaat aku berusaha keras memulihkan kondisi penis agar tegang lagi, Ocha dan Valen ternyata mengerti apa yang aku butuhkan. Mereka berdua kini berperan bak artis film porno yang sering aku tonton. Valen mengambil inisiatif untuk menjelajah tubuh Ocha sambil sesekali menjilat area-area sensitif Ocha. Baru aku tahu ternyata titik rangsangan terbesar Ocha ada di Jari-jari dan telapak kakinya. Valen tahu persis apa yang diinginkan Ocha. Lidah Valen menari nari menjilati kaki Ocha hingga membuatnya bergetar kenikmatan. Ocha dan Valen yang kini hanya menyisahkan atasan lingerie, menari erotis didepanku. Vagina mereka merekah seolah memanggil-manggil penisku untuk masuk kedalamnya. Rangsangan demi rangsangan dilakukan Ocha dan Valen bergantian. Sambil menikmati jilatan Ocha di Vaginanya, Valen mengaku bahwa hal ini sudah sering mereka berdua lakukan. Ketika bertugas sebagai pramugari, setiap kali transit di Bali pasti Valen menyempatkan diri mengunjungi Ocha hanya untuk merasakan kepuasan biologis.
“Aku bukan Lesbi Donn… gak ada sama sekali dalam pikiranku untuk jadi lesbi“
“Tapi kamu tahu kan kalau aku udah lama gak punya pacar... semua laki laki hanya menginginkan tubuhku, mereka hanya mengincar perawanku... aku tahu itu. Jadi lebih baik aku dipuaskan seperti ini. Ocha sangat mengerti apa yang aku butuhkan“, ungkap Valen semakin bergairah memadu cinta dengan sahabat karibnya.
Oohhh ternyata hubungan Ocha dan Valen sudah sedekat ini. Tidak heran kalau Valen tahu banyak sekali tengang Ocha. Dan tidak mengherankan lagi kenapa Valen bersedia diajak Ocha untuk Threesome denganku. Dalam hati sungguh aku sangat berterima kasih ke Ocha. Bukan hanya karena sudah menumbuhkan rasa sayang dan cinta kepadanya, bukan hanya karena Ocha sudah membagi mahkota kewanitaannya kepadaku, juga karena Ocha sudah menepati janji untuk mengajak Valen, sang gadis perawan yang beberapa hari ini menjadi fantasiku untuk ikut bergabung berbagi kenikmatan birahi. Sekali lagi „TERIMA KASIH OCHA“.
Perlahan penisku kembali menegang namun sayangnya tidak sekeras sebelumnya. Kupikir di saat inilah aku butuh bantuan tenaga ekstra. Tapi obat kuatnya ada dikamarku. Apa boleh buat, sekarang atau tidak sama sekali. Akupun sejanak minta waktu untuk kembali ke kamar. Aku beralasan mau memastikan kalau Allena masih tidur. “Sekalian dikasih obat tidur aja Donn, aman kok. Tenang aja Allena gak akan kenapa kenapa“, kata Ocha menawarkan obat tidur yang sebelumnya dipakai buat menidurkan suaminya. Pikiranku sudah gak waras lagi, kupikir inilah kesempatan untuk sepuas-puasnya menikmati Ocha dan Vallen. Kan gak lucu kalau istriku Allena keburu bangun. Akupun mengiyakan dan berniat untuk memperlama tidur Allena dengan obat tidur. Setibanya di kamar, kondisi masih seperti yang diharapkan. Allena masih tertidur pulas. Obat tidur yang dikasih Ocha berupa serbuk yang dengan mudah kumasukkan kedalam mulut Allena, ditambah sedikit air untuk memastikan obatnya tertelan dengan sempurna. Masih dalam keadaan telanjang Allena kutinggal dengan tidak lupa mengecup dahi istriku tercinta. Obat kuat yang jadi tujuan utamaku kesini sudah kuminum, kuharap dalam waktu singkat akan cepat bereaksi.
Dalam perjalananku sebelum tiba di kamar yang tadi, Ocha sudah mencegatku di depan kamar yang biasanya ditempati Valen. Katanya Ocha gak mau ambil resiko jika tiba tiba (gak diharapkan) suaminya terbangun dan mengetahui perbuatan kami. Makanya kini kami bertiga pindah ke kamar Valen. Dengan sekejap Ocha dan Valen menanggalkan pakaian mereka dan kini telanjang dihadapanku. Valen semakin berani untuk mengekspresikan kebinalannya yang tersembunyi. Kini penisku tak luput dari jilatan Valen. Valen mengarahkan posisi 69 dengan dirinya diatas menindih tubuhku. Mulutnya semakin ganas menjilat penisku, mengocok, hisap lagi, dijilat, dikulum lagi, dimainkannya sesuka hatinya. Sementara itu lidahku terus bergerilya memporak porandakan pertahanan vaginanya melalui jilatan melingkar di seputaran klitoris. Kujilat searah jarum jam, kemudian turun ke labia minora hingga ke anus. Terus menerus bolak balik kuarahkan jilatanku dari klitoris ke anus, balik klitoris lagi, hingga vagina Valen benar benar becek. Kulahap setiap tetes cairan kenikmatan yang keluar dari Vagina harum Vallen. Meskipun rasanya sedikit asam, tapi sungguh nikmat senikmat jilatan di penisku yang kini menjadi giliran Ocha. Ya, Ocha mulai mengambil alih kuluman di penisku dari arah samping. Bersamaan dengan itu, tangan Vallen kini mengusap-usap lembut vagina Ocha yang dengan mudah bisa dijangkaunya. Kombinasi yang luar biasa. Untung saja ada reaksi obat kuat yang aku minum. Kalau gak pasti aku udah menyerah dari tadi.
Jilatanku berhenti setelah Valen terguncang hebat akibat sapuanku yang masif di klitorisnya. Valen berteriak sebisanya menandakan orgasme yang dirasakan. Akupun bisa ikut merasakan orgasme yang Valen terima melalui cairan yang keluar dari Vaginanya. Biasanya cairan orgasme rasanya lebih asam dan masih hangat keluar dari liang kewanitaan. Tanpa memberikan jeda, akupun mengarahkan posisi Valen untuk membalikkan badan sambil membuka selangkangannya. Aku memposisikan diri berjongkok pas di depan Vaginanya dengan arah penis yang tinggal sepersekian centimeter dari Vagina idaman semua pria, Vagina perawan milik pramugari cantik sahabat istriku. Tidak terburu buru, akupun menggosok-gosokkan ujung penis ke klitoris Valen. Valen terus mendesah sejadi-jadinya. Merasa Vagina Valen sudah sangat basah dan becek, akupun perlahan menggiring masuk ujung penis untuk menembus pertahanan terakhir keperawanan Valen. Ujung penisku sudah hampir membelah daging nikmat Valen hingga tiba tiba Ocha datang dan kepalanya menerobos kearah selangkangan Valen menyingkirkan penisku. Lidah Ocha dengan buas menjilati Vagina merah muda Valen yang semakin bedenyut seiring luapan nafsu yang tak terbendung lagi. Sial! Sedikit lagi..... ucapku dalam hati.
Kini Ocha sambil terus menjilati vagina Vallen, berganti posisi membentuk gaya 69 seperti yang aku lakukan dengan Valen tadi. Tapi kini pemeran utamanya adalah Ocha dan Valen. Tubuh Valen dibawah, dan tubuh Ocha diatas menindihnya. Kubiarkan mereka beberapa saat memadu cinta hingga aku temukan posisi yang sempurna untuk penetrasi. Dengan posisi menungging, Vagina Ocha sangat strategis untuk dientot. Perlahan namun pasti, dengan hati-hati aku memposisikan tubuhku diatas kepalanya Valen, dibelakang bokonya Ocha. Kuarahkan penisku yang tegang, yang nyaris menembus perawannya Vallen, kearah lubang Vagina Ocha. Tidak susah untuk masuk, karena memang dari tadi sudah licin dan denyut dinding Vagina Ocha seperti mendorong penisku untuk terus aktif masuk dan keluar menghujamkan tusukan demi tusukan. Aaaaahhhhhhh sungguh nikmat apa yang kurasakan. Kupeluk Ocha dari belakang, kugenggam sambil meremas-remas payudara pengantin baru ini. Kucium belakang lehernya, kunikmati aromanya. Aaaahhhh yeeesss Don!!! Terusss Donnnn... enak.... aaaahhhh... Ohmaigat.. ooohhh... desah Ocha semakin menghangatkan suasana. Kutusuk tusuk vagina Ocha dengan penisku sambil tetap menjaga ritme. Kini Valen berusaha mengulum dua bola yang menggantung di pangkal penisku sambil mengikuti gerakan maju mudur yang aku lakukan. Buah Zakarku yang keluar melalui lubang celana dalam hitam dilahap habis didalam mulut Valen.
Masih dengan gaya threesome ideal, masih menggunakan kaos dan celana dalam, kini posisiku men-doggy Ocha, Ocha menjilati dengan buas Vagina Valen dan Valen melahap buah zakarku. Berkali-kali Ocha mendesah mencapai puncak, berkali kali juga cairan hangat membasahi vaginanya dan penisku, berkali kali juga ocha berteriak “Pengen pipiiiis Doooon….”. Semakin Ocha berkata pengen pipis, semakin aku menaikkan tempo genjotanku di vaginanya berharap melihat Ocha Squirt seperti di video video bokep. Tapi ternyata gak pernah kesampaian hingga akhirnya tusukan terakhirku membuat tubuh Ocha ambruk tak berdaya. Penisku masih tegang, spermaku belum keluar. Kini urusanku dengan Ocha sudah selesai, saatnya menikmati memek Valen. Meskipun sudah mengentot Ocha hingga orgasme berkali kali, namun sebenarnya aku masih kentang sebelum merasakan penetrasi di Vaginanya Valen. Valen seperti mengerti apa yang ada di pikiranku. Dia kembali tidur membuka pahanya lebar lebar. Aku mendekat, sambil tangan Valen mengocok ngocok penisku. Tanpa diperintah Valen mulai mengarahkan penisku menggosok gosok dinding luar Vaginanya. Sepertinya sebentar lagi Valen akan menyerahkan keperawanannya padaku. Tanpa kondom! Masa bodoh. Pikiranku sudah buntu, tidak lagi memikirkan resiko bisa bisa Valen hamil jika spermaku keluar didalam. Libido semakin meningkat.
Namun tiba tiba Ocha bangun dan memelukku dari belakang. Diraihnya penisku dengan tangannya dan menarikku menjauh dari Valen. Adapa apa lagi ini ? pikirku dalam hati. Ternyata Ocha masih menginginkan penetrasi penisku. Seperti sudah kembali mengumpulkan tenaga, kini Ocha yang memposisikan diri di pinggiran ranjang mengarahkan penisku masuk kedalam Vaginanya. Aku sendiri berdiri di ujung tempat tidur, mengentot ocha dengan posisi berdiri. Tidak harus berjongkok seperti biasanya, ternyata ngentot dengan posisi berdiri membuatku lebih bisa mengendalikan alur masuk keluar penis di dalam Vagina Ocha. Dengan cepat aku menghujamkan tusukan penis kedalam vagina Ocha yang mulai memerah. Tak terhitung berapa kali Ocha berteriak mengekspresikan nafsu yang menggebu gebu. Di tempat tidur yang sama, Valen memainkan vaginanya sambil menyaksikan persetubuhanku dengan Ocha. Kasihan Valen harus memuaskan dirinya sendiri dengan colmek. Tapi pemandangan itu malah meningkatkan nafsuku. Melihat Ocha yang semakin histeris mendesah, dan aktifitas Valen yang menggosok-gosok vaginanya sendiri membuat aku gak kuat lagi menahan ejakulasi. Sebelum sperma keluar, akupun menarik keluar penisku dengan maksud ingin menyemprotkan sperma ke wajah Ocha. Tapi apa daya, semburannya kini tidak lagi sekencang sebelumnya. Maksud hati ingin menembakkan peju ke wajah Ocha, malah hanya menyemprot beberapa sentimeter tepat di lubang vagina Ocha yang dengan jarinya ikut membuka lebar labia mayora.
Ujung-ujungnya spermaku masuk lagi ke Vaginanya Ocha. Ocha masih ngos-ngosan seiring aktifitas tanpa jeda yang kami lakukan. Dalam waktu bersamaan Valen juga mengalami orgasme dengan colmek yang dia nikmati. Penisku melemah. Kayaknya udah kehabisan stok sperma dan udah kelelahan banget saking berat tugas yang telah dijalani. Kami terbaring bersama diatas ranjang. Aku ditengah, Ocha disamping kiri dan Valen disamping kanan. Mereka berdua memelukku mesra. Dinginnya AC tidak mampu melawan kehangatan yang Ocha dan Valen berikan. Mereka berdua kompak memberikan kecupan hangat di pipi kiri dan kananku. Dalam kemesraan ini akupun membuka obrolan untuk menggali informasi tentang istriku. Aku bertanya apakah Allena juga sering main lesbi-lesbian dengan mereka. Menurut mereka Allena adalah yang paling risih kalau diajak gituan sesama kaum mereka. Ikut sih ikut tapi gak seaktif Ocha dan Valen. Malah Angel yang hubungannya lebih dekat dengan Yolanda. Mereka beberapa kali saling memuaskan sebelum menikah dulu. Rahasia yang paling mengejutkan akhirnya dibocorkan Valen. Fakta tersembunyi tentang istriku Allena : Ternyata ketika hubungan mereka dengan Andre masih baik baik saja, dan sebelum Andre pacaran dengan Valen, hubungan affair udah beberapa kali dilakukan Andre dan Allena. Teman teman yang lain tahu tentang itu, tapi sama sekali tidak mempermasalahkan, selama Allena dan Andre sama sama suka dan tidak merusak pertemanan. Yang mengikuti cerita ini dari awal pasti masih ingat siapa Andre.
“Waktu kalian malam pertama, Allena masih perawan kan ?“ tanya Ocha blak-blakan.
“Iyaaa iiiih. Aku benar benar dapat darah perawan Allena“, jawabku jujur.
“Pastinya laaaaah... itu komitmen Allena untuk menjaga keperawanannya sampai menikah“, kata Ocha dengan tegas. “Meskipun masa lalu kami sudah sangat bebas menyangkut seks, tapi itu hanya di kalangan kami berenam (dulu plus Andreas). “, ungkap Ocha. “Kami sudah berkomitmen dengan Andre, dia bebas untuk menikmati kami berlima asalkan jangan sampai penetrasi, jangan sampai merusak perawan masing masing“, jelas Ocha.
“...dan komitmen itu berakhir setelah Andre mencoba memperkosa aku Donn“, kata Valen.
“Makanya itu Len, nafsu untuk bercinta bisa bisa aja, tapi jangan sampai birahi sesaat meruntuhkan komitmenmu“
“Sudah susah payah kamu mempertahankan perawanmu sampai saat ini, bahkan hingga mengorbankan perasaanmu. Jangan gegabah, sebisa mungkin lawan nafsumu, jangan sampai ujung-ujungnya menyesal kalau udah kebablasan. Jangan ikut-ikutan kayak aku yang udah terlanjut rusak“, ceramah Ocha ke Valen.
“Terima kasiiiihhh beeeb Ocha“, ucap Valen yang bikin aku terharu, sambil kini kami bertiga saling berpelukan hangat dalam ketelanjangan. Akhirnya aku tahu kenapa Ocha selalu menggagalkan ketika aku hendak penetrasi menembus keperawanan Valen. Disini kutemukan arti sahabat sejati, sahabat yang selalu melindungi sahabatnya, sekalipun dalam gelapnya hawa nafsu Ocha berhasil menyelamatkan keperawanan Valen. Se dewasa itu pemikiran Ocha. Akupun menjadi segan dan menghargai komitmen tulus Valen dan Ocha.
Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul 5 pagi. Ternyata lama juga kami bercinta tadi, sampai berjam-jam berasa hanya sebentar. Cahaya matahari perlahan menembus gorden kamar memancarkan terangnya. Ocha pamitan untuk kembali ke kamarnya sebelum nanti Andreas bangun. Sambil Ocha kembali memakai pakaian dalamnya, akupun bangun dan memeluknya dari belakang. Ocha menyambutnya dengan menggenggam erat tanganku di perutnya dan menyandarkan wajahnya di wajahku. Kubisikkan sekali lagi “Terima kasih Ocha“, “I love you so much, aku sayang kamu Ocha. Gak apa apa kan kalau aku juga mencintaimu ?“ ucapku dengan refleks ke Ocha. Kupikir ini saat yang paling tepat untuk mengungkapkan pesaraanku ke Ocha. Setidaknya dia tahu lah kalau aku benar benar punya perasaan sayang dan cinta ke dia. Bukan hanya tentang seks, tapi lebih ke pribadi dan sifat Ocha yang membuatku jatuh cinta.
“Iya Donn, i love you too... aku juga sayang kamu”.
“Tapi masing masing kita udah punya rumah tangga, kita jalani aja Donn! Kan moment moment seperti ini masih akan terulang” Ucap Ocha dengan anggun menegaskan kedewasaannya. Sambil menyindir Valen Ocha berkata “Soitu cepat cepat kaweng jo ngana Valen supaya mo malam bakupas ulang torang (Makanya cepat-cepatlah kamu nikah Valen, biar kita malam bakupas lagi)”. Direspon dengan bibir manyun Valen.
“Oke yaaaahhh... kita ketemu lagi nanti siang!, Valen ingat apa yang aku bilang tadi“, tegas Ocha memperingatkan Valen supaya jangan kebablasan. Pasti Ocha sudah menduga bahwa setelah ini aku dan Valen akan melanjutkan percintaan di kamar ini. “Asssiiaaaap bosqoee“, jawab Valen menutup perjumpaan kami dengan Ocha.
Ocha sudah pergi meninggalkan kami berdua. Libidoku kembali meningkat membayangkan apa yang bisa kami lakukan. Valen masih terbaring telanjang menampakkan tubuh putih mulusnya. Tubuh yang selama ini hanya jadi fantasiku kini bebas untuk kunikmati. Aku langsung memeluk Valen yang disambutnya juga dengan pelukan hangat. Dadaku dan dada Valen menempel erat, Payudaranya terasa kenyal di dadaku, penisku bertemu dengan Vaginanya seakan membuka kembali nostalgia kenikmatan yang tertunda. Setelah puas berpelukan Valen membuka jalan untuk mengulum penisku, lagi lagi dengan gaya 69. Sepertinya 69 ini adalah gaya favorit Valen. Aku menjilati Vaginanya yang kini sudah berubah aroma, aroma khas cairan Vagina. Dengan lembut aku memainkan lidahku di klitorisnya dengan gerakan memutar searah jarum jam, kemudian dibalik berlawanan jarum jam, seterusnya kembali searah jarum jam. Berputar putar memberikan rangsangan luar biasa di klitorisnya hingga kali ini tanpa perlu waktu lama vagina Valen sudah basah, becek dan sangat licin. Valen seketika bangun dan menindih tubuhku dengan posisi WOT. Tampak kegalauan di raut wajahnya. Kutahu pasti bahwa Valen sudah sangat ingin untuk bersetubuh denganku. Libidonya sudah ada di titik tertinggi, nafsunya sudah menggebu gebu, memeknya sudah gatal untuk disodok dengan penisku.
Tapi mungkin Valen masih mempertimbangkan nasehat Ocha untuk menjaga keperawanannya hingga titik darah penghabisan. “Don... Pliiiisss bikin aku puas dengan penismu, tapi jangan dimasukkan“ pintah Valen dengan mata sayunya. “Kamu bebas mainin penisku sesukamu, bikin rangsangan sesuai fantasimu, aku pasrah Len“, jawabku. Valen mengerti apa yang aku maksud. Diapun dengan lincah mengarahkan penisku maju mundur diluar Vagina perawan miliknya. Selangkangan Valen juga ikut aktif naik turun meraih kenikmatan dari gosokan gosokan penisku di vaginanya. “Enak banget Donnn... aaaahhhh... yeeesssss.... cepat Donn... aaahhhh... desahan Valen semakin menjadi jadi seiring tempo gesekan penisku yang semakin dipercepat. Sesekali Valen menjepit penisku dengan paha mulusnya, merasakan denyut dari nadi-nadi yang tercetak jelas di batang penis perkasa milikku. “Aaaahhh Donnii... enak sayang... aaahhh..terus sayang... mau pipis sayang... aaahhh cepat... enaaaaaak... aaahhhh.... aku mau pipis Donn“, erangan Valen yang semakin bergairah. “Tahan Len, kita keluar bareng..... aaahhhh....“, kataku.
Akhirnya Valen mencapai puncak orgasme bersamaan dengan ejakulasi dari penisku. Spermaku keluar tidak sedikit, jarak tembakannya pun lebih jauh dari sebelumnya, bahkan membanjiri paha mulus Valen, mungkin sampai ke Vaginanya. Tapi mudah mudahan gak akan sampai membuat Valen hamil. Sepertinya Valen masih belum puas, dia terus menggosok gosok Penisku yang sudah gak kendor ke vaginanya yang sudah belepotan sperma. Aku Ejakulasi untuk yang kedua kalinya dalam waktu yang berdekatan. Valen pun sepertinya mencapai orgasme yang kesekian kali. Namun Valen masih tetap memainkan penisku sampai benar benar layu tak berdaya. Seketika itu Valen kembali memelukku dan mengecup bibirku sembari mengucapkan “makasih Donni, aku benar benar puas pagi ini”. “Enak banget Allena dapat suami kayak kamu”. “Besok besok lagi yaaa…. Gak usah segan segan kalau kita ketemu, biasa aja”. “Aku gak akan melupakan kenangan kita di Bali ini”, I love you Donni. “I love you too Valen sayang”.
“Jaga bae bae ngana pe perawan (jaga baik-baik perawanmu)”. “Beruntung banget pria yang akan dapat darah memekmu”, ucapku berani.
“padahal tadinya aku udah pasrah loh, perawanku buat kamu Donn, aku udah gak sanggup lagi membentung nafsuku tadi. Aku pengen banget ngentot, aku pengen banget merasakan penismu di dalam vaginaku“.
“Sudahlah.... Ocha benar! Jangan sia-siakan perjuanganmu selama ini.
“Iya Donnn... kamu juga ya! Allena itu baik banget, jangan kamu sia siakan dia“.
“Asssyiiiaaapp bosqoe“, hehehe, kami tertawa bersama.
Diluar semakin terang, pagi sudah menyapa kami yang semalaman menikmati surga dunia. Aku terpikir istri dan anakku yang kutinggal. Semoga Allena masih tidur sampai aku balik di kamar dan beres beres. “Aku balik dulu Len....“, pamitku ke Valen yang disambut sama seperti perlakuanku ke Ocha tadi. Valen memelukku dari belakang dan menciumku berkali kali. Satu kata singat padat dan penuh misteri yang dibisikkan Valen sebelum aku beranjak pergi : “Maafkan aku Donn, kalau nanti aku cemburu melihat kamu dengan Allena“.