Mungkin karena pengaruh obat Vit*male yang dikasih Dayu ke aku membuat jantung berdetak lebih cepat berkali kali lipat dan luapan libido yang tidak biasa. Penisku mengacung dengan kekarnya sambil menikmati tubuh telanjang Valen yang sedang mandi di hadapanku. Suhu masih ingat kah skor sementara pertandingan antara nafsu birahi dan akal sehat saat ini ? Ya, skor 2-1 untuk keunggulan akal sehat. Sepertinya nafsu birahi sedang mengejar ketertinggalan. Setan dalam pikiran menghasutku untuk melampiaskan nafsu birahi kepada sahabat istriku ini. Toh malam sebelumnya aku udah pernah menjilati vagina Valen, dan dia menikmati itu. Ini saat yang tepat untuk mendapatkan kenikmatan yang lebih dari sekedar oral seks! Aku harus menyetubuhi Valen. Akupun memutuskan untuk lebih mendekat dan memeluk tubuh basah Valen dari belakang. Dengan tinggi badan yang sama, penisku mengambil posisi yang tepat di tengah belahan pantat montok Valen. Tampak Valen terkejut dengan perlakuanku ini. Tanganku kulingkari di perut bawah pusarnya sambil aku mencium belakang leher hingga ke belakang telinga Valen. Nafas Valen mulai tak karuan. Kunaikkan jangkauan kedua tanganku keatas payudaranya yang kenyal dan tegang. Kumainkan jari telunjukku melingkari puting susunya dengan sentuhan lembut. Sungguh nikmat! Pasti seandainya Valen mau memegang penisku dan sedikit saja mengocoknya, pertahananku tidak akan lama. Sebab aku sudah terangsang maksimal, spermaku sudah di ujung pintu keluar. Dengan gesekan kulit penisku dan kulit pantat Valen yang mulus aja sudah hampir membuatku ejakulasi. Tapi sekali lagi, aku menuliskan kata seandainya. Ya, seandainya! Karena apa yang terjadi tidak seperti yang aku harapkan, tidak juga seperti yang suhu-suhu nantikan.
Setelah aku coba membalikkan badan Valen dan mengarahkan penisku ke vaginanya, valen berusaha meraih handuk dan menjauh dari pelukanku. Aku ditolak. Betapa hancur perasaan ini, dan betapa malunya aku di hadapan Valen. Harga diri sebagai suami dari sahabatnya aku pertaruhkan untuk nafsu birahi yang tak tuntas. Pikirku mungkinkah Valen marah ? semoga saja tidak. Kucoba memastikan lagi. “Valen maaf ya aku khilaf”, rengekku. “Aku buru-buru Don, jangan pancing nafsuku nanti bisa lebih buas dari kamu”, jawab Valen singkat namun punya banyak arti. Sepersekian detik aku berpikir keras mengartikan maksudnya. “Kalau gak lagi buru-buru berarti boleh ?”, selidikku yang hanya direspon dengan senyum manis menggoda. “kita loco neh ? (aku coli ya? –red)” tanyaku pasrah yang hanya dibalas dengan ekspresi mengangkat bahu dan tangan Valen yang mengisyaratkan “terserah”. Jadilah aku coli di depan Valen sambil dia akhirnya melepas lilitan handuknya untuk digunakan mengeringkan punggung dan selangkangannya. Sekali lagi aku menikmati coli yang berkualitas. Tidak kalah nikmatnya, sambil memandangi tubuh telanjang Valen. “Masih lama le? (masih lama kah? –red)” tanya Valen yang kurespon dengan mempercepat kocokan penisku. Tak lama kemudian gelombang orgasme mencapai puncaknya ditandai dengan tembakan sperma yang jangkauannya lebih jauh dari biasanya, mengenai perut Valen. Seperti orang kesetrum akupun gemetar tak kuat menahan sensasi coli berkualitas di hadapan Valen. Mengetahui kalau aku sudah keluar, Valen spontan mencium bibirku sekali kecup lalu meninggalkanku sendiri di kamar mandi. Semakin besar tanda tanya dalam benakku. Tingkah laku Valen seperti menyimpan banyak misteri yang harus kuungkap. Apakah dia juga sebenarnya menginginkan hubungan yang lebih intim ? Seberapa kuat sih dia menahan nafsunya untuk tidak bersetubuh dengan laki-laki ?. Gak tau lah, yang jelas setelah ejakulasi penisku masih tetap tegang pengaruh obat yang aku minum. Boleh juga nih obat, pikirku dalam hati.
Waktu menunjukkan pukul 1 siang, kurang lebih satu jam lagi akan diadakan pemberkatan pernikahan Ocha dan Andreas di salah satu kapel dalam kompleks hotel tempat kami nginap. Kami semua sudah siap menyambut momen bahagia sahabat kami Ocha dengan seorang pengusaha hotel sukses. Para suami menggunakan setelah tuxedo hitam sementara perempuan-perempuan menggunakan dress warna soft peach yang semakin menampilkan keanggunan dengan cirri khas masing-masing.
Seperti ini fakta yang aku dapat: wanita yang paling sering kusetubuhi yaitu Allena mempunyai badan kutilang dengan vagina yang mulus tak berbulu sama sekali. Angel adalah yang paling cantik wajahnya, tubuh padat berisi cenderung chubby, toked rata tidak menggantung, namun Vaginanya sudah tidak terlalu rapat. Sejauh ini diantara yang lain Angel adalah yang paling tinggi nafsunya dan bisa terang-terangan melampiaskannya kapanpun, dimanapun, dan dengan siapapun. Sensasi bercinta paling menyenangkan yang kurasakan adalah saat menyetubuhi Angel di pinggir kolam dilanjutkan dengan peluk-pelukan mesra. Yolanda mempunyai tubuh yang gemuk tapi ditunjang dengan face nya yang manis. Mempunyai suami mandul, sehingga berpengaruh terhadap aktifitas seksual dia dengan suaminya. Vagina Yolanda adalah yang paling rapet dan sempit. Mungkin karena jarang dilakukan penetrasi oleh suaminya Erik. Akupun berharap sperma yang aku semprotkan ke dalam rahim Yolanda bisa membantu merekamemiliki keturunan. Semangat ya buat adik adik calon penerus bangsa yang lagi berjuang! Jangan sampai dikalahkan oleh spermanya Rico yang juga pasti ikut meramaikan kompetisi menembus sel telur Yolanda. Selanjutnya Valen, satu-satunya gadis perawan di geng ini. Memiliki postur yang tinggi ideal, cantik, putih mulus namun mempunyai bulu Vagina yang cukup lebat. Waktu aku mengoral Valen, Vagina milik pramugari cantik ini adalah yang paling harum. Meskipun tidak sampai penetrasi namun tubuh indahnya sudah pernah aku jamah dan nikmati. Terakhir sang ratu hari ini, Ocha. Mempunyai postur tubuh yang juga tinggi proporsional, kurang lebih seperti Valen. Dalam keadaan telanjang bisa terlihat perutnya yang sedikit membuncit karena kehamilannya yang mendahului pernikahan. Tubuhnya belum pernah aku nikmati secara sentuhan namun sebaliknya Ocha pernah mengulum penisku hingga crot dalam mulutnya. Penasaran juga seperti apa malam pengantin Ocha dan suaminya nanti.
Dengan gaun pengantin dan riasan yang natural-glamour, Ocha terlihat semakin menawan. Kali ini menjadi yang paling bersinar diantara sahabat-sahabatnya. Ini membuat aku semakin penasaran dan menyesal kenapa semalam melewatkan Ocha. Padahal dalam momen malam Bakupas aku bebas aja menikmati siapa saja termasuk Ocha. Lah sekarang Ocha sudah akan menjadi milik suaminya. Tidak yakin juga kalau suaminya mau menerima kenyataan kalau sebenarnya Ocha dan teman-temannya saling berbagi suami dalam hal seksual. Penyesalan ini terus menghantui pikiranku. Acara pernikahan Ocha dan Andreas di Kapel berlangsung dengan lancar dan hikmat. Keluarga besar Ocha dari Manado turut hadir berbaur dengan keluarga besar Andrea di Bali. Termasuk Dayu dan kakaknya yang bertingkah biasa saja seperti tidak pernah terjadi apa apa diantara kami. Aku sendiri sempat berbincang beberapa saat dengan Dayu memastikan untuk membeli obat yang dia jual. Dayu tampak senang. Setelah rangkaian acara pemberkatan pernikahan selesai, Ocha dan Andreas resmi menjadi pasangan suami istri. Siang itu kami habiskan dengan penuh sukacita, berbahagia bersama pengantin baru Ocha dan Andreas sambil menunggu acara resepsi pernikahan yang akan dilaksanakan di Balroom hotel milik mereka. Tepat pukul 6 sore menjelang malam, acara resepsi dimulai dengan iring-iringan pengantin bersama keluarga diatas red carpet menuju puade (panggung pernikahan, singgasana raja dan ratu sehari). Ocha mengganti gaun pengantinnya menjadi lebih seksi dengan belahan dada rendah. Akupun teringat kejadian di ruang ganti butik. Gaun inilah yang ketika itu dilepas Ocha menampilkan tubuh toplessnya.
Cantik menawan! Ingin aku menggaulinya namun apa daya kini Ocha sudah berstatus istri orang. Dalam hati berharap Valen segera dapat pasangan sehingga malam bakupas jilid 5 tidak akan kulewatkan menggarap Ocha. Pesta resepsi berlangsung dengan megah dan mewah. Banyak orang penting yang turut hadir termasuk salah satu pejabat tinggi di daerah ini. Skip.. skip.. akhirnya para tamu beranjak pulang menyisahkan satu rangkaian acara lagi yaitu malam kebersamaan. Malam kebersamaan ini dikhususkan bagi seluruh keluarga besar kedua belah pihak entah itu yang dari Manado atau yang tinggal di Bali. Sejenak kami beristirahat meregangkan badan di kamar masing-masing. Sekitar pukul 10 kami diundang berkumpul lagi meramaikan malam kebersamaan. Allena udah pergi duluan dengan anakku karena aku sempat ke kamar mandi. Dalam perjalananku menuju ke Ballroom, aku melewati kamar Ocha yang sedikit terbuka. Kukira Allena dan yang lain nongkrong disitu sehingga dengan santuynya aku membuka pintu Ocha dan berjalan masuk. Tampak Ocha dengan raut wajah yang sebel menunggu suaminya mengangkat telepon. Ya, panggilan Ocha ke handphone suaminya gak diangkat angkat. Dan Ocha sendirian di kamarnya dengan masih meggunakan gaun pengantin yang kali ini mempunyai bawahan yang lebar mengembang.
“Sorry, pintu terbuka, kukira Allena ada disini”, kataku ke Ocha. “Nda apa apa, santai aja Don, aku lagi nunggu Andreas tapi kayaknya dia masih sibuk dengan tamunya”, balas Ocha. “Ada yang bisa dibantu? Apa perlu aku panggilin Andreas?”, tanyaku sambil menawarkan bantuan. “iya tolong ya…” “eh gak perlu ding, kelamaan. Nanti keburu ngompol aku”, jawab Ocha. “Kamu kebelet kah? ya pipis ngapain nunggu Andreas… cieeee pengantin baru udah gak sabar mau bulan madu”, godaku direspon dengan wajah cemberut Ocha. “Kamu aja tolongin aku Don, aku gak bisa pipis sendiri!”, ucap Ocha. “Lah kenapa?” tanyaku heran. Jadi begini suhu, gaun pengantin yang saat ini digunakan Ocha, bawahannya (roknya) gede buaanget terus mengembang model ball gown. Nah yang bikin gaun itu mengembang yaitu rangka berbentuk lingkaran di dalam gaun yang membentuk pola bawahan di rok. Artinya, Ocha gak bisa pipis sendiri karena harus ada orang yang bantu ngangkat roknya sambil dia duduk di kloset. Itu alasan Ocha nahan pipis nunggu Andreas datang.
“Kamu bantuin angkat gaun aku ya Don”, perintah Ocha. Aku tidak bisa menolak permohonan Ocha. Semua instruksi Ocha kuturuti hingga kami berdua berada di dalam kamar mandi. Saat saat yang menegangkan. Ya semua tegang termasuk penisku. Ocha mengarahkanku untuk mengangkat rok gaunnya sambil Ocha menarik celana dalamnya turun. Tidak terlihat dari posisiku karena terhalang gaun Ocha yang besar dan berat buaaanget. Akhirnya Ocha bisa duduk pas di atas kloset dan pipis dengan tenang. Pssstsssst.. pssstssst.. psssssssttssstt.. pssststtsst.. terdengar bunyi air kencing yang keluar dari Vagina Ocha diikuti oleh tawa kami berdua yang merasa lucu dengan bunyi itu. Aku bercanda: “pipis cewek gak lurus ya ? kayaknya belepotan semburannya”. “Anjaaay”, jawab Ocha setengah tertawa. “Emang kalau cowok pipis lurus?”, tanya Ocha menggoda. “Iya dong, lurus! Jadi bisa diarahkan mau tembak kemana aja, gak belepotan”, jawabku. “Gak percaya ah, mana buktikan coba!” tantang Ocha. Gilaaaaaa…. Keluar juga nakalnya si Ocha. Aku mencoba memanfaatkan situasi ini dengan mengeluarkan penisku yang sudah tegang maksimal keluar dari sarangnya. Sambil tangan kanan masih mengangkat rok gaun pengantinnya, tangan kiriku mengurut pelan penis dari ujung hingga ke pangkalnya. Ocha memperhatikan betul apa yang aku peragakan. “Itu mah bukan pipis, loe Colli Don, anjay!” protes Ocha. Setelah selesai pipis Ocha hendak mencebok Vaginanya tapi tidak mungkin menggunakan shower bilas karena bisa bisa gaun pengantinnya basah. Akupun mulai terpikir hal mesum yang sungguh gila.
“Sini aku bersihin Cha”. “Gimana caranya?”, tanya Ocha penasaran. Akupun membantu Ocha berdiri dari kloset dan berjalan perlahan keluar dari kamar mandi sambil roknya tetap diangkat. Tak lupa aku mengunci pintu kamar dari dalam. Seketika kepalaku langsung masuk kedalam rok gaun pengantinnya Ocha dan menjilat, menyapu bersih lubang Vagina Ocha yang terasa asin karena baru saja selesai kencing. Aku gak perduli! Rasa asin air seni bercampur aroma khas Vagina Ocha kunikmati dengan nafsu yang tak terbendung lagi. Ocha tidak ada perlawanan sama sekali. Jilatan demi jilatan di klitoris hingga anus merangsang Ocha yang mulai mendesah dengan hebat. “teruussss Don.., terus sayaaaang.., aaaahhhh.., cepat sayang.., duuuhh enaaaak.., teruusss sayaaang..”. Tubuh Ocha berguncang dengan hebat namun terus kulancarkan jilatan maut di Vagina sang pengantin. Merasa terhalang dengan gaun pengantin Ocha, akupun menuntun Ocha untuk melepaskan apa yang saat ini dia kenakan. Agak ribet tapi berhasil. Dengan tinggal menggunakan dalaman bagian atas Ocha kududukkan diatas Sofa dan dengan kasar memainkan lubang Vagina Ocha. Bisa kelihatan dari bentuknya bahwa Vagina Ocha sudah sering dipakai. Imajinasi imajinasi liar mulai bermain di pikiranku membayangkan Ocha, teman istriku yang baru saja menikah kini kumainkan Vaginanya. Entah sudah berapa banyak pria yang menikmati Vagina lonteh ini. Masa bodoh, ini saatnya bagiku juga untuk mengentot pengantin baru.
Sambil menikmati tusukan jariku didalam Vaginanya, Ocha berbisik “Quickie aja Donn! Buruan sebelum Andreas datang”. Benar juga, kapan saja suami barunya bisa datang dan memergoki perselingkuhan kami. Waktuku tidak banyak. Segera kutusuk Vagina Ocha dengan penis tegangku. Bercinta dalam keadaan yang tidak normal, deg-degan jangan sampai ketahuan, ternyata memancing sensasi tersendiri yang bikin aku semakin bergairah. Kutusukkan penisku kedalam Vagina Ocha masuk keluar dengan kasar. “Bleeeepp… Bleeeppp… Bleeeppp, bunyi benturan selangkanganku dengan selangkangan Ocha yang beradu dengan bunyi Labia Minora Ocha yang bergesek-gesekan dengan penisku. Irama yang menggairahkan. Ocha terus mendesah : “aaaahh Doni, aaahhh Doni, I love u.. fuck me Don…”, kata kata erotis yang dikeluarkan oleh orang yang pastinya sudah berpengalaman dalam bercinta. “Terus sayang.., enaaaaak sayaang.., bleeeeppp.., bleeepp.., aaah.., aaaah., yeeeessss Don.., aaaaah enak sayang”, teriak Ocha menjadi jadi. Dengan posisi Ocha diatas sofa dan aku berdiri, aku bisa mengulum bibir seksinya sambil penisku tetap penetrasi masuk keluar kedalam Vagina Ocha. Ocha dengan liarnya mengulum bibirku, menggigit lidahku, memainkan lidahnya di telingaku disela sela kenikmatan yang penisku berikan. Persetan dengan suaminya, kini kurebut malam pengantinnya, kurebut Vagina istrinya meskipun tanpa darah perawan. Pengalaman Ocha dalam bercinta sangat membantu membuat suanasa lebih romantis. Sambil alat kelamin kami berdua memadu cinta, Ocha melayaniku dengan jilatan jilatan di dadaku yang baru kusadari adalah titik sensitif dari diriku. Selama ini Allena istriku belum pernah mengeksplornya. Sebaliknya aroma parfum pengantin yang tercium jelas di tubuh telanjangnya tak luput dari jilatanku hingga mendarat di putting susunya. Satu lagi yang membuatku semakin bernafsu: Bercinta dengan wanita hamil. Salah satu sensasi seks yang aku idam idamkan. Mungkin akan kuceritakan aktifitas seksku dulu sewaktu Allena hamil.
Aneh tapi nyata, hingga 20 menit lebih kami bersenggama, penetrasi non-stop tapi belum juga keluar sekalipun ritmenya semakin cepat. Hingga akhirnya kuposisikan tubuhku tidur diatas Sofa dan Ocha menunggangi tubuhku dengan gaya Women On Top. Pantat dan pinggul Ocha berhasil meruntuhkan pertahananku. “Bleeeepppp… bleeeppp… aaahhh… saayaaaang… Don.. aku mau pipis… terus sayaaang…. Cepat…” teriak Ocha yang dengan lincahnya goyang ngebor diatas selangkanganku. Tangan Ocha semakin liar meremas remas payudaranya sambil badannya naik turun. Kubantu tangan Ocha dengan ikut meremas remas payudaranya, ku usap usap perut hamilnya, kubelai halus tubuhnya yang kini berkeringat. “Ahhhh…. Ahhhh… Ahhhhh… Donn.. pipissss… aaahhhhhhhhhhhh” teriakan panjang Ocha seperti disambar petir menggetarkan tubuh kami berdua yang dalam waktu bersamaan mencapai puncak kenikmatan. Orgasme yang sungguh sungguh nikmat. Sensasi hangat mengguyur Penisku yang masih tetap bersarang didalam Vagina Ocha.
(Bahasa Manado, translate ke bahasa Indonesia – red)
Ocha : “Puas sayang?”
Aku : “Iyo enak” (iya, enak)
Ocha : “Kita le puas, enak sekali sampe ta pipis” (Aku juga puas, enak sekali sampai pipis)
Aku : “Makase banyak Ocha, ngana kaweng deng Andreas mar baku nae deng kita” (Terima kasih Ocha, kamu menikah dengan Andreas tapi ngentotnya dengan aku)
Ocha : “Karena dari dulu kita suka pa ngana, kita sayang pa ngana Don” (Karena dari dulu aku suka kamu, aku sayang kamu Don)
Aku : “hahahaha asal asal jo ngana”. (Hahahaha, ngawur kamu)
Ocha : “Serius. Nanti ulang neh sebelum ngoni bale Manado” (Serius. Nanti diulangi ya sebelum kalian balik Manado)
Aku : “Kapan ?”
Ocha : “Sebantar amper siang kalu Andreas so bobo, kita mo beking tepar dulu padia baru baku nae ulang deng ngana”. (Nanti subuh kalau Andreas sudah tidur, aku bikin dia KO terus ngentot lagi dengan kamu)
Aku : “Pangge pa Valen kwa torang baku nae sama sama” (Ajak Valen dong kita ngentot bareng)
Ocha : “Oke, siap sayang…”
Aku : “Terima kasih Ocha” (kukecup perut hamilnya)
Ocha : Sama sama Don, I love u…