Ida Ayu Gadis Bali ( Ilustrasi ) |
Kini semua rasa penasaran akan keindahan tubuh sahabat-sahabat istriku dapat aku tuntaskan setelah Bikini Valen yang sedari tadi dipertahankannya bisa kami loloskan bahkan buah dada montok dan memek berbulu harum bersih terawat milik sang pramugari berhasil kunikmati. Tapi hakekat dasar manusia salah satunya yaitu tidak akan pernah merasa puas dengan apa yang ada saat ini. Termasuk tidak puas dengan hanya mengoral Valen. Dalam hatiku menginginkan untuk bercinta dengannya, ya bercinta! Bersetubuh!. Dengan sendirinya aku bisa merasakan apa yang mungkin dirasakan oleh Andre dulu. Setelah meng-oral vagina indah Valen, liang senggamanya seakan-akan memanggil, dan terus menggoda untuk di eksplor dengan penisku. Tapi jauhkan!, pikirku menepis bisikan bisikan setan yang menginginkan lebih. Bisa bisa kejadian di Malam Bakupas jilid 2 akan terulang kalau aku nekat memperkosa Valen. Diluar kenakalanya dengan teman teman se-geng yang gila dan tidak masuk akal ini, sejatinya Valen adalah pribadi yang baik, mempunyai prinsip, tegas, termasuk idealis mempertahankan keperawanannya. Selanjutnya tidak ada lagi kejadian menarik. Setelah spermaku muncrat didalam mulut Ocha, diapun segera beranjak ke kamar mandi dan memuntahkan bibit bibit unggul yang gugur di medan perang. Diikuti oleh Valen yang segera mengenakan lagi celana dalam, BH, dan pakaian lengkapnya. Mungkin Valen ingin mengantisipasi pengalaman buruk yang pernah terjadi agar tidak terulang lagi. Apalagi malam ini ada tiga lelaki buas yang siap memangsa.
Jarum jam menunjukan pukul 3 dini hari. Setelah pergulatan panjang, berganti ganti pasangan suami istri, sepertinya kami mulai kelelahan. Angel dan suaminya tertidur diatas ranjang sehabis bersenggama. Begitupun istriku, setelah berkali kali coba dibangunkan, Allena tampak tak lagi mempunyai tenaga sekalipun hanya untuk memakai kembali pakaiannya. Jadilah mereka bertiga kini tidur telanjang. Yolanda dan suaminya Erik pamitan untuk kembali ke kamar mereka setelah sebelumnya sudah mengenakan kembali pakaian apa adanya. Tampak puting susu Yolanda tercetak jelas dibalik kaos ketat warna putih yang dikenakannya. Valen mengamankan posisi tidur diatas sofa. Kini tersisa aku dan Ocha yang masih terjaga sambil mulai mengenakan pakaian. Kuperhatikan lekuk indah tubuh Ocha yang ideal. Kuperhatikan malam itu Ocha persis seperti Gisel* An*stasya yang sedang hamil kecil. Ya, hamil sebelum menikah. Perutnya ada sedikit tonjolan kecil membuncit. (Bisa terlihat jika diperhatikan dengan seksama, kalau orang gak tahu bahwa Ocha hamil dikira itu buncitan biasa yang sering ada pada wanita wanita normal). Aku menyuruh Ocha untuk balik dan beristirahat karena acara pemberkatan pernikahannya akan diadakan nanti siang.
Aku beranjak balik ke kamar untuk istirahat. Sesampainya aku di kamar barulah aku ingat bahwa malam ini anak anak dijagain baby sitter. Yang satunya sudah tertidur bersama anak-anak diatas tempat tidur, yang satunya asik nonton TV sambil berbaring diatas sofa. Karena memang kartu kunci kamar ada padaku, jadi aku bisa langsung masuk ke kamar tanpa ngetuk dan ternyata tidak disadari sama babby sitter ini. Ketika itu mereka tidak menggunakan seragam, melainkan baju tidur seperti daster dengan rok pendek banget sampai dibawah paha. Pas aku datang, yang sedang tidur-tiduran di sofa langsung membenarkan tidurannya dan merapikan rok yang berantakan hingga terlihat sedikit celana dalamnya (saking pendeknya rok daster itu). Sedangkan yang satunya tidur miring menghadap ke dinding dengan rok daster yang terangkatn memperlihatkan pantat yang gemuk dan kencang dengan celana dalam garis-garis merah muda. Mungkin mereka tidak menyangka kalau malam ini aku akan balik dan tidur di kamar ini.
Setelah kenalan, akhirnya kuketahui namanya Ida Ayu dan biasa dipanggil Dayu. Postur tubuhnya tinggi proporsional, dengan kulit sawo matang manis dan punya lesung pipit. Gak enak aku nanyain usianya, tapi yang pasti sedikit dibawah usiaku karena dia mengaku sedang kuliah semester empat di salah satu universitas negeri di Bali. Hebat juga seorang baby sitter bisa kuliah di PTN, pikirku dalam hati. Meskipun cara bicaranya lebut dan sopan tapi sepertinya Dayu ini orang yang senang ngobrol cenderung kepo sok kenal sok dekat. Setelah mengatur duduknya sambil menyilangkan kaki, Dayu mempersilahkan aku untuk duduk di sofa. Sebenarnya aku udah capek dan ngantuk berat. Tidak enak aku langsung membangunkan yang sedang tidur di ranjang atau menyuruh Dayu pindah sehinga aku bisa tidur di sofa. Mau tidak mau obrolan Dayu terpaksa aku ladeni sebisanya.
Dayu : Acaranya sudah selesai pak ?
Aku : Iya, sudah.
Dayu : Ibu nya mana ? kok gak barengan ?
Aku : Masih punya urusan.
Dayu : Udah jam segini masih ada urusan juga ? sibuk banget ya.
Aku : Iya. Jawabku sekenannya. (Anak ini kok kepo banget ya, gumamku dalam hati.)
Dayu : Seru ya pak pesta seksnya, sampai anak sendiri disuruh jagain orang.
Aku : Eeee,.. eeee… maksudnya ? (jawabku kaget belagak gak mengerti maksd ucapannya)
Dayu : Santuy aja pak, aku tahu kok apa yang bapak dan teman temannya mbok Ocha lakuin dari tadi.
Aku : Emang apa ?
Dayu : Entot entotan. Berbuat mesum.
Aku : (Diam tanpa kata)
Nah, suhu suhu kalau masih ingat kejadian di kolam tadi ketika aku selesai bikin anak untuk Yolanda dan beranjak menghampiri Valen. Aku sempat memperhatikan kok Ocha nggak ada sama sekali di kolam ataupun dalam kamar. Namun tidak begitu aku hiraukan karena pikiranku udah fokus untuk ngambil jatah dengan Valen. Ternyata saat itu Ocha kepergok sama Dayu. Ceritanya Dayu ngetok di kamar tempat kita pesta seks buat nyariin Angel (mau nanyain kalau anaknnya boleh dikasih susunya anakku apa nggak). Spontan Ocha membuka pintu tanpa berpikir kalau dia lagi telanjang, dan sialnya Dayu dengan penasaran karena mendengar suara suara erangan, langsung masuk kedalam mendapati aktifitas seksual bak film porno yang pemerannya adalah kami semua. Aku gak tahu lagi bagaimana Ocha menjelaskannya ke Dayu. Awalnya aku gak begitu khawatir. Yasudahlah gak penting amat, toh dia hanya seorang baby sitter, pikirku sederhana menenangkan perasaan.
Dayu : Lah kok tadi aku litanya ibu (istriku) diperkosa laki-laki lain ?
Aku : eee..eee… gak diperkosa, itu iseng aja.
Dayu : Terus bapak liat sendiri istrinya dientot orang lain ?
Aku : Iya, gak apa apa, aku juga ngentot istri istri mereka.
Dayu : Astagahhh (kaget)
Aku : Terus apa lagi yang kamu lihat ?
Dayu : Aku lihat juga mbok Ocha telanjang, padahal hari ini kan dia nikah. Apa bapak juga ngentotin mbok Ocha ?
Aku : Iya dong (jawabku sombong), eh nggak ding, Ocha ngisapin penisku aja sampe muncrat tapi kami gak entot entotan (jawabku polos).
Dayu : Astagaaah. Tega teganya mbok Ocha menghianatin bli aku.
Aku : Bli kamu ? Bli itu om ya ? siapa om kamu ?
Dayu : Andreas!
Seperti tersambar petir akupun kaget setelah mendengar pengakuan dari Dayu kalau ternyata calon suami Ocha si Andreas itu om nya. Lebih tepatnya Dayu ini adalah Anak dari adiknya Andreas. Dan yang sedang tidur di tempat tidur itu kakanya Dayu. Jadi mereka dimintakan tolong sama Andreas untuk bantu jagain anak anak kami malam ini aja. Jadi bukan baby sitter seperti anggapanku sebelumnya. Sekali lagi bukan baby sitter. Pantes aja penampilannya jauh lebih elit gak kaya mba-mba babby sitter. Aku langsung memperbaiki sikap, karena sadar yang sedang bersamaku ini adalah bagian dari keluarga intinya calon suami Ocha, tuan rumah ditempat ini.
Dengan polos dan (-bodoh) terus terang aku menceritakan asal mula kenapa kami bisa melakukan pesta seks seperti tadi. Cerita yang dijelaskan oleh Valen tentang malam Bakupas dari jilid 1 kuceritakan panjang lebar ke Dayu. Bukannya ngantuk, aku malah jadi terangsang menceritakan kisah itu ke Dayu. Akhir cerita aku bermohon ke Dayu supaya jangan diceritakan ke siapa siapa apalagi ke calon suaminya Ocha.
Aku : Sekarang aku udah jujur ke kamu, udah kuceritakan kenapa kami buat acara seperti tadi. Pliiiis jangan kasih tau siapa siapa ya, jangan kasih tahu om kamu.
Dayu : Tenang saja, aku gak akan kasih tau siapa siapa apalagi bli Andreas. Tapi ada syaratnya sebagai penutup mulut.
Aku : (Dalam hati: matre juga nih anak) Apa syaratnya ?
Dayu : Aku pengen liat yang itu (sambil menunjuk ke arah selangkangan yang menampilkan jelas penisku yang sedang tegang dibalik celana boxer tanpa CD)
Aku : (Dalam hati: Ohhh nakal juga ternyata. Kena deh) Gak boleh, itu punya istriku.
Dayu : Lah kalau punya istri bapak kok tadi dikasih ke cewek cewek lain. Yasudah kalau begitu aku kasih tahu bli Andreas (mulai mengancam).
Aku : Ciiiee gitu aja ngambek. Oke aku kasih lihat tapi ada syaratnya juga.
Dayu : apa ?
Aku : Syaratnya kamu kasih lihat juga punyamu biar adil. Yekan ? deal ?
Dayu : Enggak mau! Aku pengen liat punya bapak aja, punyaku Cuma buat pacarku.
Aku : Lah pacarmu udah pernah lihat memekmu ? (mulai SSI)
Dayu : Ya iyalah, hari gini pacaran ngapain aja kalau bukan gituan. (terpancing)
Tampaknya Dayu mulai terbawa suasana. Aku lancarkan trik SSI yang berhasil menggali informasi tentang kehidupan seksnya dengan pacarnya. Mungkin karena sebelumnya aku udah jujur ke dia tentang pengalaman seks kami terang terangan, Dayu tidak segan juga menceritakan pengalaman seksnya dengan pacarnya. Kurang lebih begini cerita Dayu tentang pengalaman sampai dia dan pacarnya bisa jadian, dan resmi pacaran.
Belum terlalu lama, kira kira sebulan yang lalu. Dayu baru saja dipilih menjadi wakil sekretaris Badan Eksekutif Mahasiswa di fakultasnya. Program pertama yang dilaksanakan tentunya pelatihan dan outbond seluruh pengurus BEM yang dilaksanakan di salah satu resort. Singkat cerita ada yang namanya Anggara, sang ketua BEM terpilih yang menjadi primadona di kalangan pengurus BEM cewek yang lain. Dayu sendiri baru kenal dengan Angga setelah bergabung di BEM, dan tidak terlalu akrab dengannya. Karena perawakan Angga yang tinggi dan ganteng jelas saja muncul ketertarikan Dayu. Dayu terus terang mengaku mempunyai kebiasaan aneh yang buruk, yaitu senang melihat cowok mandi. Namanya Voyeurisme atau Scoptophilia (Apakah suhu punya pengalaman dengan cewek yang punya kebiasaan ini ?). Kebiasaan ngintip cowok mandi sudah sering dilakukannya di kost. Kali ini niat Dayu untuk mengintip Anggara sudah bulat. Dayu mengatur siasat dengan mengambil kamar mandi tepat disebelah kamar mandi Anggara. Nah, setiap kamar mandi terhubung dengan satu fentilasi kecil yang cukup untuk mengintip dan melihat aktifitas di kamar mandi sebelahnya. Terdengar guyuran air pertanda Anggara sudah tidak berbusana lagi. Dengan ragu ragu Dayu memanjat bak mandi dan menoleh kearah kamar mandi disebelahnya. Sial seribu sial, posisi Angga tepat menghadap ke fentilasi dan tiba tiba Dayu dan Angga saling bertatap mata dibarengi kekagetan Dayu yang kemudian melopat turun dari bak. Berselang kemudian pintu kamar mandi Dayu diketok ketok dari luar. Gugup, takut. Pasti ini Angga yang mau menginterogasi dia. Dengan gemetaran Dayu membuka pintu dan mendapati Angga yang dengan dibaluti handuk menatap marah kepadanya. “Berani beraninya kamu ngintip aku mandi”, teriak Angga. “Maaf kak, tidak sengaja, maaf, rengek Dayu”. “Mau saya laporkan ke petugas atau kita selesaikan secara baik baik ?”, tanya Angga. “Secara baik baik aja kak, maaf”, jawab Dayu. “Oke, saya belum selesai mandi, tunggu saya mandi dulu baru kita selesaikan masalah ini” ucap Angga tegas. Bukannya balik ke kamar mandi sebelumnya, Angga malah masuk ke kamar mandi Dayu yang kebetulan masih berpakaian lengkap. Pintu ditutup dan dikunci. “Apa apaan ini kak?” tanya Dayu takut. “Tenang saja, kamu tunggu aja disini, diam sampai aku selesai mandi”, jawab Angga.
Jadilah Angga dan Dayu berada dalam satu kamar mandi sambil Angga melanjutkan mandi, ya tentunya dengan keadaan telanjang selayaknya orang mandi. Posisi Dayu berada di sudut pintu sementara Angga menyabuni tubuhnya dengan posisi menghadap ke Dayu. Penis Angga tegang dan udah keras banget. “Ini kan yang kamu mau ?, ucap Angga. Dayu hanya terdiam. “Sejak kapan kamu senang ngintip orang mandi ?”, tanya Angga yang tidak dijawab dengan sepatah katapun oleh Dayu. Sejurus kemudian, alih alih menyabuni badannya, Angga malah memainkan penisnya sambil diurut urut mulai dari pangkal hingga ke ujung penis, seraya memandangi tubuh Dayu yang seksi. Dayu mengakui bahwa saat itu dia terangsang banget. Niatnya mau mengintip Angga mandi lewat fentilasi, malah bisa liat langsung pake bonus atraksi Rangga memainkan penisnya dengan gerakan coli. “Aku boleh ikutan mandi juga kak?, tanya Dayu terbata bata. ”Ayoo!, buka aja bajumu aku mandiin”. “ayolah gak usah takut, aku jinak kok”, bujuk Angga. Perlahan Dayu mulai membuka kaos dan celana jeansnya. Menyisahkan celana dalam dan BH putih yang dikenakan Dayu. Baru saja celana jeans terlepas, Angga spontan menyentuh arah selangkangan Dayu dan mendapati celana dalamnya sudah basah banget dengan lendir vaginanya. Angga tersenyum kearah Dayu, ditanggapi dengan senyuman malu sambil merunduk. Dengan cekatan Angga menarik celana dalam Dayu sampai turun ke lantai dan membersihkan Cairan di vagina Dayu yang belepotan. Dibersihkan dengan jilatan jilatan lidah sampai berujung ke klitoris hingga Dayu berkali kali orgasme. Ya, berkali kali orgasme oleh jilatan di vaginanya oleh cowok idola. Ini pengalaman pertama Dayu dilayani nafsu birahinya oleh laki laki. Sebelumnya Dayu sudah berkali kali pacaran tapi tidak pernah menyentuh hal-hal yang intim.
Dayu mencoba memegang penis tegang Angga tapi dihalanginya. Angga menepis tangan Dayu sambil berbisik “sabar, ada waktunya”. Merekapun mandi bareng sambil sesekali Angga menyabuni sekujur tubuh Dayu tanpa lupa menggosok gosok lubang vagina perawannya. Perawan ? iya perawan. Itu kesaksian Dayu, setidaknya sampai hari itu dia masih perawan. Selama mandi Dayu pun berkali kali dibuat Angga orgasme dan mencapai titik puncak kenikmatan. Pengalaman pertama fantasinya terwujud. Berkali kali juga Dayu berusaha memegangi penis Angga tapi tidak berhasil. Dayu dibuat penasaran olehnya. Cukup lama mereka menikmati mandi bareng hingga ada orang yang mengetuk pintu buat gantian mandi. Kebetulan kamar mandi di resort itu tidak dipisah laki laki dan perempuan. Jadi setelah menggunakan pakaian lengkap, Angga dan Dayu mengatur siasat untuk keluar satu persatu menunggu suasana sepi. Sebelum Angga pergi, Angga mengecup kening Dayu dan mengucapkan terima kasih, sampai ketemu nanti malam. Adegan terakhir ini yang membuat Dayu klepek klepek dibuatnya. Sungguh romantis si Angga.
Malam harinya adalah malam penutupan kegiatan yang juga dikemas dengan konsep malam keakraban. Jadi semua peserta berbaur diiringi nyanyian nyanyian yang secara bergantian dibawakan oleh peserta yang bisa nyanyi. Tidak disangka-sangka sang superstar di kegiatan ini membawakan lagu Club Eightis “Dari hati” sambil membawa setangkai bunga mawar dan mendekati Dayu. Angga menyatakan cinta kepada Dayu dihadapan semua anggota BEM yang ada. Pasti tidak sedikit hati-hati yang hancur menerima kenyataan ini. Tapi entah itu cinta sesungguhnya atau cinta yang palsu, Dayu tentu menerima cinta Angga. Mulai saat itu mereka belajar saling mengenal dengan tentunya tidak canggung lagi untuk saling memuaskan dalam hal seks. Kejadian di kamar mandi tadi ternyata membuat Angga jatuh cinta kepada Dayu, -curhat Dayu malam itu kepadaku. Terbawa dengan cerita Dayu, penisku menjadi semakin menegang. Kembali aku mengingatkan Dayu tentang syarat supaya aku mau memperlihatkan penis tegangku kepadanya.
Aku : Oke, punyaku udah tegang banget (sambil mengelus-ngelus dibalik celana). Aku kasih lihat ke Dayu tapi Dayu juga kasih lihat memek Dayu biar adil. Deal?
Dayu : (berpikir keras) Okedeh deal. Tapi lihat aja ya pak ?
Aku : Iya gak apa apa lihat aja, tapi Dayu juga Cuma bisa lihat aja punyaku (pancingku meniru trik Angga)
Dayu : yeeeey gak bisa gitu dong. (Ketahuan ternyata udah punya niat buat mainin penisku. Maniak juga ni anak)
Sejurus kemudian aku menarik turun celana boxer sehingga terpampang nyata penisku yang sudah berdiri keras di hadapan Dayu. Kuperhatikan Dayu ini manis juga dengan bodi yang proporsional. Kukocok kocok perlahan penisku untuk mengundang birahi Dayu. Tanpa disuruh Dayu mulai menyibakkan rok dasternya keatas dan menarik turun celana dalam miliknya sehingga aku bisa melihat memeknya yang tembem. Kenapa tembem ? Karena memek Dayu bersih tanpa bulu, terus dagingnya seperti mengembang. Lubang senggamanya tertutup rapat dengan labia mayora membentuk seperti bukit kembar. Kuposisikan dudukku bersandar di sofa sambil mengocok ngocok perlahan penisku yang diikuti oleh Dayu dengan menggosok gosok vaginanya. Kami saling memuaskan diri sendiri sambil menikmati aktifitas satu sama lain. Kini Dayu tidak canggung lagi untuk memainkan payudaranya setelah daster dan bh nya tergeletak di lantai. Dayu telanjang. Sungguh indah. Tidak kalah indah dengan body teman teman Allena yang sebelumnya puas aku nikmati. Sekarang gadis bali yang cantik dan manis gantian menggodaku. “Donn, 69 yuuk!” ajak Dayu yang kini mulai memanggil aku dengan Doni. “Terus kalau kakakmu bangun gimana ? tanyaku”. “Santuy, kalau dia bangun pasti gabung juka kok”, ucap Dayu menenangkan. Seketika nafsuku menggebu gebu mendengar perkataan itu.
Ternyata kakak beradik ini sudah bisa dengan urusan seks. Akupun menuruti permintaan Dayu untuk 69. Dayu tidur dibawah, aku diatas. Sambil menjilat-jilati memek Dayu, Dayu mengulum penisku dengan buas. Aroma memek Dayu memang sedikit amis tapi gak masalah, kujilati naik turun mulai dari klitoris hingga ke anus. Hanya beberapa menit kami saling mengulum, tiba tiba dari memek Dayu muncul semburan cairan yang memancar hingga ke muka aku. “Aku pipis Don, terus.. terusss.. aaahhh… cepetin.. aku pipis”, teriak Dayu yang mungkin membangunkan kakaknya. Karena sekilas kulihat dari arah tempat tidur mulai mendekat menghampiri kami. Jilatan lidah di memek Dayu tidak aku hentikan malah semakin menjadi jadi. Berkali kali Dayu kubuat pipis saking enaknya. Mungkin karena dari tadi sudah banyak banget peju yang aku keluarkan, sekalipun kuluman Dayu di penis aku sangat nikmat tapi aku belum juga ejakulasi. Sampai akhirnya Dayu mendorongku untuk menyudahi jilatan di memeknya seiring klimaks yang dia peroleh seperti tersambar petir. Ternyata Dayu udah gak tahuan lagi, saking kliaksnya memaksa untuk mengangkat tubuhnya menjadi posisi duduk.
Bagaimana dengan kakaknya Dayu ? ya kini kakaknya dayu duduk bertiga dengan kami di sofa sambil tangannya masuk kedalam CD menikmati aksi aku dan adiknya. Kakaknya dayu (belum sempat kenalan) mempunyai tubuh yang gemuk (lebih gemuk dari Yolanda). Tapi tahu gak suhu ? aku adalah tipikal laki laki yang punya fantasi dengan cewek cewek gemuk. Mulai dari gemuk sedang kayak Angel, Gemuk beneran kayak Yolanda, dan kali ini ada kakaknya Dayu yang gemuk banget. Karena sebelumnya Dayu udah pernah bilang kalau kakaknya bangun pasti ikut gabung, aku berkesimpulan kalau kakaknya Dayu ini juga udah sering main seks dan kuartikan sebagai lampu hijau untuk menjamahnya. Kubantu kakanya Dayu dengan menggantikan jarinya dengan jariku untuk menggosok memeknya. Diapun mengerang dengan kuat. Lekuk lekuk (lebih tepatnya tumpukan tumpukan) lemak di perutnya seperti memberikan sensasi tersendiri. Mungkin karena istriku tinggi langsing sehingga ngentotin cewek gemuk adalah fantasiku. Tanpa mengurangi rasa hormat kepada Dayu, aku malah lebih dulu menjamah kakaknya.
Sudah lumayan berumur, mungkin kuperkirakan usianya sudah 30an. Dengan posisi berdiri aku mengangkat kedua kaki dan pahanya yang gemuk dan memasukkan penisku yang sudah on maksimal. Masih seret! Butuh tambahan rangsangan sepertinya. Akupun menjilat memek kakaknya Dayu dengan buas hingga terasa licin kemudian kumasukkan penisku. Kali ini aku sangat buas. Sedari awal tidak kukendorkan penetrasi ke memek kakak Dayu. Mungkin karena gemuk sehingga memeknya terasa sempit banget, atau emang jarang dipake, aku juga gak tau. Yang jelas persetubuhan dengan kakak Dayu ini kulakukan dengan cepat supaya bisa cepat selesai. Karena aku udah capek banget. Sebelum aku ejakulasi kucabut penisku dan kuarahkan ke mulut Dayu. (Untung masih bisa berpikir jernih, bayangkan kalau kakaknya ini gak KB terus hamil ? bisa repot kan.) Dayu mengulum penisku sambil mengocok dengan cepat meruntuhkan pertahananku. Akupun muncrat di mulut Dayu.
Gila! Pengalaman yang tidak ada habis habisnya di Bali. Apakah ini rezekinya suami takut istri yang selama ini menjaga kesetiaan dengan istri, dan tidak pernah berbuat aneh aneh. Kali ini aku tidak henti hentinya terpuaskan lahir dan bathin oleh orang orang yang tidak pernah kuduga. Dayu protes kok dia yang awalnya bangunin si penis tapi kakaknya yang dapat enak. Diikuti oleh tawa kami semua di ruangan itu. “Tapi omong omong, kok spermanya cair dan dikit banget” ?, tanya Dayu. Aku diam tak menjawab. “Udah keseringan main terus stok spermanya habis ya ?”, goda Dayu. Aku hanya diam mengerutkan dahi. Ternyata ujung-ujungnya Dayu menawarkan produk obat yang dijuanya. Dayu adalah salah satu agen penjual obat kuat merk “Vit*male” yang sekarang lagi marak ditawar-tawarkan. Katanya buat nambah nambah uang jajan. Akupun diprospeknya, dibujuk bujuk untuk beli produk obatnya. Katanya Vit*male adalah produk herbal, tidak ada efek samping, bla bla bla, dan yang terpenting bisa bikin stamina pria lebih kuat. Aku gak percaya. Ya namanya salles ya, pasti jual kecap nomor satu. Akupun mengiyakan untuk membeli sepaket tapi syaratnya harus dicoba dulu. Kalau gak ada khasiatnya aku gak jadi beli. Oke, Dayu menawarkan satu pil untuk dicoba. Akupun spontan meminumnya tanpa baca aturan pakai.
Hari semakin pagi, sampai jam segini aku belum juga tidur. Bisa bisa besok ketiduran pas sedang acara. Akupun berniat untuk tidur minimal beberapa jam sebelum nanti siap siap buat acara pernikahannya Ocha. Tapi untuk tidur di kamar ini gak mungkin lah, karena ada kakak beradik binal ini. Di kamar yang sebelumnya juga udah penuh. Yang tersisa adalah kamarnya Angel-Riko, dan kamarnya Valen. Aku pergi ke resepsionis untuk menanyakan kira kira kamar mana yang bisa aku tempati sementara. Kebetulan kamar Valen masih ada kuncinya di resepsionis dan bisa digunakan sementara olehku. (Pastinya setelah kujelaskan bahwa kita satu rombongan). Masih dengan busana seadanya akupun langsung berbaring di tempat tidur Valen. Belum sempat bermimpi tiba tiba sudah ada aja yang bangunin. Awalnya aku masih ogah-ogahan untuk bangun. Bentar lagi, ngantuk berat! Kataku. Tapi setelah kuperhatikan baik baik ternyata yang membangunkanku itu Valen. “Bentar Lagi acaranya dimulai, buruan siap siap”, ucap Valen. Aku spontan bangun dan membersihkan wajahku sebisanya. “Donn, kamu mau mandi duluan, apa aku aja yang duluan ?, tanya Valen. “Aku aja duluan, jawabku segera menuju ke kamar mandi”. Oke tapi cepat ya!, sambung Valen.
Belum juga aku selesai sabunan, Valen udah ketok ketok pintu minta gantian. Katanya dia udah buru buru karena masih harus make up, dan MUA (Make-up artist – tukang rias) nya udah nunggu. “Aku belum selesai, Len”, teriakku dari bawah shower. “Yaudah bareng aja”, balas Valen yang bikin aku terkejut. Tidak lama lama, kesempatan ini aku manfaatkan dengan membuka pintu yang disusul dengan masuknya Valen kedalam kamar mandi. Secepat kilat Valen membuka pakaiannya dan mengambil posisi dibawah shower. “Aku buru buru Donn, jangan macam macam ya”, ancam Valen mengingatkan. Rezeki apa lagi yang aku dapatkan pagi ini, pikirku. Baru aja bangun udah disuguhi pemandangan si pramugari cantik yang sedang mandi, iya mandi bareng denganku, dengan penisku yang kini tegang maksimal ?. Hah ? udah tegang aja ?, pikirku. Baru kusadari ternyata efek obat kuat Vit*male yang aku minum tadi sudah Bereaksi meskipun aku tidur. Tidak hanya mengencangkan penis, tapi libidoku meningkat berkali kali lipat. Didukung dengan suasana menyaksikan Valen mandi, rasa rasanya ingin aku perkosa si Valen.