Maafkan Aku Riska - Kumpulan Artikel Cerita Seks Terbaru

Update Terbaru

Kumpulan Artikel Cerita Seks Terbaru

Kumpulan Cerita Seks & Foto Bugil Terbaru

Selasa, 18 Februari 2020

Maafkan Aku Riska

Image result for gadis seksi
Riska ( Ilustrasi )


Inilah kisah nyataku di tahun 2010. Aku bekerja di Perusahaan yang bergerak di bidang Sales di Kota Semarang. Tentunya aku sudah lama kerja di sana. Aku sebagai Supervisor Team. Di Perusahaanku ada Administrasinya kebetulan ada 3 perempuan dan berkerudung semua.

Karena bos utama sudah naik Haji. Di suatu hari ada Admin baru namanya Riska Asal Bojonegoro. Umurnya masih 20 Tahunan. Dia berwajah manis jawa. Kulitnya kuning langsat. Hidungnya mancung. Tingginya sekitar 150 cm, Riska tak gemuk juga Tak kurus. Standarlah. Tapi padat dan sintal. Buah dadanya kira kira 34D dan pantatnya sudah membentuk kalau Riska memakai Rok panjang ketat.

Di suatu hari aku memberanikan diri untuk berkenalan. Pertama kali Riska agak kurang bersahabat. Karena kegigihanku tak sampai seminggulah Riska mampu tersenyum padaku.
Dan akhirnya seiring waktu Riska sering minta bantuanku. Dan di malam minggu. Aku mencoba mengajak Riska main ke Warnet dan Riska pun setuju. Dia ingin sekali membuat FACEBOOK. Dan kebetulan sekali aku diminta bantuan untuk membuatkan Akun FACEBOOK. Kami pun satu USER ROOM seperti KBU Wartel tertutup dari bawah sampai atas. Di lengkapi Pintu dan Kuncinya, Riska pun sepertinya tidak peduli. Aku pun sangat berhati hati dalam berucap ataupun bertindak. Maklum Riska adalah wanita berkerudung yang sopan.

2 Jam kami bercanda gurau di dalam USER ROOM. Kebetulan tempatnya lesehan cukup untuk 2 orang. Yah agak sempit tapi bisa selonjor kaki. Dan saat aku ingin mengambil Mouse yang terletak di kanan Keyboard Komputer. Tanpa sengaja lenganku menyentuh buah dadanya. Dan Riska pun berteriak.

"Oww" Teriak Riska.

Aku pun terkejut

“Maafkan aku Mbak Riska Aku ga sengaja” Ucapku.

"Ga papa kok pak, Kan ga sengaja” Balas Riska. Dia pun menenangkanku.

“Hmm.... Padat sekali toket Riska, pasti belum pernah dipegang cowo” Ucapku dalam hati.

Akhirnya FACEBOOK pun udah selesai terbuat. Riska pun senang.

"Makasih ya pak” Ucap Riska.

"Iya sama sama Mbak Riska” Jawabku.

Setelah Riska sudah selesai FB-an karena waktu paketanya masih lama. Maka aku ingin berlama-lama sama Riska.

"Mbak Riska mau Browsing apa? mumpung waktunya masih lama?" Tanyaku padanya.

“Terserah Bapak ajah Riska sih ngikut” Ucap Riska.

“Mau ngga Mbak Riska Aku bukain Film bagus?” Tanyaku.

"Film apa pak?" Jawab Riska.

Aku pun membuka Situs Porno ternama. Ketika Halaman pertama muncul Riska berteriak.

“Aaaaa…. Apa itu Pak?” Tanya Riska.

“Ini film untuk 17 tahun ke atas Mbak Riska” Jawabku sambil menenangkanya.

“Mbak Riska udah 17 tahun ke ataskan.? Kalo belum Halaman ini aku tutup” Ujarku..

"Ya udah tah Pak. Saya udah 20 tahun. Saya juga penasaran sama yang beginian" Ucap Riska.

“BINGGO” Ucapku dalam hati.

Senangnya kalau Riska tak marah. Akhirnya dari Film ke Film aku putarkan buat Riska.

Aku lihat wajah Riska mulai memerah dan ketawa kecil. Sepertinya dia senang. Dan aku perhatikan tangan Riska yang sudah mulai salah tingkah. Gugup. Nafasnya mulai panjang dan kakinya mulai merapat. Saat itu aku memberanikan diri untuk memegang pundak Riska. Riska pun tampak tak menghiraukan dengan apa yang aku lakukan. Yang tertuju hanyalah Layar Komputer yang terputar Film Bokep. Tangan kananku mulai aku gerakan di pundak Riska mengusap usap pundaknya sampai turun ke siku naik lagi ke pundak dan diteruskan ke leher samping Riska. Walau Riska merinding. Tapi tetap membiarkan tanganku bergerilya di pundaknya.

Wajahku mulai mendekat ke telinga Riska. Dengan sadar bibirku mendekati telinga Riska.

"Baumu harum banget Mbak??” Bisikku sambil menghirup harumnya tubuh Riska.

Aku mulai keluarkan jurusku.

“Ahhhh…. Ba..bapak bi..bisa ajah" Ucap Riska dengan merendah dan suaranya mulai terbata-bata.

“Boleh nggak Saya mencium leher Mbak Riska??” Ucapku dengan jurus memelas.

Riska pun tak menjawab hanya tersenyum. Aku mulai mencium leher Riska yang terbalut kerudung panjang. Aku menyikap Kerudung yang menutupi lehernya. Riska masih terpaku di Layar Komputer.

Aku pun tak menyia nyiakan moment ini. Aku mencium senti demi senti leher jenjang Riska. Lalu aku gigit kecil kecil leher Riska. Aku merapatkan tubuhku di belakang tubuh Riska. Aku peluk Riska dengan erat.

Di luar sedang hujan dan di dukung udara AC yang dingin. Suasana yang sangat tepat ini. Aku pun terus memeluk Riska dan tanganku mulai menggerayangi perutnya yang rata sambil memijat kecil. Riska pun merebahkan tubuhnya di dadaku. Sepertinya dia telah pasrah. Akhirnya aku tarik dagunya yang lembut. Aku tatap wajah Riska yang kosong. Langsung aku lumat bibirnya yang mungil. Riska tak membalas ciumanku cuma pasrah saja ketika bibirnya aku hisap. Riska membuka bibirnya membiarkan lidahku masuk untuk mencari lidahnya. Setelah itu aku mainkan lidahnya dan merasakan air liurnya. Sekitar 5 menit telah berlalu. Aku terus menghisap bibir dan memainkan lidahya yang tanpa adanya perlawanan dari Riska.

Tak lama kemudian aku melepaskan ciumanku.

”Kok ciuman saya ga di balas?” Tanyaku sambil menatap wajahnya.

“Saya belum pernah ciuman Pak. Saya ga tau harus bagaimana?” Jawab Riska sambil terengah-rengah.

“Ya udah Mbak Riska nikmatin aja ya? Biar saya yang membuat Mbak Riska Fly?” Ucapku.

Riska pun hanya menganggukan kepalanya dengan pelan.

Aku pun langsung mencium wajah Riska. Bibirku bergerak mengecup seluruh wajah cantik Riska yang tampak memerah. Aku begitu senang dapat mencium wajah cantik Riska dan merasakan kelembutan kulit wajah tanpa noda milik Riska

Dengan suasana USER ROOM yang privat. Kami leluasa untuk berbuat sesuatu. Saat itu pula.

Tanpa membuang waktu lagi. Aku langsung menarik lepas Kerudung panjang yang di kenakan Riska. Dia pun pasrah saat Kerudungnya aku tarik ke atas melewati kepalanya. Kini aku dapat melihat wajah cantik Riska tanpa Kerudung. Ternyata Riska jauh lebih cantik tanpa memakai Kerudung. Rambutnya yang hitam panjang sepunggung itu diikat kuncir kuda. Membuat lehernya yang putih jenjang terlihat begitu jelas di mataku. Selanjutnya aku naikkan ujung Kaos panjang Riska yang berwarna Ungu ke atas. Seketika tersembulah dua bukit kembar yang ditutupi BH warna Ungu pula.

Tanganku mulai memegang dan meremas payudara Riska. Tapi tiba tiba Riska mencoba menyingkirkan tanganku. Karena tanganku lebih kuat dan remasanku semakin keras. Riska mulai menggelinjang dan tanganya hanya memegang tanganku erat. Karena Riska mengeluarkan desahan kecil. Aku pun langsung bertindak mencium bibirnya lagi.

Riska mulai memejamkan matanya menikmati ciumanku. Aku angkat BH berwarna Ungu itu ke atas. Langsung menampakkan dua bukit surganya para lelaki.

Payudaranya tepat sesuai perkiraanku 34D. Dengan lingkaran puting agak lebar berwarna hitam dan dihiasi puting hitam yang masih kecil. Aku mainkan kedua puting itu. Aku tarik tarik. Aku plintir-plintir sehingga membuat tubuh Riska jadi tidak karuan.

Aku menyandarkan tubuh Riska di tembok dan aku disamping kirinya. Riska pasrah sambil menutup matanya.

Saat itu aku mulai menjilati payudaranya yang mulai mengeras. Aku menjilat dengan melingkar dari dasar sampai pucuk secara bergantian. Tanganku yang lain meremas payudara yang satunya. Puting susunya aku hisap sambil menjilatinya. Riska hanya menggigit bawah bibirnya supaya desahannnya tak terdengar di seluruh USER. Kemudian aku menciumi perut Riska yang rata. Kakinya aku regangkan sambil menyibakkan Rok panjangnya ke atas. Membuatku dapat melihat gundukan vaginanya di balik CDnya. Tanganku mulai meraba kedua pahanya sambil menikmati kelembutan kulitnya sampai menuju pangkal pahanya.

Riska sudah melayang tinggi membuat dia lupa apa yang sedang terjadi. Tak menyia-yiakan kesempatan menjamah tubuhnya lebih jauh. Aku langsung mecari gundukan di balik CD itu dan aku raba-raba vaginanya. Sepertinya CDnya sudah basah.

Aku pun menarik tanganku. aku masukan tanganku ke atas Rok di bagian perutnya. Aku meraba vagina Riska yang di tumbuhi Bulu-bulu yang halus. Aku menggesek-gesekan jari telunjuku di garis vagina Riska. Dan aku masukan jari tengahku kedalam lubang vaginanya. Membuat tubuh Riska langsung mengejang.

“Aoooww.. Sakit pak” Teriak Riska saat merasakan benda asing menerobos ke dalam vaginanya.

Aku lumat langsung bibirnya tanpa ampun. Supaya tak bersuara lagi. Aku kocok vagina Riska dengan pelan. Sampai 5 menit kemudian tubuhnya mengelinjang dan bergetar. Aku tahu Riska telah mencapai klimaks. Tanganku basah oleh Cairan sugawinya. Riska pun lemas.

Aku membantu merapikan Pakaianya. dan aku cium kening Riska.

"Maafkan saya yang lancang Mbak Riska” Ucapku.

Riska hanya diam. Seperti menyesal dengan perbuatan kami tadi.

Waktu paket sudah hampir selesai. Kami pun berkemas untuk pulang. Riska hanya linglung tak berkata. Di dalam perjalanan tak henti hentinya aku mengucapkan maaf pada Riska.
Aku antar dia sampai di Kost. Tak terasa sudah jam 1 malam. Pintu Gerbang Kostnya Riska sudah terkunci. Riska mulai bingung.

“Duh gimana nih pak udah di tutup gerbangnya?? gara gara bapak sih” Ucap Riska yang hampir menangis.
Karena memang peraturan Kost tidak boleh pulang larut malam.

“Ya udah tidur di kontrakan bapak ajah?? kan bapak hari ini sendirian karena Pak Manager lagi rapat keluar kota” Ucapku menawarkan tempat sementara untuk Riska beristirahat.

(Kontrakan rumah fasilitas perusahaan untuk Manager dan Supervisor)

“Tapi.??” Ucap Riska bingung.

“Udah ga papa. Nanti Mbak Riska tidur di kamar Pak Manager atau kamar Saya” Ucapku menyakinkannya.

Karena hari sudah terlalu larut. Tanpa pikir panjang Riska menyetujui tawaranku.

Tak lama sampailah di depan Kontrakanku. Aku membukakan pintu dan mempersilahkan Riska memilih kamar dan akhirnya Riska memilih kamarku. Karena takut kalau ada apa-apa ketika dia mendiami kamar Managernya.

Aku pun mengalah tidur di luar, Aku tidur di Kursi malas di Ruang tamu.

“Mbak Riska ga mandi dulu.?” Tanyaku.

“Enggak pak capek banget. Dingin lagi" Jawab Riska memberi alasan.

“Ya udah met tidur ya mbak. Maafkan saya tadi” Ucapku.

”Iya pak. Sama-sama” Balas Riska.

Aku pun merebahkan tubuhku di Kursi malas. Tanpa henti hentinya aku membayangkan kejadian yang spontan tadi. Yang tak pernah terencana sebelumnya. Sampai aku berpikir.

"Kok Riska ga marah sama aku ya.?” Gumamku dalam hati.

"Apa Riska juga suka tapi dia malu.? Atau Riska takut sama aku karna aku pimpinanya. Aah… Bikin semakin bingung aja jalan pikiranya Riska" Pikirku.

Lama kelamaan aku mengingat kejadian tadi penisku pun memberontak karena belum terlampiaskan.

Aku pun beranjak dari Kursi malas itu. Aku melangkah ke kamar yang Riska tempati. Aku gedor-gedor Pintu tapi Riska tidak menjawab. Dengan nekat aku putar Handlenya. Tenyata tak terkunci. Aku pun masuk dan melihat Riska terbaring berselimut.

"Kayaknya Riska dah tidur” Ucapku dalam hati.

Aku goyang-goyangkan tubuh Riska. Dia pun tak bangun juga.

"Mungkin karena cape" Pikirku.

Kemudian aku tarik Selimutnya yang di pake Riska. Riska sudah tanpa kerudung kembali. Kali ini aku melihat rambut panjangnya dibiarkan teruarai dan dia masih menggunakan baju yang sama tadi.

Tanpa basa basi karena menuruti nafsu yang sudah tak bisa tertahankan. Aku langsung memeluk Riska yang terbaring terlelap. Riska pun terbangun karena terkejut.

“Pak… Bapak mau ngapain?” Tanya Riska dengan terkejut.

“Maafkan saya lagi Mbak Riska. Saya mencintai Mbak Riska" Ucapku dengan memelas sambil menggombali Riska.

“Jangan pak.. Jangan… Kenapa Bapak lakukan ini.... Saya masih perawan pak. Saya mohon… saya menyesal kelakuan kita tadi tanpa kontrol… Saya takut dosa pak… saya takut Allah mengutuk saya" Ucap Riska ketakutan sambil memohon belas kasihan supaya aku melepaskanya.

Tapi disisi lain aku tak mendengarkan rengekan Riska karena perasaanku tertutupi nafsu yang menggebu.

Tanpa daya Riska kalah dengan kekuatanku. Aku tahan kedua tangannya membuat Riska semakin tak berkutik. Aku melucuti semua Pakaiannya sampai BH dan CDnya. Sekarang tampaklah Riska yang telanjang bulat. Indah banget tubuhnya. Membuat nafsuku bertambah besar.

Aku mencoba mencium bibirnya tetapi Riska menghindar menolak ciumanku. Hanya tangisan yang di keluarkan Risk

“Udah pak saya cape.. hiks hiks” Ucap Riska memohon sambil menangis.

Aku tak perduli dengan permohonannya. Aku remas payudara Riska sambil aku lumat puting kirinya. Aku terus menghisap putingnya seakan-akan ada air susunya sedangkan payudara sebelah kanan aku mainkan dengan tanganku. Lalu aku lanjutkan di payudara yang satunya aku hisap putingnya dengan penuh nafsunya.

Riska terus menangis memohon untuk di lepaskan. Namun tangisannya bercampur dengan desahan. Tubuhnya tak mampu berbohong dia tak memungkiri bahwa sentuhanku membawa sensasi nikmat. Membuat tubuhnya merespon rangsangan yang aku buat. Terbukti dengan puting susunya tampak mengeras. Namun demi sebuah harga diri Riska terus berusaha agar tak terpancing dengan segala sensasi yang menyerang dirinya. Namun segala upaya yang di lakukan tak membuahkan hasil. Karena aku terus menyerang titik sensitifnya. Dia menggeleng-gelengkan kepala dan memohon untuk di lepaskan.

Namun aku tetap melanjutkam aksi dan berjalan menuju perutnya. Aku cium inchi demi inchi perutnya sambil menjilatinya. Membuat Riska semakin tidak berdaya untuk melawan. Ciumanku semakin turun sampai vaginanya. Aku jilati bibir vaginanya. Tapi Riska menahan kepalaku dengan kedua tanganya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Pertanda bahwa dia tidak setuju.

Langsung aku singkirkan tangan Riska dari kepalaku. Akhirnya bibirku menyentuh vaginanya. Riska hanya mampu mengelinjang saat lidahku menjilat bibir vaginanya. Aku sangat bernafsu menjilati vagina Riska.

Setelah 7 menit kemudian. Aku naik ke atas menuju bibirnya.

Karena Riska menangis malah membuat tenaganya habis dan hanya bisa pasrah dengan apa yang terjadi.

“Saya mencintaimu” Bisikku di telinganya dengan nada lirih.

Aku persiapkan batang penisku untuk menembus lubang vaginanya.
Aku menggesek-gesekan ujung penisku di bibir vaginanya. Riska tak berani memandang wajahku. Hanya menoleh kesamping.

Tak lama ujung penisku mulai masuk kedalam vagina Riska. Aku merasa kesulitan memasukkan batang penisku karena merasa lubang vaginanya sangat sempit. Tapi aku terus bergerak maju mundur berulang-ulang. Setengah batang penisku berhasil masuk setelah 5 menit melakukan gerakan pelan hingga suatu ketika aku dorong kuat pinggulku membuat batang penisku masuk semuanya. Menembus selaput dara Riska

'Bleeessshhh'

Riska seketika menjerit kesakitan. Namun bagiku adalah rasa nikmat yang aku dapatkan karena penisku terasa di hisap oleh dinding vaginanya yang berdenyut.

“Aduuhh pakkk… saa..sa..kit… Aaaahhhh..... Sssshhhhhh....” Rintih Riska menahan perih di vaginanya.

“Sabar sayang nanti juga enak kok hehehe" Jawabku dengan tertawa penuh kemenangan.

Aku secara perlahan mulai menggenjot vaginanya. Penisku seperti diremas-remas saat aku tarik keluar. Dinding vaginanya ikut tertarik dan saat aku mendorong kembali penisku terasa di hisap-hisap. Itu membuatku ketagihan ingin terus menikmatinya.

'Plok plok plok plok plok plok plok plok'

“Aaaahhhhh… Uuuuuhhhhh… Aaaahhhhh... aadduuuhhh pak” Suara desahan Riska.

Semakin Riska mendesah kencang. Semakin aku percepat gerakan maju mundurku dan tanganku tak hanya diam secara bergantian meremas payudaranya.

“Oohhh yyaaa… Enak banget memiaw ini” Desahku sambil aku meremas payudara Riska.

Aku terus menggenjot lubang vaginanya yang sangat nikmat. Bibirku juga tak mau kalah dengan liarnya bibirku mencium wajah Riska berkali-kali. Riska kali ini tak menghidari ciumanku. Dia tampak pasrah karena kehabisan tenaga. Hal itu membuatku makin bebas menjamah tubuh indahnya yang selama ini selalu tertutup Pakaian panjangnya.

Setelah 15 menit. Aku tidak berganti posisi.

"Pak saya dah ga kuat.. Aaahhhh.. Aahhh ahh oohhh” Teriak Riska saat tubuhnya mengejang.

Seiring Riska mencapai klimaksnya. Aku pun juga mencapai klimaks dan aku rasakan cairan hangatku dan Riska bercampur baur didalam.

Aku apun terkulai di atas tubuh Riska sambil memeluknya. Dan penisku mulai aku cabut dari sarang surganya.
saat bersamaan cairan berwarna pink keluar dari vagina Riska.

Cairan cinta kita yang bercampur darah mengalir lambat dan aku bersihkan cairan itu dengan Tisu basah milik Riska.

Jam menunjukan pukul 3 kami pun beristirahat bersama masih dalam keadaan telanjang. Aku peluk Riska dan aku cium bibir Riska.

“Aku sangat mencintaimu Mbak Riska” Ucapku.

"Bapak harus tanggung jawab sama perbuatan bapak. Nikahin aku sebelum aku positif Hamil” Ucap Riska padaku.

“Pasti sayang…” Jawabku dengan yakin

Setelah kejadian itu. Kami melakukan seminggu sekali dan Riska menjadi pacarku hanya 3 Bulan.

Karena aku di pindah tugaskan ke beda kota. Aku pun lama kelamaan Los Contact dengan Riska. Terakhir kabar Riska pindah kerja ke Jakarta. sampai sekarang.

Tamat