Petualangan Seks Selina Amoy Cantik ( Part 6 ) - Kumpulan Artikel Cerita Seks Terbaru

Update Terbaru

Kumpulan Artikel Cerita Seks Terbaru

Kumpulan Cerita Seks & Foto Bugil Terbaru

Selasa, 27 Oktober 2020

Petualangan Seks Selina Amoy Cantik ( Part 6 )


Saat aku baru selesai menutup pintu dan ingin berjalan ke lift, aku berpapasan dengan pamanku. Waduh, gawat kalau sampai pamanku memergoki bibiku yang sedang main gila dengan 2 OB itu. Aku pun memutar otak dengan cepat lalu bilang ke pamanku bahwa bibiku sedang istirahat dan minta ditakeaway saja. Aku bilang aku baru akan berangkat ke restoran dan kuajak pamanku untuk makan malam di restonya supaya dia tidak jadi ke unit condoku. Beruntung pamanku setuju karena baginya memang makan itu lebih enak kalau langsung dimakan saat baru selesai dimasak oleh kokinya.
Segera kutelpon supirku untuk menjemput di lobby condo. Tidak lama supirku pun tiba dan sekitar 25 menit kemudian kami sudah tiba di restoran Jepang favoritku yang lokasinya memang tidak terlalu jauh dari Condoku, hanya karena macet saja akibat jam pulang kantor membuat perjalanan cukup lama. Saat kami sedang melihat-lihat menu, HPku berdering, ternyata panggilan dari bibiku. Supaya pamanku tidak curiga aku pun beralasan ingin ke toilet, padahal aku hanya menjauh untuk mengangkat telp dari bibiku. Suara bibiku agak serak seperti habis karaoke, yang tentu saja aku tahu penyebabnya karena jeritan liarnya yang bercinta dengan 2 OB itu.

Aku pun bilang pada bibiku bahwa tadi aku menelepon karena ingin mengajaknya untuk makan malam. Aku belum berani bilang bahwa aku memergokinya tadi. Kujelaskan karena tidak diangkat-angkat jadi aku kira bibi sedang tidur dan aku berencana membungkus untuknya. Bibiku menjawab dengan berbohong, dia memang tidur tadi dan baru bangun sekarang. Setelah memberitahu menu yang dia inginkan, akhirnya telepon kuakhiri. Aku lalu kembali ke meja makan dimana pamanku sudah siap untuk order dan kami memanggil pelayan untuk memesan.

Sekitar 40 menitan bersantap masakan Jepang di restoran ini, kami pun pulang ke Condo. Bibiku yang kuperhatikan baru selesai mandi dari rambutnya yang masih agak basah sedang duduk sambil menonton acara TV. Kuserahkan makanan yang kubungkus ke bibiku. Aku segera menuju kamarku. Di kamar, kulepaskan pakaianku dan melangkah masuk ke kamar mandi.

Kubasuh tubuhku dengan air dari shower. Lalu aku mulai menyabuni tubuhku. Saat sedang membersihkan bagian payudaraku, aku teringat kembali dengan persetubuhan bibiku di kamar tamu condoku dengan 2 OB itu dan juga seks tadi pagi dengan Pak Eko di kamar mandiku ini. Tanpa terasa, libidoku mulai naik dengan cepat. Oh, nafsuku memang tinggi.. Kuremas buah dadaku yang penuh busa sabun dan kucubit pentilku yang makin mengeras. Tanganku yang satu kuarahkan ke vaginaku dan kuraba-raba. Lalu kugunakan semburan air dari mulut shower untuk menstimulasi putingku. Tanganku mulai menggesek-gesek bibir vaginaku. "nghhhh.. ngghh..",lenguhku akibat permainan tanganku sendiri.

Supaya lebih nyaman bermasturbasi, aku membaringkan tubuhku di bathtub yang belum kuisi air. Kumasukkan jari-jariku ke vaginaku dan mulai kokocok dengan tempo agak cepat. “Ngghhhh..”desahku nikmat. Jari-jariku pun kugunakan untuk memilin-milin kedua puting pink ku bergantian. Sekitar 15 menit akhirnya aku pun mencapai orgasmeku. “Aaahhhhhhhhh..”lenguhku dengan badan bergetar-getar. ‘crrttt..crrrttt..’ Cukup banyak cairan orgasmeku yang tumpah ke bathtub ini.

Setelah beristirahat sejenak setelah klimaks dengan tanganku sendiri, aku pun lanjut mandi lagi. Kubilas tubuhku dan kubersihkan vaginaku dari cairan sisa orgasmeku. Selesai mandi aku segera berganti dengan pakaian santai tapi sopan dan lengkap dengan bra, karena ada paman dan bibiku.

Aku pun bertemu paman dan bibiku yang sudah duduk santai di ruang tamu. Kutawarkan minuman chocolate ke mereka, yang diiyakan oleh mereka. Kami banyak berbincang di ruang tamu sambil menikmati chocolate hangat buatanku. Tidak terasa waktu berlalu karena kami asyik ngobrol, jam pun sudah menunjukkan angka 9 malam. Paman dan bibiku bilang mau tidur awal karena besok pagi mereka harus ke Kedubes untuk mengurus visa. Setelah mereka masuk kamar, tinggal aku sendiri di ruang tamu ini. Kulihat pesan masuk di whatsappku. Dari seorang pria, teman SMAku. Namanya Andrev Halim. Wajahnya tampan dengan model rambut pomade yang kalau tidak salah sebutannya Quiff dan juga ia tinggi, sekitar 175 cm serta badannya atletis karena memang dia pemain inti di tim basket sekolahku. Dia juga keturunan Chinese, hanya saja kedua orangtua nya Chinese Indonesia yang lahir di Kalimantan. Keluarganya termasuk konglomerat, ayahnya punya pabrik di Amerika dan sering bolak balik Indo - Amerika karena urusan bisnis. Andrev sendiri juga sering kesana saat libur sekolah untuk belajar mengurus bisnis keluarganya. Dia naksir padaku dan sempat mengajakku pacaran tapi kutolak dengan alasan belum siap untuk menjalin hubungan lagi. Dia mengerti dan setuju hubungan kami sebagai teman saja. Dia ingin mengajakku keluar besok jam 12 siang untuk makan dan nonton di bioskop. Aku yang memang besok sedang tidak ada janji pun menyetujui ajakannya. Setelah itu aku pun tidur.

Keesokan harinya aku bangun sekitar jam 9 pagi. Kulihat di ruang makan dekat dapur ada paman dan bibiku sudah berpakaian rapi sedang duduk dan sarapan roti gandum dengan kopi. Aku pun ikut duduk di meja makan bersama mereka. Setelah berbincang-bincang sejenak sambil menikmati sarapan, mereka pun bersiap untuk berangkat ke kedubes menggunakan sopirku yang memang sudah standby di Condo. Tidak lama mereka pun pergi.

Pagi itu kuhabiskan dengan menonton beberapa episode dari DraKor favoritku. Sesekali kusempatkan juga membalas group chat dari teman-temanku mengenai pilihan hotel kami untuk di Bali. Setelah itu aku pun selesai menonton, kulihat jam sudah pukul 11:07. Kuputuskan untuk mandi lalu berganti pakaian. Kukenakan dress hitam tanpa lengan yang agak transparan di bagian dada. Aku sudah siap sekitar jam 11:53. Kurang lebih 5 menit kemudian ada telepon masuk dari Andrev yang bilang sudah hampir tiba di Condoku. Segera aku pun memakai high heelsku, mengunci pintu Condoku dan turun ke lobby.

Saat aku keluar ke lobby, kulihat mobil Chevrolet Camaro hijau Andrev pun tiba di area jalan lobby Condoku. Segera aku masuk ke mobilnya yang disambut dengan Andrev sambil memujiku,”kamu cantik Sel.”. “makasih drev.”balasku sambil tersenyum manis. “mau makan dimana ni kita?”tanyanya. “um,terserah kamu aja Drev.”jawabku, jawaban favorit hampir semua wanita jika ditanya cowo,hehe. “ya uda kita makan di restoran Italy L**** di Senopati aja ya.” ajaknya. “boleh Drev. Enak pastanya.”timpalku.

Segera kami pun meluncur kesana. Setiba di restoran itu kami pun duduk di pojokan. Aku memesan Spaghettinya yang memang favoritku. Andrev memesan Lasagna. Kami pun berbincang-bincang sampai akhirnya makanan pesanan kami tiba. Setelah makan siang, Andrev mengajak pergi nonton di mall yang terletak di Jakarta Pusat. Film yang kami tonton adalah film drama romance. Ada beberapa adegan ciuman yang hot di film ini yang cukup membuat gairahku timbul. Sekitar 2 jam kemudian filmnya selesai.

Sambil kami berjalan ke parkiran mobil, Andrev mengajakku untuk mampir ke rumahnya di Menteng. Aku yang sudah biasa dan tahu maksud ajakan pria seperti ini pun mengiyakannya. Kurang lebih 30 menit kemudian kami pun tiba di tempatnya. Rumahnya sangat besar, walau rumahku sendiri juga besar, tapi rumah Andrev masih lebih besar. Gerbang rumahnya yang mewah dibuka dengan remote. Setelah memarkirkan mobilnya, Andrev pun mengajakku masuk ke rumahnya yang luas. Saking luasnya untuk ke pintu masuk dari parkiran mobilnya pun kami harus diantar salah 1 ART nya dengan kendaraan serupa mobil golf. Setelah masuk rumahnya, kami pun masuk ke kamarnya yang juga cukup jauh dari pintu depannya.

Setelah mengunci pintu, Andrev pun memelukku dan mencium bibirku. Aku yang memang sudah pernah seks dengan Andrev sebelumnya segera membalas ciumannya. Kupeluk lehernya dengan mesra sambil bercumbu. Lidah kami saling bersentuhan di dalam mulutku. Kurasakan tangan Andrev juga meremas payudaraku dengan lembut. Oh, gairahku dengan perlahan bangkit setelah tadi sempat naik saat nonton di bioskop. “mmhh..mmhh..”suara di mulut kami yang sedang ber french kiss.

Masih sambil bercumbu, aku mulai melepas kancing-kancing kemejanya satu per satu. Setelah terbuka semua Andrev pun melepas kemejanya, memperlihatkan tubuhnya yang kekar. Kulepas pagutanku di bibirnya sejenak untuk melepas dress hitamku. Kini penutup tubuhku hanya menyisakan bra dan CD hitam. “You are so beautiful Selina.”,ucap Andrev yang membuatku tersenyum.

Andrev lalu kembali memeluk dan menciumku dengan bernafsu, diangkatnya aku dan dibaringkannya aku di kasur nya yang empuk. Kembali ia menciumku sambil meremas buah dadaku dari luar BH hitamku. 5 menit kemudian, ciuman Andrev diarahkannya ke telinga dan lalu ke leherku. Dikecupnya dengan lembut leherku yang putih mulus, membuatku menggelinjang geli sekaligus nikmat. “ngghhh..drev..”,desahku. Pelan-pelan ciumannya mulai turun ke dadaku. Bagian pundakku juga dikecupnya. Lalu setelah tiba di dadaku, segera dibenamkannya kepalanya ke payudaraku yang masih tertutup bra. Diciuminya dengan lembut belahan dadaku yang mengintip dari BHku dengan mesra. “ohh..yes..terus drev..”,lenguhku menikmati ciumannya di dadaku. Uh, Andrev memang tahu bagaimana menaikkan gairahku dengan gentle.

Aku yang ingin rasa nikmat di dadaku bertambah, segera mengangkat sedikit tubuhku dan melepas kait bra hitamku sehingga buah dadaku yang putih dengan puting pinknya kini terlihat jelas. Andrev sejenak terpaku melihat keindahan dua gunung kembarku yang kencang dan putih ini, walaupun ia sudah pernah melihatnya saat bercinta denganku dulu. Andrev pun lalu segera melumat susuku. Dijilatinya kedua puting susuku bergantian dengan cepat. “ngghhh..enak drev..I like it..terus..”lenguhku. Pentilku yang sudah mengeras juga dihisapnya dengan kuat, membuat aku makin menggelinjang dan mengerang nikmat. Kuremas-remas rambutnya yang berpomade itu untuk melampiskan nikmat yang kudapat.

Puas dengan dadaku, Andrev kini menciumi perutku dengan lembut dan pelan-pelan turun ke area kewanitaanku. Ditariknya celana dalam hitamku hingga turun sampai pahaku. Lalu wajah Andrev pun menghampiri selangkanganku. Dipeganginya kedua pahaku sambil mulutnya mulai bermain di vaginaku. Dijilatinya bibir vaginaku dengan nafsu. “oohhh..drev.. felt so good..ohh..yeah.. ngghhh..”rintihku. Lidah Andrev juga memainkan clitorisku, memberikan rangsangan yang sangat kuat padaku. Aku juga meremas buah dadaku dan memainkan puting susuku dengan kedua tanganku. Sekitar 10 menit kemudian aku pun mendapatkan orgasme dari permainan lidah Andrev di vaginaku. “iyah..dikit lagi..drev..ahh.. ahh.. aahhhhhhhhh”, aku melenguh saat orgasme dengan tubuh yang berkelojotan.

Andrev pun bangkit dan segera melepaskan celana jeans dan CDnya sekaligus. Aku yang baru saja orgasme masih terbaring dengan nafas memburu di ranjangnya yang besar. Melihat Andrev yang mendekatiku dengan penisnya yang sudah setengah ereksi, akupun meraih penisnya yang kemerahan dan kujilati lalu kumasukkan ke mulutku. Kuhisap sambil kumaju mundurkan kepalaku, membuat Andrev meracau,”ohh..nice..Sel..iya gitu terus..”. Sambil kusepong, Andrev menjamah buah dadaku dengan kedua tangannya dari atas dan diremasnya dengan gemas. Dipelintir-pelintirnya juga kedua pentilku yang sudah mengacung, membuatku mendesah di sela seponganku pada penisnya. “mmpphhhh..mmppphhhh”,desahan tertahanku.

Lalu Andrev membaringkanku di ranjang dan dengan tangannya diarahkannya penisnya ke vaginaku yang sudah basah. Dengan dua kali hentakan, masuklah penisnya ke liang nikmatku. Mulai digenjotnya diriku dengan tempo cepat, membuat kedua payudaraku memantul-mantul. Andrev yang gemas melihatnya, melumat puting susuku yang kanan. “sshh…ohh..yes..oohh..”,racauku.

10 menitan di posisi misionaris ini, Andrev pun mengajakku ganti gaya. Kini Andrev berbaring dan aku pun menaiki batang kejantanan Andrev dengan posisi tubuhku membelakanginya. Di posisi ini aku yang ambil kendali dengan lebih aktif menggoyangkan pinggulku. “ahh..enak Sel.. memek kamu..ohh..so tight..ohh..”, ceracau Andrev yang keenakan karena jepitan vaginaku. Walaupun sudah sering ngeseks tapi vaginaku tetap kencang dan rapat karena aku rajin senam kegel dan squat. Saat asyik memacu tubuhku ini, kurasakan pentilku dimainkan kedua tangan Andrev dari belakang. Diperahnya kedua payudaraku dengan bernafsu. “ahh..ahh..enak Drev..I like it..nghhh”,desahku.

Akhirnya kurasakan vaginaku berkedut keras tanda orgasmeku sudah dekat. “aahhhhhhh.. Andrev.. I’m cumming..”, jeritku sambil mendongakkan kepalaku ke arah langit-langit kamar. Aku yang masih lemas kini terbaring ke tubuh Andrev yang bidang. Andrev yang mengerti keadaanku pun kini mengubah posisi kami menjadi berbaring menyamping, dengan tubuhku masih membelakangi Andrev. Lalu kaki kiriku agak diangkat dan ditusukkannya lagi penisnya yang keras ke liang vaginaku dari belakang.

Dengan gencar Andrev menyodokku sambil diremasnya susuku dengan tangan kirinya. “oohh..yes..ahh..ahh..”ceracaunya. Aku hanya bisa berbaring sambil digenjot karena masih cukup lelah akibat orgasmeku. Kurang dari 10 menit di posisi ini Andrev pun akhirnya orgasme sambil melenguh. Ia mencabut penisnya dari vaginaku dan diarahkannya ke pantatku. ‘crot..crot..crot’ spermanya yang hangat disemprot ke pantatku yang bulat. Andrev lalu terbaring di sampingku dengan terengah-engah. “Oh.. you.. are.. Amazing..Sel..hah..hah..” komentarnya dengan nafas putus-putus. Aku membalikkan badanku ke arahnya, tersenyum dan kutimpali, “yes..you too Drev..” Aku memang juga merasakan nikmat bercinta dengannya. Andrev memang salah 1 partner seksku dari sesama keturunan yang bisa dibilang terbaik dari segi teknik ML dan juga penisnya.

Aku dan Andrev yang kelelahan pun lalu tertidur di ranjangnya. Sekitar 25 menit tidur, tiba-tiba suara dering di HP Andrev membangunkan kami. Ternyata telepon dari mamanya yang mengajak Andrev dinner keluarga di salah 1 mall elit Jakarta Pusat. Andrev yang masih telanjang denganku berbincang beberapa menit dengan mamanya sebelum telepon diputus. Andrev pun bilang padaku bahwa dia akan pergi dinner dengan papa mamanya dan mengajakku untuk ikut. Aku yang memang tidak punya hubungan dengan Andrev pun tentu saja tidak enak untuk ikut. Dengan halus kutolak ajakan Andrev dengan beralasan aku ditunggu bibiku di Condo. Andrev pun mengerti dan mengajakku untuk mandi dengannya.

Kami pun masuk ke dalam kamar mandinya yang sangat luas dengan berlantai marmer yang sangat indah. Kami saling menyabuni tubuh masing-masing. Andrev sesekali juga dengan nakal mencubiti putingku dan membelai-belai bibir vaginaku. Uh, kurasakan vaginaku agak berkedut akibat gosokan tangan Andrev di tubuhku. Aku mulai horny sebenarnya saat Andrev selesai membilas tubuh kami dan mengambil handuk.

Jujur aku sebenarnya masih ingin bercinta dengan Andrev, tetapi acara mandi kami pun harus cepat berakhir karena memang Andrev agak buru-buru berhubung sudah ditunggu papa mamanya. Setelah kami selesai berpakaian, Andrev pun segera mengantarku pulang ke Condo.

Sesampainya kami di lobby Condoku, Andrev pun tersenyum sambil berucap, “Makasih ya Sel buat hari ini. I had a great time.”. Segera kutimpali dengan senyum manisku,”Me too Drev. Kapan-kapan lagi ya. Hehe.”. Andrev pun lalu pergi dari Condoku. Beginilah kencan berlanjut seks yang biasa kulakukan dengan teman priaku yang sesama keturunan.

Aku berjalan memasuki lobby Condoku sambil coba menelpon bibiku untuk mengajaknya dinner. Cukup lama kutelpon tapi tidak diangkat bibiku. Waduh, ngapain lagi ni bibiku. Lalu kuputuskan untuk menelp pamanku. Dan pamanku mengangkat sambil dijawabnya bahwa dia sekarang mau pergi makan malam sama teman-temannya. Lalu pamanku bilang mereka baru sekitar 40 menitan yang lalu keluar dari area condo setelah mengdrop bibiku yang memilih tidak ikut mereka dan mau di condo saja karena ingin berenang sambil santai. Hmm, baru 40 menitan harusnya bibiku masih berenang ni, simpulku dalam hati.

Aku pun berjalan menuju kolam renang Condoku dengan harapan menemukan bibiku disana. Aku celingak celinguk melihat ke arah kolam renang yang hampir tidak ada orang karena memang hari ini termasuk hari kerja dan sudah hampir malam sehingga penghuni condo yang berenang juga sangat jarang. Tidak kulihat bibiku dimanapun di area kolam renang. Hmm,mungkin sudah naik kali,pikirku dalam hati. Aku lalu mulai berjalan mengitari area kolam renang yang luas dengan arah ke lobby condo.

Saat itulah aku mendengar suara desahan walaupun tidak begitu jelas karena asal suaranya sepertinya agak jauh dari posisiku. Kucoba mencari arah dari suara itu dengan mendengarnya baik-baik. Sepertinya berasal dari ruangan mesin pompa kolam renang condoku yang memang terletak tidak jauh dari kolam. Posisi ruangan pompa itu paling sudut dan menempel dengan salah 1 tower Condo.

Semakin aku mendekati ruangan tersebut semakin kencang suara desahan yang terdengar. Gila juga ada yang nekat bercinta di area publik begini seperti kolam renang. Pintu ruangan ini tertutup rapat sehingga aku tidak bisa mengintip. Tapi kulihat ada jendela kaca di bagian samping bilik ruang pompa ini. Setelah kupastikan keadaan sekeliling tidak ada orang, aku pun pelan-pelan naik ke arah jendela dengan menggunakan kursi kolam di dekatku sebagai pijakan.

Aku terkaget-kaget melihat dua insan yang sedang bersetubuh sambil berdiri di dalam bilik ruang pompa yang luasnya mungkin sekitar 12 m2. Bibiku yang baju renangnya sudah dipelorotkan sampai perut hingga payudaranya terpampang itu sedang digenjot oleh seorang pria buncit berkulit hitam terbakar matahari. Bibiku yang bersandar pada tembok sedang digenjot pria itu dari depan sambil mulutnya mengenyot puting susu bibiku dengan ganas. Kalau dilihat dari rambut cepak si pria yang mulai beruban itu sepertinya usianya sudah diatas 50 tahun.

Erangan nikmat bibiku dan si pria itu terdengar sangat jelas. “aahhh..ahh..enak..terus..pak Agung..ahh..”lenguh bibiku sambil merem melek. “ohh.. iyahh ci.. bapak pompa..uh..terus.. memek cici.. nggh..” ceracau si pria tua yang ternyata bernama Agung. “ahh..nikmatin..pak..memek..saya..ahh..”, bibiku dengan liar menimpalinya.

Ahh, kurasakan vaginaku mulai becek akibat tontonan persetubuhan interracial di ruang pompa ini. Tanpa sadar tanganku mulai meremas dadaku dari luar dressku. Lalu tangan yang satunya memainkan vaginaku yang masih tertutup dress dan CDku.

Kulihat bibiku mengejang-ngejang sambil menjerit nikmat, “aaaahhhhhh…aku keluar lagi pak..”. Wah dari kata-katanya, bibiku sudah keluar lebih dari sekali ni bersama si pria ini. Pak Agung kini duduk di kursi panjang kayu di ruang pompa ini lalu ditariknya bibiku ke arahnya. Bibiku yang mengerti akan keinginan si pria itu lalu mulai menduduki batang kejantanannya. Setelah penisnya ditelan vagina bibiku, lalu ia mulai menggerakkan pinggulnya. Bibiku juga menyambut sodokannya dengan tumbukan. “ahh.. ahhh.. sodok terus.. pak Agung..ahh..”, desah bibiku. “uhh..asoy..",gumam Pak Agung. Kembali mereka berpacu dalam birahi diiringi erangan nikmat.

Kini tanganku sudah kumasukkan dari bawah rok dressku dan kubelai vaginaku menggunakan jariku yang menyusup dari samping CDku. Tanganku yang satunya juga tetap memerah buah dadaku. “mmpphhh…mmpphhhh”,kucoba meredam desahanku dengan menggigit bibir.

Sedang asyik-asyiknya aku masturb sambil menonton liveshow bibiku dan Pak Agung, aku dikagetkan oleh remasan di pantatku. Beruntung aku tidak menjerit, jika tidak bisa saja terdengar oleh bibiku dan Pak Agung di dalam. Kutoleh ke belakang yang ternyata adalah seorang OB Condoku. Orangnya kurus berkulit coklat gelap dengan rambut pendek. Tubuhnya lebih pendek dariku, hanya sebahuku saja. Dari perawakannya, usianya paling baru kisaran 25 tahun. Aku pun turun dari kursi dan dengan kesal kuhardik dia tapi dengan suara yang tidak terlalu keras,”mas jangan kurang ajar ya! mau saya laporin ke manajemen??”. “eh jangan marah dulu non cantik. Saya lihat non lagi onani sambil nontonin mereka ngewe ya. Emang enak ya pake tangan sendiri non?”ujarnya sekaligus bertanya. Deg! Aku terdiam mendengar ucapannya.

Aku memang jelas kepergok sedang memainkan tubuhku dengan tanganku sendiri saat menonton adegan seks di dalam ruang pompa. “non sange kan? Daripada pake tangan non, mending mas aja yang puasin non.”sambungnya lagi, melihatku yang sudah terpojok. Lalu sambil kami berjalan menjauhi ruang pompa, aku menjawab,”eh, anu, bukan gitu mas.” Jawabanku yang gugup itu makin membuatnya mengejekku, “bukan gitu gimana non. Ada kali 5 menitan saya liatin non onani sampe saya rekam pake HP juga.” Dengan muka senang dia menunjukkan layar HPnya yang memang terlihat jelas itu aku yang sedang masturb. Lalu dengan kurang ajar tangan mas OB itu menyibak rok dressku dan dimasukkannya jarinya ke bibir vaginaku. “ini memek non basah gini masih aja ngeles.”sambungnya sambil memamerkan jari-jarinya yang agak basah oleh cairan vaginaku. "non ini uda ketangkap basah.. eh memeknya non juga basah. hahaha.", ujarnya sambil tertawa mesum.

Aku hanya bisa mundur dan melotot kesal padanya. Tapi di satu sisi juga birahiku yang tadi nanggung saat mandi dengan Andrev terus memuncak menuntut pemuasan. Melihatku yang hanya diam membuatnya makin berani. “nah non sekarang pilih deh. Mau saya kasitau mereka di bilik itu kalo non onani sambil nontonin mereka ngewe. Ato non ikut saya sebentar buat ena-ena sampe crot. inget non, saya punya bukti video loh. hehe.”tanyanya dengan seringai mesum. Sungguh kurang ajar kata-kata si OB ini kepadaku yang seorang gadis penghuni condo mewah ini. “umm, jangan gini mas.”balasku dengan muka yang sudah panik. “ya uda non, saya bilangin deh ke mereka.”ucapnya sambil mulai berjalan ke bilik. Duh, gawat kalo sampe bibiku dan Pak Agung tahu aku mengintip mereka sambil masturb. Mau ditaruh dimana mukaku. Setelah kutimbang-timbang lebih baik aku layani si OB ini saja daripada tambah runyam nanti.

Segera kupegang tangan si mas OB ini dan berucap,”eh eh jangan mas. Saya ikut mas aja.” Ia pun terkekeh sambil bilang,”sip, gitu dong non. Lagian non juga kan nanggung tadi belum crot.” Tangannya ditusukkannya ke vaginaku dari luar dressku dan dimain-mainkannya beberapa detik. “ngghhh..mas..”rintihku pelan. “nah bener kan masih sange non nya. haha.”ejeknya melihatku yang keenakan. “Ayo sini non ikut saya. Kita tuntasin nafsu non.”ajaknya sambil dengan kurang ajarnya mencolek dadaku.

Aku yang sudah tidak berdaya pun hanya bisa berjalan mengikutinya seperti pengikutnya. Aku berjalan di belakangnya dengan menjaga jarak supaya tidak dicurigai orang-orang. Ternyata ia membawaku ke bagian belakang dari Condoku yang berfungsi sebagai gudang dan ruangan generator listrik.

Kami pun tiba di sebuah ruang gudang yang isinya banyak alat-alat maintenance condo serta ada sapu, pel dan berbagai alat kebersihan. Gudang ini cukup luas sehingga dengan barang-barang sebanyak ini juga tidak sampai sesak. Ia menuntunku sampai ujung gudang ini yang lumayan tertutup oleh barang-barang. Sambil berjalan ia bertanya,”non cantik namanya siapa ni?”. “Selina mas.”,jawabku singkat. “Salam kenal non Selina. Saya Udin. Hehe.”ucapnya memperkenalkan diri.

Kami lalu sampai di ujung gudang dimana ada kasur lipat yang sudah kusam di pojok. “Nah ni kasur lipet dulu dibuang penghuni sini karena ada robek. Padahal masih lumayan, ya udah kami ambil buat alas tidur. Hehe. Sekarang berguna buat kita ngentot non. Haha.”ucapnya sambil mulai melepas seragam OBnya. Aku hanya berdiri saja tidak menjawabnya. “eh non, koq malah matung. bugil non. apa mau gua robekin gaunnya non?”ancamnya. Aku pun mulai menanggalkan penutup tubuhku satu per satu hingga aku sudah telanjang bulat di hadapan OB mesum ini.

Dengan mata melotot mas Udin mengitari tubuh polosku sambil memuji, “wah body non bagus banget, langsing, teteknya montok kenceng gini.”sambil meremas buah dadaku. “widihh pentil non bisa warnanya kek gini. mantep emang amoy.” sambungnya kali ini sambil mengusap puting pinkku dengan jari telunjuknya. “ni beneran asli non warnanya merah muda?”, tanyanya penasaran. “iya mas..nghh..”,jawabku agak mendesah karena dirangsang di putingku. Lalu diciuminya rambutku sambil berucap,”mmm, harum rambut non..”. “kalo rambut memek non harum juga gak ya? mas cek ya.”,ujarnya dan lalu berlutut dan menciumi area kewanitaanku yang ditumbuhi bulu agak lebat. “wah harum juga.. mantap non.. rajin dikeramas juga ya jembutnya? Haha.”,ejeknya. Aku tidak menjawabnya. Udin pun bangkit dan menciumku dengan mulutnya yang bau rokok. Aku hanya pasif saja diciuminya. “mmmh..mmhh”,suara percumbuan bibir kami.

Lalu setelah 5 menit berciuman, ia rebahkan aku di kasur lipat yang agak kotor ini. Dengan kasar ia lumat buah dadaku sambil tangan satunya mencubiti puting susuku, membuatku kesakitan. “nnghhh..mas..jangan kasar-kasar dong..”,racauku. “hehe, maklum non baru kali ini dapat amoy secakep non. Biasa mainnya sama tante-tante.”ucapnya sambil cengengesan. Wah, membuatku bertanya-tanya dalam hati, mas Udin pernah main sama siapa aja di condo ini. Mas Udin terus memainkan puting dan buah dadaku kiri dan kanan bergantian dengan jari dan tangannya. Cukup lama, mungkin ada 10 menit ia mainkan dadaku. “ssshhhh…ngghhh..”, Aku hanya merintih sambil menutup mataku. “hehe, uda sange lagi kan lu amoy cantik?”,ejeknya sambil terkekeh. “ngg..gak pak..”,jawabku sambil berusaha menahan desahanku. “halah, masih pura-pura aja lu. Ni pentil dah tegak gini.”,bantahnya sambil ditariknya puting susuku,membuatku agak terpekik. “iya iya mas.. Selina uda sange.. jangan kuat gitu nariknya..sakit..”,ucapku. “ya uda jadi maunya diginiin moy?”,timpal si OB sambil memilin pentilku dengan pelan. “sshhh..iya mas kayak gitu aja..ahh..enak..”,jawabku jujur meresapi kenikmatan permainan jarinya di putingku.

Setelah itu mas Udin pun mulai mendekati vaginaku yang sudah cukup basah. “hehe, ni rambut memek lu lebat amat moy. demen gua”ujarnya sambil membelai rambut kemaluanku. “wah dah basah banget. Mas sedot ya..”gumamnya dan langsung mulai menjilati organ kewanitaanku. Oh, nikmatnya saat lidahnya menyapu bibir vaginaku. “Oohhh..mas..”rintihku. “hehe, lebih enak kan moy daripada pake jari lu.”ejeknya melihatku yang menggelinjang. Aku hanya diam saja tidak merespon ucapannya yang menghinaku itu. “heh jawab dong moy kalo ditanya!”hardiknya sambil disentilnya pentilku yang sudah keras. “aduh, iyahh..enakan pake mulut mas Udin.. daripada jari Selina..”jawabku segera. Kembali dilanjutkannya permainan lidahnya di vaginaku, membuatku mendesah “sshhh..enak mas..”. Sesekali juga clitorisku disentil oleh lidahnya, makin membuatku mengejang nikmat. Rangsangan dari lidah mas Udin membuatku mulai merasa akan segera orgasme. Tapi tepat saat aku akan orgasme, tiba-tiba mas Udin menghentikan jilatan lidahnya di liang kemaluanku. “Loh..mas..”protesku sambil menatapnya dengan sayu. “Dah cukup gua servis memek non. Gantian sekarang non yang servis kontol mas.”ucapnya dengan santai. Tahu aku yang masih nanggung akibat orgasme yang ditunda, mas Udin kembali berujar,”Kalo non mau cepet dientot non harus emut kontol saya yang enak.”.

Aku yang memang kepalang tanggung sudah ingin melanjutkan kenikmatan ke puncak orgasme yang tertunda ini, segera berlutut di antara dua pahanya. Kupegang kontolnya yang bersunat, panjangnya masih kalah dengan 4 penis pria pribumi sebelum si mas OB ini tapi diameternya lebih lebar sedikit dan berurat. Dengan cepat kukocok kontolnya sambil kujilati semua bagian penisnya, dari testis hingga ke kepala penisnya semua tidak ada yang luput. Setelah penisnya basah semua akibat jilatanku, aku pun mengulum penisnya seperti lolipop. Mmm, mulutku terasa penuh oleh penis mas Udin yang lebar ini. “Uhhhh.. anjrit sepongan lu hebat moy.. dah sering pasti ni nyepong kontol..”gumamnya yang tidak kupedulikan.



Aku yang sudah ingin digenjot terus memblowjob nya hingga akhirnya mas Udin pun memintaku berhenti. “Uh, oke non, karena non udah kasi servis mulut yang mantul, sekarang mas Udin bakal bikin non puas!”ucapnya sambil mengarahkanku untuk menungging. Aku yang memang sudah gatal untuk disetubuhi ini langsung menungging, siap menerima sodokan penisnya.



Melihat pantatku yang putih mulus sedang menungging ke arahnya membuat mas Udin berdecak kagum, “Gile ni pantat.. ga da obat.. montok kenceng putih gini..”. Ditepuk dan diremasnya pantatku dengan gemas. Lalu sambil dipegangnya pantatku, mas Udin mulai mendorong penisnya memasuki liang vaginaku dari belakang. Vaginaku yang sudah basah oleh cairan cintaku mempermudah masuknya penis mas Udin. “ughh..memek amoy..mantap..”ceracau mas Udin menikmati sempitnya liang vaginaku. Ditariknya tangan kiriku ke arahnya lalu segera digerakkannya pinggulnya maju mundur memompaku dari belakang, membuat kedua buah dadaku berayun-ayun. “ngghhh..ahh.ahh..”desahanku dan mas Udin saling bersahutan di ruangan gudang ini. Mas Udin meremas-remas pantatku yang putih mulus sambil terus menyodokkan kontolnya ke memekku.



Betapa kontras persetubuhan ini. Aku yang seorang gadis keturunan yang anak orang kaya, penghuni condo mewah ini, yang bisa disebut sebagai majikan mas Udin karena kami yang membayar maintenance fee ke manajemen yang tentu juga digunakan untuk menggaji karyawan condo seperti mas Udin ini, sedang digenjot oleh seorang mas-mas OB di gudang condoku. Dan gilanya aku yang sudah dikuasai nafsu birahi, dengan penuh penyerahan meladeni Mas Udin yang sedang menggenjotku. Tidak kupedulikan lagi perbedaan status diantara kami dan hanya berpacu mengejar orgasmeku saja.

Aku ikut menggerakkan pinggulku berlawanan dengan sodokan penisnya, sehingga menambah sensasi nikmatku. “ughh..terus non..ah..enak memek lu..”ceracau mas Udin. Tidak hanya itu, aku juga meraih tangan kanan mas Udin yang memegang pantatku dan kuarahkan ke buah dadaku, mas Udin tanpa perlu diperintah segera meremas-remas kedua susuku. Dipilinnya juga kedua pentilku yang keras dan sesekali dicubitnya juga. “Ahh ahh..kontol mas enak… nghh.. entot terus..memekku mas!”, lenguhku dengan liar. “ohh..ok moy..sedap..uh..memek lu.. peret banget!”,gumam mas Udin. Erangan nikmat dan desahan kami berdua yang sudah dimabuk birahi tidak terkontrol dan cukup keras.

Tanpa kami sadari, pintu gudang dibuka dan ada seseorang yang berjalan mendekati kami..

~ Bersambung ~