Linda ( Ilustrasi ) |
Limousine itu memasuki pekarangan sebuah villa cantik yang berada di tepi pantai laut selatan. Malam itu kebetulan langit sedang cerah, sehingga bulan yang hampir purnama menampakkan diri dengan anggunnya, dikelilingi bintang gemintang yang berkedap - kedip nun jauh di atas sana.
Tadinya kupikir Kevin akan menyetubuhiku. Tapi ia malah mengajakku tidur, agar kesehatanku tetap terjaga.
Inilah untuk pertama kalinya aku tertidur dalam dekapan hangat lelaki yang bukan suamiku.
Esok paginya ... pagi - pagi sekali Kevin membangunkanku dengan usapan lembut di rambutku. “Beib ... bangun dong. Kan mau menikmati indahnya matahari terbit, “ kata Kevin sambil menyalakan lampu yang semalaman dimatikan di kamar villa ini.
Aku pun bangun. Cuci muka sebentar di washtafel. Lalu mengikuti langkah suamiku menuju ke bagian belakang villa di tepi pantai laut selatan ini.
Ternyata di bagian belakang villa ini ada lantai yang menjulur jauh ke selatan. Lantai itu berada di atas batu - batu karang berbaur pasir pantai. Membuatku agak takut juga setelah menyadari bahwa lantai ini tidak menginjak bumi. Tapi Kevin meyakinkanku bahwa semua yang dibangun di villa ini sudah diperhitungkan secara.
Di sebelah barat dan timur lantai yang memanjang ke selatan ini ditutup oleh tembok tinggi. Sementara sisi paling selatan ditutup oleh dinding kaca yang sangat tebal. Di dekat dinding kaca itu ada mangkok raksasa, yang sebenarnya sebuah kolam berbentuk mangkok.
Tak jauh dari mangkok raksasa itu, ada sebuah kursi malas yang lebar ... bisa muat untuk dua atau tiga orang. Dengan bantalan dari semacam kasur tipis.
Kevin justru menunjuk ke arah kolam berbentuk mangkok itu. “Ayo kita berendam di situ. Airnya hangat lho ... takkan kedinginan, “ ucapnya sambil menanggalkan kimononya, “Jangan takut ... tidak akan ada orang yang bisa melihat ke sini. Jadi kita melakukan apa saja takkan ada yang bisa ngintip. “
Maka aku tak ragu untuk menelanjangi diriku sendiri. Lalu menaiki tangga pendek untuk masuk ke dalam mangkok raksasa itu. Pada waktu aku masih berdiri di dalam mangkok yang memang berisi air hangat itu, aku masih bisa melihat di sebelah timur sana fajar mulai menyingsing. Tapi matahari belum memperlihatkan bentuknya.
Kevin pun masuk ke dalam kolam air panas berbentuk mangkok ini.
Lalu duduk menyandar ke dinding mangkok raksasa yang tampaknya terbuat dari batu pualam yang sangat licin ini. Kemudian Kevin menarik tanganku, agar duduk di atas kedua belah pahanya.
Aku ikuti saja kemauannya. Duduk di atas pangkuannya dengan dekapan hangatnya di perutku. “Aku sedang merasa bahagia sekali, karena bisa bersama wanita cantik yang sudah lama kudambakan ini, “ kata Kevin sambil menciumi tengkukku. Sementara kedua tangannya mulai memegang sepasang payudaraku yang masih terawat dan kencang ini.
“Aku justru merasa seolah sedang bermimpi. Karena tak menyangka kalau lelaki seganteng Kevin bisa mencintaiku, “ sahutku sambil memejamkan mata. Karena terasa Kevin mulai menjilati tengkukku, sementara kedua pentil toketku mulai dipermainkan oleh sepasang tangan Kevin.
Berendam di dalam air hangat, di atas pangkuan Kevin, di dalam pelukannya yang terasa melindungiku ... sementara mentari mulai timbul di ufuk timur sana ... diiringi debur - debur ombak laut selatan sebagai musiknya ... ooo ... tak berlebihan kalau aku mengatakan bahwa ini adalah detik - detik terindah di sepanjang perjalanan cintaku ... !
Namun Cupido (dewa cinta) selalu bersama Psyche (dewi nafsu).
Maka tidaklah mengherankan setelah mengeringkan badan dengan handuk, lalu kami pindah ke kursi malas lebar bertilamkan kasur tipis itu ... kemudian penis Kevin dibenamkan ke dalam liang kenikmatanku ... semakin jauh batinku melayang di alam yang teramat indah ini ... !
Membuat nafasku tertahan - tahan, sementara penis Kevin terayun - ayun di dalam liang kemaluanku ... di bawah sorotan sinar mentari pagi ... seolah ada kumandang di telinga batinku : Selamat datang pagi terindah di dalam hidupku ... !
Seminggu bersama Kevin adalah hari - hari yang bertaburkan cinta dan indahnya pelukan birahi. Memang tiap hari Kevin menggauliku. Tapi dalam sehari hanya satu kali saja. Kevin tidak mau berlebihan, meski usianya masih sangat muda.
Dan ketika kembali ke villa pertama, di mana suamiku sudah menunggu, segala yang pernah terjadi bersama Kevin itu membentuk kenangan indah yang takkan terlupakan.
Yang menggembirakan adalah ketika Kevin menyerahkan sehelai kertas kepada suamiku. Ternyata di atas kertas itulah tercetak keputusan Kevin untuk mengangkat suamiku sebagai manager marketing... ! Kedudukan paling basah di perusahaan mana pun ... !
“Semoga Anda bisa mengembangkan perusahaan ke arah yang positif, sesuai dengan jabatan yang akan Anda pegang mulai besok, “ ucap Kevin sambil menjabat tangan suamiku.
“Siap Boss ... !“ kata suamiku sambil membungkuk hormat. Namun kelihatan sekali betapa cerianya sorot wajah suamiku saat itu.
“Kalau sudah jadi manager marketing, tentu akan sering melakukan perjalanan ke luar kota. Karena itu, silakan mobilnya dipakai terus, “ ucap Kevin sambil menepuk bahu suamiku.
“Owh ... terima kasih Boss. Terima kasih ... !”
Kemudian Kevin menghampiriku sambil menyerahkan sebuah amplop sambil berkata, “Cek ini silakan cairkan besok. Gunakan uangnya untuk mengontrak rumah, karena rumahmu akan dirobohkan setelah ada seorang arsitek untuk mengukur luas tanah keseluruhan dan membuat gambar bangunannya. “
Berarti amplop itu berisi cek. Entah berapa nominalnya. Aku tak berani membukanya di depan Kevin. Aku hanya mengucapkan terima kasih sambil tersenyum manis.
Kemudian Kevin menoleh ke arah suamiku sambil berkata, “Boleh aku mencium bibir Linda sebagai tanda perpisahan untuk sementara ?”
“Silakan Boss, “ sahut suamiku sambil mengangguk.
Lalu Kevin merengkuh leherku ke dalam pelukannya. Dan mencium bibirku dengan mesra ... mesra sekali ... !
Kemudian suamiku berpamitan kepada Kevin, untuk meninggalkan villa itu bersamaku. Bersama kenangan indah yang takkan terlupakan.
Ketika sedan yang dikemudikan oleh suamiku mau meninggalkan pekarangan villa itu, kulihat Kevin berdiri sambil melambaikan tangannya padaku. Entah kenapa, saat itu hatiku terasa berat sekali untuk meninggalkan Kevin yang sedemikian baiknya padaku. Namun tentu saja perasaan berat ini harus kutindas. Bukankah aku sudah bersama suamiku lagi sekarang ?
“Bagaimana selama bersama Boss Kevin, apakah kamu baik - baik aja ?” tanya suamiku setelah sedan buatan Eropa itu berada di jalan raya.
“Baik, “ sahutku, “dia memperlakukanku secara sopan dan lembut. Tidak pernah bersikap kasar sedikit pun. “
Suamiku terdiam sejenak. Lalu berkata, “Nanti pasti dia akan meminta pertemuan kedua, ketiga dan seterusnya. Setujui saja, kecuali kalau kamu sedang datang bulan. Jadi sekarang ini anggap saja suamimu ada dua orang. Aku dan Boss Kevin. “
“Tapi dia punya keinginan yang berat melaksanakannya Bang. “ ucapku lirih.
“Keinginan apa ?”
“Dia ingin punya anak dariku. “
“Ohya ?! Mmm ... setujui saja. Apa pun yang diinginkannya harus disetujui. “
“Tapi setelah aku hamil, aku harus tinggal bersamanya sampai melahirkan. “
“Nggak apa. Selama kamu bersama Kevin kan ada Mbak Rum, yang akan kujadikan pelipur rinduku padamu. “
“Ohya ... Mbak Rum sudah Abang gauli ?”
Suamiku mengangguk.
“Selama aku bersama Kevin, Abang diliburkan ya ?”
“Iya. “
“Hihihiiii ... Abang pasti habis - habisan ngentot Mbak Rum setiap hari. “
“Kamu juga habis - habisan dientot Kevin selama seminggu kan ?”
“Kevin tidak habis - habisan Bang. Dia seperti menjaga sikap dan perlakuannya padaku. Tidak seperti memperlakukan seorang pelacur. “
“Jadi ... berapa kali dia menggaulimu selama seminggu itu ?”
“Pokoknya tiap hari dia menggauliku. Tapi tidak lebih dari satu kali dalam semalam. “
“Berarti kalah sama aku dan Mbak Rum dong. “
“Iya. Abang kan seolah mendapatkan kompensasi dari kehilanganku dengan mendapatkan Mbak Rum yang seksi abis gitu. Hihihiiii ... !”
“Tapi kalau tidak disuruh olehmu, aku takkan melakukannya. “
“Ohya ... mengenai kebersamaanku dengan Kevin tetap dirahasiakan ?”
“Tentu aja. Aku cuma bilang kalau kamu sedang berada di rumah Kak Reni. “
Aku terdiam. Lalu teringat pada amplop yang kuterima dari Kelvin tadi. Kukeluarkan amplop itu dari tas kecilku. Lalu kukeluarkan isi amplop itu. Selembar cek yang nominalnya membuatku terbelalak. Artis panggilan pun takkan pernah mendapatkan dana sebesar ini ... !
Mungkin karena semua yang Kevin lakukan itu atas dasar cintanya padaku, sehingga dia tidak hitung - hitungan lagi.
“Bang ... lihat isi cek ini, “ kataku sambil memberikan cek itu kepada suamiku.
Setelah melihat isi cek itu suamiku juga terbelalak, “Wow ! Besar sekali ! Tadi dia bilang untuk biaya ngontrak rumah itu bagaimana sebenarnya ?”
“Kan dia nanya apa yang pertama kali harus kulakukan kalau ada biayanya ? Lalu kujawab ingin merenovasi rumah tua kita. Kubilang juga kalau tanahnya cukup luas. Kalau dibikin kos - kosan delapan puluh kamar juga bisa. “
“Terus ?”
“Dia bilang nanti akan ada arsitek yang datang, untuk mengukur tanah kita sekaligus untuk membuat gambar bangunan yang akan dilaksanakan nanti. Nah ... rumah kita akan dirobohkan, karena memang sudah terlalu tua. Jadi selama pembangunan rumah dan kos - kosan itu belum selesai, kita harus tinggal di rumah kontrakan dulu. “
“Wah ... pintar juga kamu mengajukan keinginan itu. Biayanya pasti lebih gede daripada harga mobil ini nanti, Sayang. “
“Kalau aku minta mobil kan malu Bang. Makanya aku ajukan sesuatu yang sangat kita butuhkan. Sudah saatnya kita memiliki rumah yang layak, yang sesuai dengan gelar mastermu. “
“Gelar masterku gak ada apa - apanya. Semuanya itu kita dapatkan berkat pengertianmu. Kalau kamu tidak mau mengikuti rencanaku, kita takkan mendapatkan apa - apa. Kita akan tetap hidup pas - pasan. Ohya ... biaya untuk ngontrak rumah kan tidak seberapa. Sepuluh juta juga cukup. Sedangkan nominal cek itu ... hahahaaa ... kalau kamu mau, beli mobil baru juga bisa, Sayang ... !”
“Nanti lagi beli mobil sie ... kan mobil sudah ada. Mobil mahal pula, “ sahutku.
“Kali aja kamu ingin punya mobil sendiri. Biar kalau dipanggil oleh Boss Kevin bisa langsung pergi sendiri, gak usah minta dianterin sama aku lagi. “
“Jadi kalau Kevin manggil aku, boleh aku langsung menemuinya tanpa minta izin dulu dari Abang ?”
“Boleh. Yang penting sebelum berangkat, kirim WA dulu. Kasihtau aku bahwa kamu akan menemui Boss Kevin. “
Tiga hari kemudian, rencana Kevin itu benar - benar dilaksanakan. Seorang arsitek datang untuk mengukur dan membuat denah tanah warisan dari orang tuaku itu. Arsitek itu datang bersama utusan dari kontraktor.
Kemudian mereka berkata kepadaku, bahwa seminggu lagi rumah tua itu akan diratakan dengan tanah. Kemudian akan dibangun rumah dan kos - kosan itu.
Kebetulan sehari sebelumnya kami sudah mendapatkan rumah kontrakan yang tidak jauh letaknya dari rumah kami. Letaknya di pinggir jalan, ada garasi pula untuk menyimpan mobil kami. Saking dekatnya rumah kontrakan itu dengan rumah lamaku, tiap hari aku akan bisa melihat proses pembangunan reumah dan kos - kosan itu. Rumah kontrakan itu hanya kami kontrak selama 6 bulan. Karena menurut berita dari Kevin lewat hape, pembangunan rumah baru dan kos - kosan itu akan selesai dalam waktu 5 bulan.
Menurut suamiku, pembangunan yang akan diselesaikan dalam waktu 5 bulan itu termasuk sangat cepat. Karena pembangunan rumah biasa pun bisa setahun baru selesai. Pasti Kevin meminta kepada kontraktor agar selesai dalam tempo 5 bulan saja.
Setelah arsitek dan utusan kontraktor itu pulang, kami mulai memindahkan barang - barang kami ke rumah kontrakan itu. Dalam waktu 2 hari pemindahan barang - barang itu selesai.
Sebulan kemudian, tanah yang sudah diratakan (tidak ada rumah tua lagi) itu mulai dibangun.
Pada saat itulah aku iseng mencari - cari buku harian suamiku.
Aku masih ingat benar, waktu aku baru menikah dengan Bang Abe, setiap hal penting yang terjadi, selalu dia catat di dalam buku hariannya.
Aku tidak pernah membahas kisah suamiku dengan Mbak Rum selama aku sedang bersama Kevin. Tapi aku penasaran juga, apa saja yang pernah terjadi di antara suamiku dengan kakak kandungku itu.
Tapi aku tidak menemukan buku harian yang kucari itu.
Apakah sekarang suamiku tak pernah mencatat lagi kejadian - kejadian penting dalam hidupnya ?
Hmm ... zaman sekarang kan orang - orang suka menyimpan catatan seperti itu di flashdisk. Jadi kalau pun ada catatan pribadi yang sangat dirahasiakan, pasti catatan itu tersimpan di flashdisk. Bukan lagi dalam bentuk tulisan tangan di buku tebal.
Setelah mencari - cari secara cermat, pada saat suamiku sedang berada di kantornya, akhirnya kutemukan salah satu flashdisk yang berisi catatan pribadi suamiku itu.
Dengan sangat bernafsu kubuka file di flashdisk itu. File yang berjudul “Lembaran Kehidupanku”.
Aku mengira akan mendapatkan catatan tentang hubungan seksual suamiku dengan Mbak Rum. Tapi yang kutemukan malah catatan kejadian penting sejak masa bujangan Bang Abe. Isinya sebagai berikut ini ...